Proyek Tol Semarang-Solo
BOYOLALI- Warga di wilayah Kecamatan Banyudono berharap proyek tol Semarang- Solo disosialisasikan secepatnya. Hal itu untuk menjamin kepastian dan menjawab pertanyaan masyarakat. ''Ini kan sudah lama, tetapi kok tidak ada sosialisasi tentang proses ganti rugi ?'' ujar Eko (37), salah satu warga Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono.
Meskipun tidak memiliki tanah yang akan terkena proyek, namun dia mengaku memiliki kepentingan terkait proyek tersebut. Pasalnya, dia menjadi petani penggarap dua petak sawah yang diperkirakan bakal dilalui tol Semarang- Solo. Dasarnya, pathok utama di tengah sawah yang diyakini sebagai titik pertemuan tol Semarang- Solo dan Solo- Ngawi.
''Ada pathoknya di tengah sawah, padahal, sawah yang saya garap berada tak jauh dari pathok tersebut.''
Senada, Giman (54), warga Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono juga mengaku resah. ''Belum ada kepastian dimana titik- titik yang akan dilalui tol tersebut. Bahkan, ada kesimpangsiuran masyarakat, katanya ada tiga alternatif jalan tol itu. Itupun letaknya juga belum dipahami masyarakat. Mbok ya secepatnya ada sosialisasi.''
Kades Denggungan, Kecamatan Banyudono, Junaedi mengakui, hingga kini belum ada sosialisasi terkait rencana proyek tol Semarang Solo. Saat ini baru ada sosialisasi dari Pemkab Boyolali kepada para camat dan kepala desa yang wilayahnya dilalui tol Semarang- Solo tersebut.
''Untuk Banyudono, ada empat desa yang dilalui tol yaitu, Denggungan, Bangak Tompen, Trayu dan Tanjungsari.''
Jadwal
Dijelaskan, saat ini pihaknya baru menerima jadwal sosilisasi atau pemberitahuan tentang rencana pemasangan pathok batas jalan tol. Lebar bidang tanah yang akan terkena proyek tol sekitar 70 m. Tujuan sosialiasi adalah agar warga mengetahui dan tidak menaruh curiga kepada petugas yang memasang pathok nantinya.
''Nanti juga akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, pemilik tanah yang akan dilakui tol itu.''Sebelumnya, sudah ada petugas yang melakukan pengecekan struktur tanah dengan cara meledakkan dinamit di sejumlah titik tertentu.
''Desa Denggungan sangat spesifik karena menjadi titik pertemuan tol Semarang- Solo dan Ngawi- Solo. Dulu saat tol Ngawi- Solo, tak hanya dilakukanpeledakan dinamit, namun juga pengeboran tanah.''
Terpisah, Asisten 1 Setda M Syawaludin meminta masyarakat tetap tenang. Sebelum proes ganti rugi, nanti akan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu. Masyarakat juga akan diajak rembugan atau musyawarah guna menentukan besaran ganti rugi. (G10-50)
BOYOLALI- Warga di wilayah Kecamatan Banyudono berharap proyek tol Semarang- Solo disosialisasikan secepatnya. Hal itu untuk menjamin kepastian dan menjawab pertanyaan masyarakat. ''Ini kan sudah lama, tetapi kok tidak ada sosialisasi tentang proses ganti rugi ?'' ujar Eko (37), salah satu warga Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono.
Meskipun tidak memiliki tanah yang akan terkena proyek, namun dia mengaku memiliki kepentingan terkait proyek tersebut. Pasalnya, dia menjadi petani penggarap dua petak sawah yang diperkirakan bakal dilalui tol Semarang- Solo. Dasarnya, pathok utama di tengah sawah yang diyakini sebagai titik pertemuan tol Semarang- Solo dan Solo- Ngawi.
''Ada pathoknya di tengah sawah, padahal, sawah yang saya garap berada tak jauh dari pathok tersebut.''
Senada, Giman (54), warga Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono juga mengaku resah. ''Belum ada kepastian dimana titik- titik yang akan dilalui tol tersebut. Bahkan, ada kesimpangsiuran masyarakat, katanya ada tiga alternatif jalan tol itu. Itupun letaknya juga belum dipahami masyarakat. Mbok ya secepatnya ada sosialisasi.''
Kades Denggungan, Kecamatan Banyudono, Junaedi mengakui, hingga kini belum ada sosialisasi terkait rencana proyek tol Semarang Solo. Saat ini baru ada sosialisasi dari Pemkab Boyolali kepada para camat dan kepala desa yang wilayahnya dilalui tol Semarang- Solo tersebut.
''Untuk Banyudono, ada empat desa yang dilalui tol yaitu, Denggungan, Bangak Tompen, Trayu dan Tanjungsari.''
Jadwal
Dijelaskan, saat ini pihaknya baru menerima jadwal sosilisasi atau pemberitahuan tentang rencana pemasangan pathok batas jalan tol. Lebar bidang tanah yang akan terkena proyek tol sekitar 70 m. Tujuan sosialiasi adalah agar warga mengetahui dan tidak menaruh curiga kepada petugas yang memasang pathok nantinya.
''Nanti juga akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, pemilik tanah yang akan dilakui tol itu.''Sebelumnya, sudah ada petugas yang melakukan pengecekan struktur tanah dengan cara meledakkan dinamit di sejumlah titik tertentu.
''Desa Denggungan sangat spesifik karena menjadi titik pertemuan tol Semarang- Solo dan Ngawi- Solo. Dulu saat tol Ngawi- Solo, tak hanya dilakukanpeledakan dinamit, namun juga pengeboran tanah.''
Terpisah, Asisten 1 Setda M Syawaludin meminta masyarakat tetap tenang. Sebelum proes ganti rugi, nanti akan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu. Masyarakat juga akan diajak rembugan atau musyawarah guna menentukan besaran ganti rugi. (G10-50)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar