javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Jumat, 29 Juni 2012

Calo Tanah Bermain di Lemah Ireng, Bibit Senewen !

Fri, 22/06/2012 - 21:09 WIB

SEMARANG, RIMANEWS - Gubernur Jateng Bibit Waluyo menuding ada broker atau calo tanah yang bermain di Desa Lemah Ireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.

Akibatnya, warga yang semula sudah setuju berbalik menolak harga tanah yang ditetapkan oleh panitia pengadaan tanah (P2T) proyek tol Semarang-Solo. “ Warga oke-oke saja, tapi gara-gara broker, harga tanah naik. Harga cuma 10 kok minta 20,” kata Bibit di depan ratusan kader PKK di Wisma Perdamaian, Semarang, Kamis (21/6).

Bibit meminta warga mengurus proses ganti-untung sendiri, tidak melibatkan pihak lain yang bukan pemilik lahan. Proses berlarut-larut di Lemah Ireng menganggu pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi Ungaran-Bawen.

“Wilayah-wilayah sebelum dan sesudah Lemah Ireng telah selesai pembebasannya. Hanya di Lemahireng sak uplik yang belum. Padahal nek gak ana jalan tol sapa sing arep tuku?” ungkapnya.

Karena warga menolak harga P2T, Bibit memutuskan membayar melalui jalur konsinyasi. Kemarin tim P2T dia minta rapat dengan PT Trans Marga Jateng untuk menyamakan persepi dan langkah sebelum pembayaran konsinyasi.

“P2T yang melaksanakan. Hari ini (kemarin) saya suruh membicarakan itu dengan Pak Danang (komisaris PT Trans Marga) untuk menyamakan gerakan,” katanya.

Sudah Dikalkulasi Ganti Ruginya

Bibit menegaskan, harga ganti rugi telah ditaksir dengan tepat oleh petugas berdasarkan nilai tanah dan zonasi. Berbeda dengan pembebasan lahan di seksi Semarang-Ungaran, untuk seksi-seksi setelah itu P2T menggunakan harga maksimal.

“Ada petugas yang mengukur berapa luas, zona berapa. Kari ngitung itu harganya sudah maksimal ora usah nganggo nowar-newer nowar-newer, tidak ada tawar-tawaran,” jelasnya.

Terpisah, kuasa hukum 53 warga terkena proyek, Heri Sulistyono, membantah tudingan Bibit. Menurut dia, tidak ada broker yang bermain di Lemah Ireng. Penolakan itu murni keinginan warga. Selama ini, menurut dia, tanah warga menjadi tumpuan hidup karena dapat ditanami tanaman keras dengan nilai ekonomi cukup tinggi.

“Tidak ada calo yang bermain di Lemahireng. Mereka menyerahkan kuasa kepada kami, untuk mendapat keadilan,” katanya.

Heri menjelaskan, Senin (25/6) mendatang, P2T akan bertemu warga di Balai Kelurahan Lemah Ireng untuk menyampaikan patokan harga tanah. Heri menyatakan pihaknya menyerahkan keputusan kepada warga.

“Jika setuju, warga akan langsung tanda tangan berkas ganti rugi. Jika tidak setuju, kami memiliki waktu 14 hari untuk menyampaikan keberatan,” tandasnya. ( bmw / SMS ) 
 
sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar