javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Kamis, 10 Maret 2011

Tol Semarang-Ungaran Disarankan Pindah Rute



SEMARANG - Pakar Teknik Sipil Undip Dr Robert Kodoatie MEng mengatakan, satu-satunya cara aman yang bisa menjamin keselamatan pengguna jalan tol Semarang-Ungaran adalah memindahkan rute ruas Gedawang-Penggaron yang tadinya melewati bekas lahan Perhutani di stasiun 5,5 dari start Tembalang, Kota Semarang.

Menurut dia, geologi lokasi tersebut memang sudah tidak layak untuk dibangun jalan atau permukiman. Tahun 1974 silam seluruh penduduk Kampung Karangpucung, Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, yang tinggal di lokasi tersebut melakukan bedhol desa ke lokasi di atasnya.

Dia menjelaskan, mengacu peta geologi tahun 1996, di bawah jalan tol stasiun 5,5 yang sekarang ambles dan retak akibat pergerakan tanah di bawahnya, terdapat lapisan formasi kerek atau batu lempung yang kedap air. Di atas formasi kerek, jelasnya, terdapat longsoran tebing yang kedalamannya mencapai 200 meter.

’’Nah, pada lapisan longsoran di atas formasi kerek inilah yang sekarang terus bergerak. Longsoran tersebut licin seperti sabun, sehingga di atasnya pasti turun,’’ jelasnya.
Menggantung Robert mengungkapkan, rute tol Semarang-Ungaran pada penggalan kedua (ruas Gedawang-Penggaron) sampai melewati kawasan situ, menurutnya karena penggarap tidak melihat peta geologi yang ada.
’’Jadi, sejak awal sudah salah perencanaan. Saya tahun lalu sudah memperingatkan bahwa lahan tersebut tidak layak dilewati tol namun diabaikan,’’ tegasnya.

Sekarang di atas lapisan longsoran tersebut diuruk, di-bore pile dan dibangun jalan.

Menurut Kodoatie, hal itu merupakan langkah yang muspra. Apalagi kedalaman bore pile hanya sekitar 40 meter, sementara kedalaman longsoran yang bergerak adalah 200 meter di atas formasi kerek.

’’Gerak tanah itu bukan karena salah teknologi bore pile-nya. Namun lantaran bore pile itu menggantung di lapisan longsoran. Kalau mau bore pile ya harusnya sampai 200 meter namun kan tidak mungkin. Baru 30 meter saja sudah berat mengerjakannya. Yang jadi pertanyaan, kenapa itu dibangun melewati rute itu?’’ katanya.

Sementara itu, Komisi D DPRD Jateng kemarin meninjau lokasi tol yang rusak tersebut. Alat-alat berat kemarin mengeruk lapisan aspal yang retak-retak. Jika berjalan dari Semarang ke Ungaran, keretakan terjadi pada lajur kanan saja. Namun, pada lajur kiri pun kemarin dikeruk.

Direktur Utama PT Trans Marga Jateng, Agus Suharyanto menyatakan, pihaknya masih merasa yakin perbaikan jalan yang mengalami keretakan dapat diatasi dengan segera. Ia menjelaskan, pengerukan tanah dilakukan dengan maksud agar tanah yang ada di bawah jalan tidak ambles lagi seperti sebelumnya.

Dia menjelaskan, keretakan dan amblesnya jalan disebabkan karena di sekitar lokasi yang retak tersebut diperkirakan ada beberapa sumber mata air. ’’Nantinya setelah selesai dikeruk, air tanah yang ada di bawah jalan akan disedot. Setelah itu, kembali diuruk lagi dengan tanah,’’ jelasnya.

1 komentar:

  1. Robert Kodoatie itu pakar beneran atau pakar pakaran yang lagi "jualan"

    di kesempatan lain ngaku pakar hidrologi...dilain waktu ngaku pakar geologi...
    bagaimana dengan kasus perumahan ayodya dulu...?/??

    BalasHapus