Proyek Tol Solo-Semarang (dok) |
BOYOLALI--Proses pematokan lahan untuk proyek jalan tol Semarang-Solo telah dilakukan di Dukuh Bukuning, Desa Mudal, Kecamatan Boyolali Kota. Langkah itu memicu keresahan warga karena berdasarkan patok yang dipasang, sebanyak delapan kepala keluarga (KK) atau 12 rumah dipastikan akan terisolasi.
Tokoh masyarakat setempat, Syaifudin Zuhri, 38, membeberkan patok berwarna merah telah dipasang di lahan untuk tol pada Senin (26/3/2012). Sesuai harapan warga, jalan tol yang melintas di dukuh tersebut tidak menerjang Masjid Al Muayyad dan Makam Kyai Trowongso. Namun ternyata warga tetap resah karena jalan tol bakal membelah dukuh tersebut menjadi dua bagian. Sebanyak delapan KK tersisolasi atau terpisah dari warga lainnya di dukuh tersebut.
“Permohonan kami memang jangan sampai tol menerjang mesjid dan makam. Berdasarkan patok yang dipasang, jalan tol berada di bagian utara mesjid. Tapi itu juga belum sesuai dengan permintaan warga. Pematokan itu sepertinya bedasarkan kalkulasi teknis. Kalau seperti itu wilayah Bukuning jadi terbelah. Ada delapan KK yang terisolasi. Warga yang berada di seberang jalan tol akan kesulitan juga kalau ingin beribadah di mesjid,” kata Syaifudin, ketika dijumpai wartawan di Bukuning, kemarin.
Syaifudin menambahkan berdasar patok yang dipasang ada 34 rumah yang terkena proyek jalan tol. Sedangkan rumah yang terisolasi sebanyak 12 unit, terdiri atas delapan KK. Warga berharap jalur tol digeser agak ke selatan. Mereka merelakan beberapa rumah yang ada di bagian selatan mesjid tergusur, daripada ada yang terisolir.
“Jadi Bekuning ini adalah wilayah Mudal paling pojok. Kasihan kalau 12 rumah itu terisolir, karena agak ke selatan dari rumah mereka sudah desa lain. Akses warga ke mesjid juga agak sulit, warga tentu minta ada jalan penghubung supaya bisa berbadah ke mesjid. Jadi kami berharap pematokan ini belum final, masih bisa dibicarakan lagi,” tegas Syaifudin.
Tokoh masyarakat setempat, Syaifudin Zuhri, 38, membeberkan patok berwarna merah telah dipasang di lahan untuk tol pada Senin (26/3/2012). Sesuai harapan warga, jalan tol yang melintas di dukuh tersebut tidak menerjang Masjid Al Muayyad dan Makam Kyai Trowongso. Namun ternyata warga tetap resah karena jalan tol bakal membelah dukuh tersebut menjadi dua bagian. Sebanyak delapan KK tersisolasi atau terpisah dari warga lainnya di dukuh tersebut.
“Permohonan kami memang jangan sampai tol menerjang mesjid dan makam. Berdasarkan patok yang dipasang, jalan tol berada di bagian utara mesjid. Tapi itu juga belum sesuai dengan permintaan warga. Pematokan itu sepertinya bedasarkan kalkulasi teknis. Kalau seperti itu wilayah Bukuning jadi terbelah. Ada delapan KK yang terisolasi. Warga yang berada di seberang jalan tol akan kesulitan juga kalau ingin beribadah di mesjid,” kata Syaifudin, ketika dijumpai wartawan di Bukuning, kemarin.
Syaifudin menambahkan berdasar patok yang dipasang ada 34 rumah yang terkena proyek jalan tol. Sedangkan rumah yang terisolasi sebanyak 12 unit, terdiri atas delapan KK. Warga berharap jalur tol digeser agak ke selatan. Mereka merelakan beberapa rumah yang ada di bagian selatan mesjid tergusur, daripada ada yang terisolir.
“Jadi Bekuning ini adalah wilayah Mudal paling pojok. Kasihan kalau 12 rumah itu terisolir, karena agak ke selatan dari rumah mereka sudah desa lain. Akses warga ke mesjid juga agak sulit, warga tentu minta ada jalan penghubung supaya bisa berbadah ke mesjid. Jadi kami berharap pematokan ini belum final, masih bisa dibicarakan lagi,” tegas Syaifudin.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar