javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Selasa, 03 Juli 2012

Siapkah Wika Jadi BUMN Kelas Dunia ?

BERITA BUMN

Wijaya Karya juga akan membuka kantor perwakilan di Myanmar.

Kapitalisasi pasar Wijaya Karya baru Rp6 triliun. (VIVAnews/Muhamad Solihin)
VIVAnews - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendorong agar BUMN dapat menjadi perusahaan-perusahaan kelas dunia. Dahlan bahkan gencar meminta agar perusahaan-perusahaan pelat merah
melebarkan sayapnya keluar negeri.

Sebanyak empat perusahaan milik pemerintah pun telah mengunjungi negara bekas perang, Irak, untuk menjajaki berbagai bentuk kerja sama. Keempat BUMN tersebut adalah PT Perusahaan Listrik Negara, PT Pertamina, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Adhi Karya Tbk.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Natal Argawan, menuturkan untuk menjadikan perusahaan kelas dunia perlu strategi. Salah satunya dengan mempercepat pengembangan usaha perseroan.

"Sebab untuk naik kelas dunia, nilai aset dan kapitalisasi pasar harus besar. Saat ini, kapitalisasi pasar Wijaya Karya masih terhitung kecil, baru sekitar Rp6 triliun," kata Natal kepada VIVAnews, Selasa 3 Juli 2012.

Menurut dia, cara untuk mempercepat pengembangan usaha perseroan adalah dengan gencar berinvestasi termasuk keluar negeri. Namun, sebagai perusahaan yang berangkat dari sektor konstruksi, Natal mengaku kesulitan menjadi perusahaan kelas dunia.

"Sulit sekali masuk jajaran kelas dunia, karena nilai investasinya masih sangat kecil," ungkapnya.

Dia juga mengakui, untuk memenuhi keinginan banyak pihak, termasuk Menteri BUMN, cukup sulit. Sebab, perseroan sejauh ini juga belum memiliki peta panduan (road map) untuk menjadi BUMN berkelas internasional.

"Untuk menjadi kelas dunia harus disiapkan dan direncanakan dengan matang," ujarnya.

Sementara itu, Dahlan Iskan pernah menyebut bahwa perusahaan BUMN akan melebarkan sayap ke Myanmar. Dia mengatakan, pada Juli akan ada pembukaan kantor cabang BUMN yang diawali oleh Wijaya Karya di Myanmar.

Menanggapi hal itu, menurut Natal, perseroan masih dalam tahap rencana. Hingga saat ini, Wijaya Karya masih belum resmi membuka kantor perwakilan BUMN di salah satu negara ASEAN itu. "Belum, masih dalam proses," kata dia.

Namun, dia enggan memastikan target pembukaan cabang di Myanmar itu. "Masih dalam pembahasan dengan BUMN lainnya," tegasnya.

Hingga Juni 2012, Wijaya Karya telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp7,54 triliun dari target Rp16,52 triliun tahun ini. Wijaya Karya menargetkan total kontrak dihadapi sebesar Rp32,09 triliun atau naik 20,86 persen dari pencapaian sebelumnya Rp15,57 triliun. 

sumber :
vivanews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar