ilustrasi |
PRINGAPUS, suaramerdeka.com - Siswa SD Negeri Klepu 01 sampai sekarang belum menempati gedung baru pengganti bangunan sekolah yang terkena tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen. Untuk sementara, kegiatan belajar mengajar (KBM) seluruh siswa masih dilakukan dengan memanfaatkan gedung Balai Desa Klepu tepatnya ruang Gedung PKK Klepu dan TPQ Masjid Baitul Muttaqin.
Salah satu orang tua siswa, Ari Munanto (39) menyatakan, melihat kondisi yang ada pihaknya bersama wali murid lainnya akan mendesak instansi terkait termasuk kontraktor pembangunan jalan tol untuk segera menyelesaikan sisa pembangunan gedung baru agar bisa dimanfaatkan.
"Gedung baru hanya digunakan saat ujian nasional kemarin, selanjutnya dibiarkan begitu saja seakan tanpa solusi. Akibatnya KBM anak kami harus numpang di TPQ dan gedung PKK, apa tidak kasihan?" ujarnya, Selasa (20/8).
Jika dibiarkan berlarut, lanjutnya, sedikit banyak akan berpengaruh pada psikologis anak. Pasalnya, aktivitas siswa saat ini cenderung bersamaan dengan aktivitas di luar pendidikan. Misalnya, saat proses belajar berlangsung tentunya anak didik akan melihat hilir mudik pekerja dan pegawai di balai desa.
"Ruang sementara untuk KBM bercampur dengan aktivitas lain. Di sisi lain, bangunan pengganti kini justru dibiarkan ditumbuhi rumput dan perdu. Idealnya, selain bangunan utama demi keamanan siswa perlu juga dilengkapi dengan teralis dan pagar pengaman," lanjutnya.
Ketika dikonfirmasi mengenai desakan orang tua siswa, Kepala SD Negeri Klepu 01, M Tohar memilih enggan berkomentar. Sementara itu, Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Hari Sunoko memaparkan bahwa keberadaan gedung berlantai dua tersebut sampai sekarang belum diserahterimakan kepada pihak sekolah.
"Karena belum diserahkan, keberadaan gedung belum bisa ditempati untuk KBM siswa," paparnya.
Saat dihubungi wartawan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Dewi Pramuningsih menuturkan, sebenarnya gedung baru sudah bisa digunakan untuk KBM. Hanya saja, pihaknya memilih menunggu pihak kontraktor melengkapi sarana dan prasarana demi keamanan siswa mengingat tidak jauh dari lokasi langsung berhadapan dengan galian ruas tol.
"Siswa harus aman ketika KBM, bila merujuk pada kesepakatan akhir September 2013 sudah bisa ditempati," tutur Dewi.
Salah satu orang tua siswa, Ari Munanto (39) menyatakan, melihat kondisi yang ada pihaknya bersama wali murid lainnya akan mendesak instansi terkait termasuk kontraktor pembangunan jalan tol untuk segera menyelesaikan sisa pembangunan gedung baru agar bisa dimanfaatkan.
"Gedung baru hanya digunakan saat ujian nasional kemarin, selanjutnya dibiarkan begitu saja seakan tanpa solusi. Akibatnya KBM anak kami harus numpang di TPQ dan gedung PKK, apa tidak kasihan?" ujarnya, Selasa (20/8).
Jika dibiarkan berlarut, lanjutnya, sedikit banyak akan berpengaruh pada psikologis anak. Pasalnya, aktivitas siswa saat ini cenderung bersamaan dengan aktivitas di luar pendidikan. Misalnya, saat proses belajar berlangsung tentunya anak didik akan melihat hilir mudik pekerja dan pegawai di balai desa.
"Ruang sementara untuk KBM bercampur dengan aktivitas lain. Di sisi lain, bangunan pengganti kini justru dibiarkan ditumbuhi rumput dan perdu. Idealnya, selain bangunan utama demi keamanan siswa perlu juga dilengkapi dengan teralis dan pagar pengaman," lanjutnya.
Ketika dikonfirmasi mengenai desakan orang tua siswa, Kepala SD Negeri Klepu 01, M Tohar memilih enggan berkomentar. Sementara itu, Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Hari Sunoko memaparkan bahwa keberadaan gedung berlantai dua tersebut sampai sekarang belum diserahterimakan kepada pihak sekolah.
"Karena belum diserahkan, keberadaan gedung belum bisa ditempati untuk KBM siswa," paparnya.
Saat dihubungi wartawan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Dewi Pramuningsih menuturkan, sebenarnya gedung baru sudah bisa digunakan untuk KBM. Hanya saja, pihaknya memilih menunggu pihak kontraktor melengkapi sarana dan prasarana demi keamanan siswa mengingat tidak jauh dari lokasi langsung berhadapan dengan galian ruas tol.
"Siswa harus aman ketika KBM, bila merujuk pada kesepakatan akhir September 2013 sudah bisa ditempati," tutur Dewi.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar