javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Kamis, 27 September 2012

Relokasi SD Negeri Klepu 01 Ditarget Selesai Desember 2012

BELUM PINDAH: Sejumlah pekerja proyek berada di sekitar 
bangunan SD Negeri Klepu 01 yang masih digunakan 
untuk kegiatan belajar mengajar, Kamis (27/8). 
(suaramerdeka.com/Ranin Agung)
UNGARAN, suaramerdeka.com - Relokasi SD Negeri Klepu 01 yang terkena proyek tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen ditargetkan selesai Desember 2012. Pihak Tim Pengadaan Tanah (TPT) menjelaskan, molornya relokasi tidak terlepas dari adanya tarik ulur kesepakatan besaran nilai ganti rugi atas tanah milik dua orang warga, masing-masing lahan milik Wahid Salim seluas 300 meter persegi dan Puji Mansur seluas 1.044 meter persegi.

"Persoalan ganti rugi tanah sudah selesai, artinya warga sudah sepakat menerima ganti rugi sebesar Rp 610 ribu per meter persegi. Lapangan desa dimana rencananya akan didirikan bangunan sekolah sudah mendapatkan lahan pengganti," kata Ketua TPT, Waligi kepada wartawan, Kamis (27/9).

Dijelaskan, hingga pekan ini pihaknya bersama Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang sedang berupaya melakukan pengukuran tanah pengganti lapangan. Bila pengukuran selesai, nantinya akan segera dilakukan pembayaran dilanjutkan dengan pemasangan patok dan pengerjaan relokasi sekolah tersebut. Dengan demikian, pihaknya menargetkan bangunan sekolah baru siap dipakai pada Desember 2012.

"Kami bersama petugas lapangan dari Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang berencana akan mengukur pekan ini atau paling lambat pekan depan sebelum melakukan langkah berikutnya," jelasnya, sembari memaparkan, alokasi lahan untuk relokasi mempunyai luas 5.000 meter persegi, sedangkan luas tanah lokasi SD Negeri Klepu 01 sekarang hanya sekitar 2.000 meter persegi.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri Klepu 01, M Tohar berharap pemerintah segera membangun gedung sekolah pengganti agar anak didiknya tenang dalam melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar.

Menurutnya, meski pihak PT Pembangunan Perumahan (PP) selaku kontraktor rutin melakukan penyiraman tanah, tetapi karena kemarau panjang debu proyek tetap saja masuk ke lingkungan sekolah. "Penyiraman yang dilakukan PT PP rutin hingga ke halaman sekolah, hanya saja karena cuacanya panas tetap saja tanah yang disiram air kembali kering dan berdebu," tandasnya.
sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar