javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Rabu, 09 Maret 2011

Jalan Tol Semarang-Ungaran Ambles

Kementerian PU Panggil Bina Marga


SEMARANG- Akibat pergerakan tanah, lajur kanan jalan dari arah Gedawang ke Penggaron tol Semarang-Ungaran penuh retakan.

Panjang retakan sekitar 500 meter, dengan 200 meter di antaranya bahkan mengalami ambles. Akibat ambles, terdapat lubang menganga lebar. Sebuah alat berat mengeruk permukaan aspal pada lajur jalan yang rusak itu. Sebagian kerukan kemarin siang ditutup dengan terpal biru dan putih.

Rusaknya badan jalan terletak pada stasiun 5,5 dari start jalan tol di Tembalang, Kota Semarang. Tepatnya di area bekas lahan Perhutani yang ada di bawah Kampung Karangpucung, Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Jika dihitung, ada belasan garis retakan panjang-panjang. Dalam rangka perbaikan, pembatas antarlajur sepanjang ratusan meter disingkirkan.

Di bawah badan jalan yang rusak sebenarnya telah dipasangi 150 bore pile sebagai antisipasi mengatasi pergerakan tanah yang labil. Seperti pernah diberitakan, pada tahun 1974 di lokasi tersebut pernah terjadi longsor besar dan sampai saat ini tiap musim hujan pergerakan tanah masih terjadi. Pergerakan tanah tersebut meliputi area yang luas.

Kurangi Beban


Komisaris PT Transmarga Jateng Danang Atmodjo mengakui amblesnya jalan itu disebabkan pergerakan tanah. Berkait itu, kata dia, secepatnya akan dirapatkan oleh pihak-pihak terkait. Sementara, dilakukan langkah antisipasi dengan mengurangi beban, berikutnya air dari hulu akan dibuatkan penampungan kemudian dialirkan lewat subdrain sehingga tidak mengganggu badan jalan.

Gubernur Bibit Waluyo menyatakan belum mengetahui secara pasti penyebab terjadinya keretakan jalan tol tersebut. Dikatakannya, Bina Marga Jateng saat ini telah dipanggil Kementerian Pekerjaan Umum guna mencari solusi atas terjadinya keretakan itu. Gubernur menyatakan kembali terjadinya retakan di jalan tersebut karena kesalahan teknis pemilihan metode pengerjaan jalan oleh PT Waskita Karya selaku pelaksana proyek.

“Dulu ada dua pilihan, dibuat jembatan layang atau diurug. Namun ternyata pelaksana lebih memilih diurug, dan ternyata metode tersebut tidak mampu mencegah terjadinya keretakan jalan,” tutur gubernur, kemarin.
Menurutnya, pertemuan Bina Marga Jateng dengan Kementerian Pekerjaan Umum guna merumuskan secara teknis bagaimana menangani keretakan itu. Dikatakan, keretakan harus segera diatasi karena secara konstruksi jalan tol Seksi I Semarang-Ungaran telah rampung keseluruhan.

Menyangkut biaya perbaikan, apakah menjadi tanggung jawab PT Waskita Karya atau pemerintah, Gubernur mengaku tidak mengetahui. Menurutnya, persoalan biaya menjadi ranah pemerintah pusat untuk penyelesaiannya.
“Dari pembahasan itu nanti kan bisa diketahui, apakah semua bertanggung jawab atas pendanaan ataukah sepenuhnya menjadi tanggungan PT Waskita Karya,” terangnya

berita terkait :
1. obatnya belum mujarab
2. kerugian membengkak rp. 13 M

1 komentar: