javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Rabu, 16 Maret 2011

Diduga Ada Permainan sejak Awal

* Proyek Tol Semarang-Solo

SEMARANG - Kalangan Komisi D DPRD Jateng menyatakan perlu dilakukan penelusuran sejak awal perencanaan hingga pelaksanaan proyek jalan tol Semarang-Solo.

Hal itu terkait amblesnya jalan tol Semarang - Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) ruas Gedawang-Penggaron pada stasiun 5 + 500 hingga 5 + 700. Anggota Komisi D, Alwin Basri mengatakan akan mengusulkan supaya Komisi D memanggil pihak-pihak yang terlibat pembangunan jalan tol Semarang-Ungaran sejak perencanaan. ’’Soal dugaan pelaksanaan pembangunan tol berbeda dari perencanaan awal, hal itu perlu pengecekan data-data laboratorium segala,’’ katanya, kemarin.

Ketua Komisi D Rukma Setia Budi mengemukan pendapat senada. Komisi yang membidangi masalah pembangunan itu perlu mengundang PT Transmarga Jateng, Dinas Bina Marga, konsultan perencana dan konsultan pengawas, serta pihak-pihak terkait lainnya, untuk menyelidiki dugaan kesalahan dalam pembangunan jalan tol tersebut.

“Tampaknya ada kesalahan sejak perencanaan, yang berakibat merugikan negara. Artinya, dalam memilih rute jalan sampai penerapan teknologinya, harus diselidiki. Bahkan, kami mendapatkan data, ada indikasi permainan dana di situ sejak pembuatan amdal,” tegasnya.

Komisaris PT Transmarga Jateng Danang Atmodjo kemarin belum dapat dimintai keterangan. Danang yang juga kepala Dinas Bina Marga Jateng ini biasanya mudah dikonfirmasi, namun semalam saat dihubungi ponselnya menunjukkan nada aktif tetapi tidak ada yang mengangkat.
Belum Memastikan Kepala Badan Pengembangan Jalan Tol (BPJT) Ahmad Ghani Gazali mengatakan, hingga kemarin pemerintah belum memastikan penyebab keretakan dan amblesnya Jalan Tol Semarang-Ungaran.

Tim ahli dari BPJT, Bina Marga, Litbang PU dan perguruan tinggi sudah mengecek di lapangan untuk mengetahui penyebab dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. “Penyebab retak masih dalam kajian. Tim ahli sudah di lapangan untuk mengecek,” kata Ghani di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menegaskan, pihaknya belum memutuskan apakah proyek jalan tol Semarang-Ungaran yang ambles itu akan dirubah trasenya atau menggunakan teknologi lain seperti bentang panjang. Sebab, Libtang PU dan para ahli belum memberikan laporan hasil pengecekan mereka.

Sementara itu, beredar SMS yang mengatakan proyek Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I pada ruas Gedawang-Penggaron milik PT Trans Marga Jateng (TMJ) diindikasikan tidak sesuai perencanaan dan desain awal. Hal itu menyusul ambles dan retaknya jalan tol yang baru selesai dan belum diresmikan itu sepanjang 200 meter di Gedawang, tepatnya pada KM STA 5 + 500 hingga STA 5+700.

’’Ada indikasi ketidakberesan sejak awal, yakni dalam perencanaan dan studi Amdal Tol Semarang-Solo pada 2003-2004’’. Demikian bunyi sms tersebut.
Disebutkan pula, bahwa berdasarkan pembuatan studi kelayakan, studi analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan detail engineering desaign (DED) dibuat oleh satu perusahaan BUMN bidang kekaryaan dan konsultan. Saat itu disebutkan bahwa untuk biaya studi kelayakan ruas tol Semarang-Solo sepanjang 75 km adalah Rp 20 juta per km atau mencapai Rp 1,6 miliar, sedangkan dalam laporan disampaikan Rp 3,8 miliar.

Direktur Utama PT Jasa Marga, Frans S Sunito mengatakan, baru mendapatkan kabar adanya dugaan salah desain dan perencanaan atas proyek tol Semarang-Solo. ’’Terima kasih infonya dan pihaknya menyakinkan bahwa Jasa Marga selalu bekerja dengan landasan Good Corporate Governance (GCG),’’ katanya.

Menurut dia, semua keputusan dan langkah dalam pembangunan jalan tol baru semata-mata dibuat untuk kepentingan perusahaan dan negara dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur. (H30,H23,bn-35)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar