javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Kamis, 17 Maret 2011

Posisi Pilar Jembatan Tol Diduga Berbahaya




Semarang, CyberNews. Posisi pilar-pilar jembatan jalan tol Semarang-Solo yang terletak di ruas Gedawang-Penggaron, diduga berbahaya.

Pakar Teknik Sipil Undip Dr Robert Kodoatie MEng mengungkapkan, mengacu peta geologi lembaran Magelang-Semarang tahun 1996, lokasi pilar jembatan setinggi 30-an meter yang jaraknya tidak jauh dari jalan yang ambles dan retak yang kini diperbaiki, masih menggantung di atas formasi kerek (batu lempung).

"Kalau menurut saya itu di atas formasi kerek, tetapi silakan ahlinya meneliti apakah itu betul di atas formasi kerek atau tidak. Kaau ternyata di formasi kerek itu ngeri pokoknya. Sebetulnya formasi kerek itu akan aman apabila posisinya datar dan tidak terganggu," paparnya.

Menurutnya, formasi kerek tersebut kerasnya bukan main, namun kalau terganggu, ia akan menjadi serpihan seperti serpihan pecahan kaca itu. Maka semestinya kalau mau membangun itu harusnya dipastikan tidak berada pada formasi kerek.

Ia menjelaskan, dugaan posisi pilar jembatan itu berdiri di atas formasi kerek, menurutnya secara alami dapat dilihat dari pohon-pohon di lokasi tersebut. Tanpa ada beban apapun, kata dia, pohon-pohon di sekitar jembatan tersebut sudah miring.

"Berarti secara alami itu memang melorot terus. Kalau dekat jembatan itu dulunya tahun 1974 pernah ada longsor, berarti menguatkan dugaan bahwa jembatan setingi itu berdiri di atas formasi kerek," katanya.

Ia mengaku dulunya sudah pernah mengingatkan ke Dinas Bina Marga Jateng mengenai berbahayanya jika jalan tol melewati formasi kerek, namun karena bukan dianggap ahli geologi, peringatannya itu diabaikan.

"Kami di wilayah teknik sipil domainnya geoteknik, bukan geologi. Mungkin sebab itu peringatan saya diabaikan. Tetapi
sekarang terbukti di stasiun 5 + 500 hingga 5 + 700 mengalami ambles dan jalan tolnya retak."

Kodoatie membeberkan, sebetulnya seluruh lokasi longsor di Kota Semarang formasinya persis seperti yang ada di jalan tol Semarang-Ungaran ruas Gedawang-Penggaron sekarang ini. Contohnya, di Perumahan Bumi Manyaran, kondisinya gerak terus dan ini dikeluhkan penghuninya, sebab di lokasi tersebut ada semacam formasi kerek yang namanya formasi kalibeng, yang sifatnya kedap air.

Di bawah Bumi manyaran Permai, di tepi Kali Kreo dulunya ada Universitas Tugu Muda yang belakangan gedungnya retak-retak dan kemudian kampus tersebut kini tidak lagi difungsikan. Keretakan gedung universitas tersebut, menurutnya, juga disebabkan berdiri di atas formasi yang kedap air.

"Artinya, ini menjadi pembelajaran, bahwa semua yang longsor di Semarang itu formasinya persis yang di jalan tol
Semarang-ngaran tersebut," tuturnya.

( Yunantyo Adi / CN26 / JBSM )

sumber :
suara merdeka cybernws

Tidak ada komentar:

Posting Komentar