JAKARTA: Badan Pengatur Jalan Tol menyatakan penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol ruas Semarang-Solo akan dilaksanakan pekan ini, dengan klausul khusus yang akan diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Klausul tersebut, menurut Kepala BPJT Achmad Gani Gazaly berupa pernyataan yang menyebutkan kepastian pemberian dukungan dana sebesar Rp1,9 triliun untuk kebutuhan pembangunan konstruksi di ruas sepanjang 75,88 kilometer tersebut, akan ditetapkan setelah amandemen diteken.
Keputusan akan sumber dana itu, menurut Gani masih menunggu hasil kesepakatan antara Kementerian BUMN, Kementerian Pekerjaan Umum dan juga pemegang konsesi PT Jasa Marga Tbk.
“Kita tandatangani dulu, tapi didalamnya ada klausul khusus kalau penyelesaian mengenai pemberian dukungan akan dilaksanakan menyusul setelah amandemen diteken. Tujuannya agar prosesnya bisa cepat,” ujarnya di Jakarta hari ini.
Tujuan percepatan penandatanganan, katanya, agar proses kelanjutan ruas tol itu bisa disegerakan. Apalagi, lanjutnya, pelaksanaan pembebasan tanah juga diperkirakan akan memakan waktu maksimal satu tahun, sehingga sebelum masa waktu berakhir diharapkan keputusan sumber dana tersebut sudah dapat dipastikan.
Sementara itu, untuk penandatanganan ruas tol Batang-Semarang menurutnya diharapkan akan dilaksanakan pada akhir kuartal I/2012. Jika tidak, maka BPJT akan melaporkan pada Menteri Pekerjaan Umum untuk memutuskan kelanjutan proyek tersebut.
Menurutnya, BPJT akan bertindak lebih tegas untuk memastikan kelanjutan tol tersebut pada badan usaha jalan tol sebagai pemegang konsesi. Artinya, opsi penyelesaian bisa saja memutus konsesi atau juga mendesak BUJT untuk segera mempercepat konflik internal pemegang sahamnya.
“Kami harap tidak ada perpanjangan waktu penyelesaian lagi, karena sudah masuk dalam kuartal I/2012 dan mendekati target rencana proyek. Mudah-mudahan sudah ada kepastian secepatnya,” tambahnya.
Sanggupi dana
Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Adityawarman mengatakan perusahaan siap mendanai kebutuhan investasi konstruksi tersebut, menyusul adanya wacana kebutuhan anggaran Rp1,9 triliun bakal dilimpahkan pada pemegang konsesi dengan imbalan pemberian konsesi untuk dua hingga ruas baru pada perusahaan BUMN tersebut.
Menurut Adityawarman pembiayaan akan dikucurkan secara berkala pada capex 2013 hingga 2014. Angka pembagiannya, katanya, masih belum ditetapkan karena masih menunggu keputusan Kementerian BUMN dan juga perhitungan kebutuhan pembebasan tanah pertahunnya.
“Rencananya memang akan dibiayai oleh kami sebagai pemegang konsesi, sesuai instruksi. Tetapi ini masih akan dibahas lebih detail. Kita masih menunggu hasilnya,” ujarnya.
Dalam perkembangan lain, Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto mengatakan berdasarkan rencana umum jaringan jalan tol nasional, saat ini dari total target jalan terbangun sepanjang 5.380 kilometer, baru sepanjang 774 kilometer jalan yang terealisasi.
Rinciannya, katanya, di pulau Sumatera sepanjang 43 kilometer, pulau Jawa 714 kilometer, Kalimantan dan Bali masing-masing 0%, dan di Sulawesi mencapai 17 kilometer.
Dia mengatakan secara umum target pembangunan tol justru paling banyak diharapkan terealisasi di pulau Sumatera. Dimana dari total 5.380 kilometer, sepanjang 2.848 kilometer ditargetkan dibangun di pulau tersebut.
Sementara itu, di pulau Jawa mencapai 2.374 kilometer, Kalimantan 84 kilometer dan di Bali 10 kilometer. “Untuk tahap awal kita memang prioritaskan untuk kawasan Pulau Jawa, karena dari skala prioritas kementerian, sebanyak 299 kilometer masuk di zona Jawa,” ujarnya. (sut)
Klausul tersebut, menurut Kepala BPJT Achmad Gani Gazaly berupa pernyataan yang menyebutkan kepastian pemberian dukungan dana sebesar Rp1,9 triliun untuk kebutuhan pembangunan konstruksi di ruas sepanjang 75,88 kilometer tersebut, akan ditetapkan setelah amandemen diteken.
Keputusan akan sumber dana itu, menurut Gani masih menunggu hasil kesepakatan antara Kementerian BUMN, Kementerian Pekerjaan Umum dan juga pemegang konsesi PT Jasa Marga Tbk.
“Kita tandatangani dulu, tapi didalamnya ada klausul khusus kalau penyelesaian mengenai pemberian dukungan akan dilaksanakan menyusul setelah amandemen diteken. Tujuannya agar prosesnya bisa cepat,” ujarnya di Jakarta hari ini.
Tujuan percepatan penandatanganan, katanya, agar proses kelanjutan ruas tol itu bisa disegerakan. Apalagi, lanjutnya, pelaksanaan pembebasan tanah juga diperkirakan akan memakan waktu maksimal satu tahun, sehingga sebelum masa waktu berakhir diharapkan keputusan sumber dana tersebut sudah dapat dipastikan.
Sementara itu, untuk penandatanganan ruas tol Batang-Semarang menurutnya diharapkan akan dilaksanakan pada akhir kuartal I/2012. Jika tidak, maka BPJT akan melaporkan pada Menteri Pekerjaan Umum untuk memutuskan kelanjutan proyek tersebut.
Menurutnya, BPJT akan bertindak lebih tegas untuk memastikan kelanjutan tol tersebut pada badan usaha jalan tol sebagai pemegang konsesi. Artinya, opsi penyelesaian bisa saja memutus konsesi atau juga mendesak BUJT untuk segera mempercepat konflik internal pemegang sahamnya.
“Kami harap tidak ada perpanjangan waktu penyelesaian lagi, karena sudah masuk dalam kuartal I/2012 dan mendekati target rencana proyek. Mudah-mudahan sudah ada kepastian secepatnya,” tambahnya.
Sanggupi dana
Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Adityawarman mengatakan perusahaan siap mendanai kebutuhan investasi konstruksi tersebut, menyusul adanya wacana kebutuhan anggaran Rp1,9 triliun bakal dilimpahkan pada pemegang konsesi dengan imbalan pemberian konsesi untuk dua hingga ruas baru pada perusahaan BUMN tersebut.
Menurut Adityawarman pembiayaan akan dikucurkan secara berkala pada capex 2013 hingga 2014. Angka pembagiannya, katanya, masih belum ditetapkan karena masih menunggu keputusan Kementerian BUMN dan juga perhitungan kebutuhan pembebasan tanah pertahunnya.
“Rencananya memang akan dibiayai oleh kami sebagai pemegang konsesi, sesuai instruksi. Tetapi ini masih akan dibahas lebih detail. Kita masih menunggu hasilnya,” ujarnya.
Dalam perkembangan lain, Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto mengatakan berdasarkan rencana umum jaringan jalan tol nasional, saat ini dari total target jalan terbangun sepanjang 5.380 kilometer, baru sepanjang 774 kilometer jalan yang terealisasi.
Rinciannya, katanya, di pulau Sumatera sepanjang 43 kilometer, pulau Jawa 714 kilometer, Kalimantan dan Bali masing-masing 0%, dan di Sulawesi mencapai 17 kilometer.
Dia mengatakan secara umum target pembangunan tol justru paling banyak diharapkan terealisasi di pulau Sumatera. Dimana dari total 5.380 kilometer, sepanjang 2.848 kilometer ditargetkan dibangun di pulau tersebut.
Sementara itu, di pulau Jawa mencapai 2.374 kilometer, Kalimantan 84 kilometer dan di Bali 10 kilometer. “Untuk tahap awal kita memang prioritaskan untuk kawasan Pulau Jawa, karena dari skala prioritas kementerian, sebanyak 299 kilometer masuk di zona Jawa,” ujarnya. (sut)
sumber : bisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar