JAKARTA – Pemerintah menargetkan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada ruas Semarang- Solo akan dilaksanakan pekan ini dengan klausul khusus yang akan diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Klausul tersebut terkait dengan dukungan pendanaan dari pemerintah. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Achmad Gani Gazaly mengatakan klausul tersebut berupa pernyataan yang menyebutkan kepastian pemberian dukungan dana sebesar Rp1,9 triliun untuk kebutuhan pembangunan konstruksi di ruas sepanjang 75,88 kilometer (km). Klausul itu akan ditetapkan setelah amendemen ditandatangani.
Keputusan sumber dana itu, menurut Gani,masih menunggu hasil kesepakatan antara Kementerian BUMN,Kementerian PU dan juga pemegang konsesi yakni PT Jasa Marga Tbk. “Kita tanda tangani dulu,tapi di dalamnya ada klausul khusus kalau penyelesaian mengenai pemberian dukungan akan dilaksanakan menyusul setelah amendemen diteken. Tujuannya agar prosesnya bisa cepat,” kata Gani di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, tujuan percepatan penandatanganan ini agar proses kelanjutan ruas tol itu bisa disegerakan. Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Adityawarman mengatakan, perseroan siap mendanai kebutuhan investasi konstruksi tersebut,menyusul adanya wacana kebutuhan anggaran Rp1,9 triliun bakal dilimpahkan pada pemegang konsesi dengan imbalan pemberian konsesi untuk dua hingga ruas baru pada perusahaan BUMN tersebut.
Menurut Adit, pembiayaan akan dikucurkan secara berkala pada belanja modal (capital expenditure/capex) 2013 hingga 2014.Angka pembagiannya masih belum ditetapkan karena menunggu keputusan Kementerian BUMN dan perhitungan kebutuhan pembebasan tanah per tahun. Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PU Djoko Murjanto mengatakan bahwa berdasarkan rencana umum jaringan jalan tol nasional,saat ini dari total target jalan terbangun sepanjang 5.380 km, baru 774 km jalan yang terealisasi.
“ Rinciannya di Pulau Sumatera sepanjang 43 km, Pulau Jawa 714 km, Kalimantan dan Bali masing-masing 0%, dan di Sulawesi mencapai 17 km,” ungkap Djoko.Dia mengatakan, secara umum target pembangunan tol justru paling banyak diharapkan terealisasi di Sumatera. ● heru febrianto
Klausul tersebut terkait dengan dukungan pendanaan dari pemerintah. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Achmad Gani Gazaly mengatakan klausul tersebut berupa pernyataan yang menyebutkan kepastian pemberian dukungan dana sebesar Rp1,9 triliun untuk kebutuhan pembangunan konstruksi di ruas sepanjang 75,88 kilometer (km). Klausul itu akan ditetapkan setelah amendemen ditandatangani.
Keputusan sumber dana itu, menurut Gani,masih menunggu hasil kesepakatan antara Kementerian BUMN,Kementerian PU dan juga pemegang konsesi yakni PT Jasa Marga Tbk. “Kita tanda tangani dulu,tapi di dalamnya ada klausul khusus kalau penyelesaian mengenai pemberian dukungan akan dilaksanakan menyusul setelah amendemen diteken. Tujuannya agar prosesnya bisa cepat,” kata Gani di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, tujuan percepatan penandatanganan ini agar proses kelanjutan ruas tol itu bisa disegerakan. Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Adityawarman mengatakan, perseroan siap mendanai kebutuhan investasi konstruksi tersebut,menyusul adanya wacana kebutuhan anggaran Rp1,9 triliun bakal dilimpahkan pada pemegang konsesi dengan imbalan pemberian konsesi untuk dua hingga ruas baru pada perusahaan BUMN tersebut.
Menurut Adit, pembiayaan akan dikucurkan secara berkala pada belanja modal (capital expenditure/capex) 2013 hingga 2014.Angka pembagiannya masih belum ditetapkan karena menunggu keputusan Kementerian BUMN dan perhitungan kebutuhan pembebasan tanah per tahun. Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PU Djoko Murjanto mengatakan bahwa berdasarkan rencana umum jaringan jalan tol nasional,saat ini dari total target jalan terbangun sepanjang 5.380 km, baru 774 km jalan yang terealisasi.
“ Rinciannya di Pulau Sumatera sepanjang 43 km, Pulau Jawa 714 km, Kalimantan dan Bali masing-masing 0%, dan di Sulawesi mencapai 17 km,” ungkap Djoko.Dia mengatakan, secara umum target pembangunan tol justru paling banyak diharapkan terealisasi di Sumatera. ● heru febrianto
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar