Tol Semarang Ungaran
UNGARAN- Janji PT Trans Marga Jateng (TMJ) untuk menggenapi pembayaran hak para rekanan penggarap proyek tol Semarang-Ungaran pada 28 Januari 2012, tidak ditepati. Para subkontraktor berencana melayangkan surat ultimatum ke kantor TMJ di Jl Murbai Semarang, Senin (6/2) pagi.
Selain itu, rekanan penggarap proyek tol yang jumlahnya sekitar 15 subkontraktor juga akan menyampaikan surat izin aksi demo yang dikeluarkan Polres Semarang. Jika dua kali 24 jam pihak TMJ tidak menanggapi ultimatum yang mereka layangkan, para subkontraktor akan menggelar demo di pintu keluar tol Ungaran, Rabu (8/2).
Koordinator aksi dari PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA), Agung Nugroho mengungkapkan, aksi tersebut akan dilakukan menyusul sikap TMJ yang tidak menepati janjinya. Padahal, semula dijanjikan pembayaran hak para subkontraktor pada 28 Januari 2012.
Rekanan yang hingga saat ini belum lunas dibayar minimal ada 15 subkontraktor, termasuk BSDA. Nilai total kekurangannya lebih dari Rp 28 miliar. Menurut Agung, pembayaran dari TMJ kepada BSDA sejauh ini baru terealisasi Rp 8,1 miliar, dari total lebih dari Rp 20 miliar.
”Masih kurang kira-kira Rp 12 miliar. Itu baru BSDA, belum belasan subkontraktor lain yang kekurangannya masing-masing lebih dari Rp 100 juta kan belum dibayar juga,” kata Agung, Minggu (5/2). Selain BSDA, sejumlah rekanan yang belum dibayar antara lain PT Thonindo, LMA, dan Forkon.
Para subkontraktor ini semula berencana menggelar aksi demo di pintu tol Ungaran pada Senin (6/2). Namun, dalam forum internal akhirnya disepakati untuk melayangkan ultimatum lebih dulu kepada TMJ. Harapannya, dua kali 24 jam pihak TMJ akan membayar hak mereka. Jika tidak maka rekanan dipastikan menggelar demo.
Sebelumnya, para subkontraktor tersebut sempat kecewa karena dibuat bingung dengan ditariknya status pailit PT Istaka yang semula menaungi mereka di proyek tol Semarang - Ungaran. Pasalnya, sejak Istaka dinyatakan pailit, tanggungjawab pembayaran hak subkontraktor di pihak TMJ.
Pertengahan Desember 2011 lalu diketahui ada 18 subkontraktor yang belum sepenuhnya menerima hak pembayaran. Nominalnya sekitar Rp 35 miliar. Belum diketahui mengapa rencana aksi demo kali ini dikabarkan hanya melibatkan 15 subkontraktor.
Yang jelas, rencana aksi pada Rabu nanti merupakan reaksi atas sikap TMJ yang tidak menepati janjinya. Terlebih, belasan kali sebelumnya mereka juga telah menggelar demo serupa di pintu tol Ungaran maupun lokasi proyek lanjutan di Leyangan. Terkait hal itu, hingga kemarin pihak TMJ belum dapat dikonfirmasi. Direktur Teknik PT TMJ, Ari Nugroho ketika dihubungi ponselnya tidak diangkat. (K33-39)
Selain itu, rekanan penggarap proyek tol yang jumlahnya sekitar 15 subkontraktor juga akan menyampaikan surat izin aksi demo yang dikeluarkan Polres Semarang. Jika dua kali 24 jam pihak TMJ tidak menanggapi ultimatum yang mereka layangkan, para subkontraktor akan menggelar demo di pintu keluar tol Ungaran, Rabu (8/2).
Koordinator aksi dari PT Bumi Sentosa Dwi Agung (BSDA), Agung Nugroho mengungkapkan, aksi tersebut akan dilakukan menyusul sikap TMJ yang tidak menepati janjinya. Padahal, semula dijanjikan pembayaran hak para subkontraktor pada 28 Januari 2012.
Rekanan yang hingga saat ini belum lunas dibayar minimal ada 15 subkontraktor, termasuk BSDA. Nilai total kekurangannya lebih dari Rp 28 miliar. Menurut Agung, pembayaran dari TMJ kepada BSDA sejauh ini baru terealisasi Rp 8,1 miliar, dari total lebih dari Rp 20 miliar.
”Masih kurang kira-kira Rp 12 miliar. Itu baru BSDA, belum belasan subkontraktor lain yang kekurangannya masing-masing lebih dari Rp 100 juta kan belum dibayar juga,” kata Agung, Minggu (5/2). Selain BSDA, sejumlah rekanan yang belum dibayar antara lain PT Thonindo, LMA, dan Forkon.
Para subkontraktor ini semula berencana menggelar aksi demo di pintu tol Ungaran pada Senin (6/2). Namun, dalam forum internal akhirnya disepakati untuk melayangkan ultimatum lebih dulu kepada TMJ. Harapannya, dua kali 24 jam pihak TMJ akan membayar hak mereka. Jika tidak maka rekanan dipastikan menggelar demo.
Sebelumnya, para subkontraktor tersebut sempat kecewa karena dibuat bingung dengan ditariknya status pailit PT Istaka yang semula menaungi mereka di proyek tol Semarang - Ungaran. Pasalnya, sejak Istaka dinyatakan pailit, tanggungjawab pembayaran hak subkontraktor di pihak TMJ.
Pertengahan Desember 2011 lalu diketahui ada 18 subkontraktor yang belum sepenuhnya menerima hak pembayaran. Nominalnya sekitar Rp 35 miliar. Belum diketahui mengapa rencana aksi demo kali ini dikabarkan hanya melibatkan 15 subkontraktor.
Yang jelas, rencana aksi pada Rabu nanti merupakan reaksi atas sikap TMJ yang tidak menepati janjinya. Terlebih, belasan kali sebelumnya mereka juga telah menggelar demo serupa di pintu tol Ungaran maupun lokasi proyek lanjutan di Leyangan. Terkait hal itu, hingga kemarin pihak TMJ belum dapat dikonfirmasi. Direktur Teknik PT TMJ, Ari Nugroho ketika dihubungi ponselnya tidak diangkat. (K33-39)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar