ilustrasi |
"Keren ya. Tiang pancang 100% sudah jadi, saya merasa tenang," kata dia sambil memegang teropong proyek, di Bali, Jumat (2/1/2013).
Dalam kunjungannya, Dahlan memeriksa perkembangan paket satu yang dikerjakan oleh tiga perusahaan pelat merah yaitu PT Wijaya Karya, PT Adhi Karya Titu bk dan Hutama Karya. Sebagai pemimpin kontraktor Adhi Karya.
Jumlah titik tiang pancang sebanyak 33.814 unit dan terdapat di 13,6 ribu titik. Sementara jumlah panjang meter lari (M) sebanyak 321.553 M.
Kepala Proyek Adhi Karya, Bima Adnanta mengatakan, kemajuan pembangunan jalan tol untuk paket I sudah 79% selesai. Sehingga diharapkan bulan Juni 2013, proyek sepanjang 12 kilometer itu dapat beroperasi. Jumlah panjang tol itu membentang untuk paket I-IV dan sudah termasuk akses jalan provinsi
"Paket I sendiri panjangnya 2,97 kilometer. Untuk itu, saya optimis bisa selesai, mengingat lantai jembatan telah diproduksi di pabrik, jadi tinggal dipasang saja," sela Dahlan.
Bima menambahkan, proses pemasangan jauh lebih cepat daripada kegiatan pemancangan. "Yang lama itu pasang tiang pemancangan karena berada di laut dari Mei-akhir Desember lalu. Sedangkan aktivitas pemasangan butuh 7 bulan dan mulai dilakukan September hingga awal Mert 2012, jelas dia.
"Dari paket I hingga paket IV, investasi yang diperlukan di sektor konstruksi senilai Rp 1,7 juta," lanjutnya.
Pembangunan tol Nusa Dua-Benoa ini mengikutsertakan tujuh perusahaan pelat merah, yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Pelindo III (Persero), PT Angkasa Pura I (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Bali, Wijaya Karya, Adhi Karya dan Hutama Karya yang membentuk badan usaha PT Jasamarga Bali Tol.
"Mayoritas saham dimiliki Jasa Marga 55%, Pelindo 17,98%, Pemprov Bali dan Pemkab Badung masing-masing 8,01%, Angkasa Pura 8%, dan sisanya BTDC, Adhi dan Hutama masing-masing 1%," terang Bima. (Fik/Shd)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar