Rencana Antisipasi Longsor
UNGARAN- Lokasi proyek tol Semarang-Solo ruas Bawen, terutama di Dusun Deres, Desa Kandangan diduga berupa tanah lempung. Daerah tersebut disinyalir rawan longsor sehingga jalur tol di wilayah tersebut rencananya akan dibuat landai.
Direktur Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng (TMJ), Ari Nugroho menegaskan, pihaknya bersama PT Waskita Karya saat ini masih melanjutkan penelitian di lapangan terkait kondisi tanah tersebut. Menurutnya, dugaan sementara wilayah itu berupa tanah lempung. Karena itu penelitian tetap dilakukan untuk mengetahui jenis kandungan kimia di dalam tanah itu.
“Langkah sementara kami putuskan daerah itu akan dibuat landai, tidak terjal. Kalau terjal naik turun khawatirnya terjadi longsor seperti yang sudah-sudah. Apalagi sekarang ini cuacanya buruk sekali,” ungkap Ari, Minggu (19/2).
Menyiasati Erosi
Menurutnya, strategi itu sejauh ini dinilai tepat, didukung dengan penanaman vegetasi, semisal rumput untuk menahan tebing atau wilayah perbukitan itu agar tidak mengalami erosi. Harapannya, keberadaan vegetasi akan lebih “nyokot” lahan yang rawan longsor itu.
Penelitian di lokasi terus dilanjutkan juga untuk mengetahui lebih dalam terkait kandungan tanah tersebut. Pihaknya mengaku tidak ingin tertipu dengan apa yang tampak sampai sejauh ini. Pasalnya, dikhawatirkan kondisi tanah di lapisan dalam justru lebih buruk dan menyebabkan rawan longsor.
“Satu sisi demi kelancaran proyek, selain itu juga demi keselamatan warga sekitar. Jangan sampai terjadi longsor dan membahayakan warga seperti beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Sebagaimana diberitakan, daerah Deres berupa bahkan sudah longsor beberapa waktu lalu. Setidaknya empat rumah warga terancam ambruk, menyusul lahan di sekitarnya telah longsor akibat pekerjaan proyek tol di wilayah itu.
Lahan di dusun itu berupa perbukitan. Saat proyek tol dimulai dengan pengerukan tanah, kondisi lahan perbukitan itu terpengaruh dan mengalami longsor berupa patahan-patahan memanjang hingga ke permukiman warga.
Rumah warga, antara lain milik Anwar Wahid, Yusro, Parjo dan Mugito bahkan retak pada fondasi, lantai dan temboknya.
Mereka disarankan pindah ke rumah kontrakan yang disediakan oleh pihak pelaksana.
“Kami upayakan enam keluarga agar menempati kontrakan yang kami sediakan. Sebagian sudah menempatinya,” ungkap pengawas lapangan dari PT Waskita, Harsono.
Demi keselamatan warga dan antisipasi terjadinya longsor susulan, pihak pelaksana proyek mengurangi aktivitas di sekitar permukiman warga. Proyek di wilayah itu dihentikan sementara, sebagaimana keputusan rapat antara TMJ dan Waskita.(K33-72)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar