Warga melintas di lokasi pembangunan tol Solo-Kertosono
di Desa Ngasem,
Colomadu, Karanganyar, Kamis (3/1/2013).
(Iskandar/JIBI/SOLOPOS) |
Karanganyar — Desa Ngasem adalah salah satu dari 11 desa yang ada di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Sebenarnya tidak ada yang terlalu istimewa dari desa yang berpenduduk sekitar 4.500 jiwa tersebut.
Dari data demografi, Desa Ngasem berbatasan dengan Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali di sebelah Utara. Di Selatan dengan Desa Kertonatan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, dan di Barat dengan Desa Batan, Banyudono serta Desa Bolon, Colomadu di sebelah Timur.
Namun desa yang terdiri atas lima dukuh itu nantinya akan memiliki akses langsung terhadap dua jalan tol. Yakni jalan tol Semarang-Solo dan Solo-Kertosono Jawa Timur, yang saat ini dalam proses pembangunan. “Warga disini sudah tahu kalau nanti dua jalan tol itu akan melintas di Ngasem,” tutur Kepala Desa Ngasem Djoko Slamet Hariadi saat ditemui, Sabtu (9/2).
Untuk tol Solo-Kertosono, setidaknya sekitar 37 bidang tanah yang terkena pembebasan lahan, dan interchange atau simpang susun jalan tol Semarang-Solo juga akan berada di desa tersebut. Diungkapkan, meski ganti rugi yang diberikan dengan harga yang memadai, bahkan bisa disebut ganti untung, tetapi sebenarnya kurang ada manfaat langsung adanya jalan tol tersebut. Sebab, nanti di sekeliling jalan tol pasti dipagar.
Warga sendiri memaklumi adanya pembangunan jalan tol tersebut, karena itu merupakan program pembangunan pemerintah dan menyangkut kepentingan umum.
Namun nantinya akan ada jalan layang di atas tol sebagai penghubung wilayah desa yang terbelah jalan tol. Sebagai yang dituakan di desa, lanjut Djoko, dia juga wanti-wanti kepada warga yang tanahnya terkena pembebasan, agar menggunakan uang tersebut dengan baik dan untuk hal-hal yang produktif. “Kalau sawahnya terkena pembebasan, diharapkan agar uangnya dibelikan sawah lagi agar mereka bisa bertani,” tandasnya.
Dari data demografi, Desa Ngasem berbatasan dengan Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali di sebelah Utara. Di Selatan dengan Desa Kertonatan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, dan di Barat dengan Desa Batan, Banyudono serta Desa Bolon, Colomadu di sebelah Timur.
Namun desa yang terdiri atas lima dukuh itu nantinya akan memiliki akses langsung terhadap dua jalan tol. Yakni jalan tol Semarang-Solo dan Solo-Kertosono Jawa Timur, yang saat ini dalam proses pembangunan. “Warga disini sudah tahu kalau nanti dua jalan tol itu akan melintas di Ngasem,” tutur Kepala Desa Ngasem Djoko Slamet Hariadi saat ditemui, Sabtu (9/2).
Untuk tol Solo-Kertosono, setidaknya sekitar 37 bidang tanah yang terkena pembebasan lahan, dan interchange atau simpang susun jalan tol Semarang-Solo juga akan berada di desa tersebut. Diungkapkan, meski ganti rugi yang diberikan dengan harga yang memadai, bahkan bisa disebut ganti untung, tetapi sebenarnya kurang ada manfaat langsung adanya jalan tol tersebut. Sebab, nanti di sekeliling jalan tol pasti dipagar.
Warga sendiri memaklumi adanya pembangunan jalan tol tersebut, karena itu merupakan program pembangunan pemerintah dan menyangkut kepentingan umum.
Namun nantinya akan ada jalan layang di atas tol sebagai penghubung wilayah desa yang terbelah jalan tol. Sebagai yang dituakan di desa, lanjut Djoko, dia juga wanti-wanti kepada warga yang tanahnya terkena pembebasan, agar menggunakan uang tersebut dengan baik dan untuk hal-hal yang produktif. “Kalau sawahnya terkena pembebasan, diharapkan agar uangnya dibelikan sawah lagi agar mereka bisa bertani,” tandasnya.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar