javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Selasa, 14 Juni 2011

Tol seksi I diminta segera diteliti tim penguji kelaikan

SEMARANG: DPRD Jateng meminta pengelola tol Semarang-Solo menurunkan tim penguji kelaikan untuk tol Semarang-Solo seksi I (Semarang-Ungaran), guna memastikan tol sepanjang 11,1 km itu bisa dioperasikan menjelang Lebaran.

Wakil Ketua Komisi D (Bidang pembangunan dan infrastruktur) DPRD Jateng Sasmito mengatakan pengerjaan tol seksi I telah rampung, termasuk perbaikan di ruas Gedawang-Susukan km STA 5+500 hingga 5+750 yang retak dan ambles beberapa waktu lalu.

Menurut dia, tim penguji dari Kementerian Pekerjaan Umum setidaknya harus sudah menyelesaikan penelitian pada akhir Juni ini, sehingga tol dapat digunakan saat arus mudik mulai padat menjelang Lebaran yang jatuh pada akhir Agustus mendatang.

“PT Trans Marga Jateng (TMJ), konsorsium pengelola tol Semarang-Solo harus sudah mengajukan ke Pemerintah Pusat agar menurunkan tim untuk melakukan uji kelayakan, sehingga menjelang Lebaran, tol seksi I bisa digunakan,” ujarnya, kemarin.

Persiapan Tes Kerataan dan Kekesatan Jalan (IRI) oleh PU Bina Marga

Pengujian itu, lanjutnya, di antaranya menyangkut kelaikan konstruksi, sehingga ada jaminan bagi pengguna jalan bahwa tol benar-benar aman digunakan.

“Sebagai contoh, jembatan di km 5 yang panjangnya 200 m, kalau dilewati truk tronton kanan kiri, kekuatannya ini harus tiga kali lipat. Jalan tol ini kan jalan komersial, jadi harus ada kepastian bahwa itu tidak menimbulkan rasa kekhawatiran pada pengguna jalan,” tuturnya.

Selain meminta TMJ, Sasmito mengatakan pihaknya secara kelembagaan juga akan berkoordinasi dengan Kementerian PU, untuk menanyakan kapan pengujian bisa dilakukan secepatnya.

Pengujian yang membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga bulan, seharusnya bisa dipersingkat, mengingat sebelumnya PT Jasa Marga yang tergabung dalam konsorsium telah mengundang tim dari Kementerian PU untuk menilai kelaikan konstruksi.

“Jadi, sebetulnya tim penguji sudah jalan. Tapi karena masih ada hal yang prinsip, seperti pengeprasan di km 5, tim harus turun tangan lagi. Menyangkut rembesan air di km 5, itu harus diteliti lagi,” ujarnya.

Namun di sisi lain, DPRD juga juga meminta agar TMJ mempersiapkan prasarana sebaik mungkin agar uji kelayakan menunjukkan hasil yang diharapkan. Prasarana tersebut misalnya menyangkut rumah sakit rujukan, asuransi, alat berat dan alat pemadam kebakaran, untuk mengantisipasi kecelakaan di jalan tol.

Komisi D kini sedang mendesak Pemprov Jateng agar menyiapkan skenario kedua sebagai alternatif jika hasil pengujian ternyata menunjukkan tol seksi I belum laik, misalnya membuat jalur khusus untuk sepeda motor sepanjang jalan nasional Bawen-Semarang dengan menggunakan dana APBN, mengingat ruas jalan itu sudah cukup padat dan riskan bagi pengendara.

“Selama ini jalur Bawen-Semarang dua arah dan empat lajur. Padahal itu riskan sekali. Begitu ada mobil berhenti sementara menepi, semua akan ikut macet. Kami lihat juga sepeda motor melaju di lajur tengah, kanan dan kiri. Ini sangat berbahaya,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, Pemprov diminta secepatnya menyediakan jalur sepeda motor, seperti di jalur Rembang-Surabaya.

Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto sebelumnya hanya menargetkan perbaikan tol seksi I yang rusak selesai sebelum lebaran, tanpa menyebut tol siap dioperasikan saat Lebaran.

Djoko juga pesimistis pengoperasin tol Semarang-Ungaran dapat mengurangi kemacetan di jalur tersebut, mengingat pintu keluar tol di Ungaran masih melewati perkampungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar