javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Rabu, 02 September 2015

PROYEK TOL SOKER Inilah Penyebab 11 Rumah di Sekitar Tol Soker Retak


Ilustrasi proyek pembangunan tol Solo-Kertosono (JIBI/Solopos/Dok.)

Proyek tol Soker, pemilik rumah di sekitar proyek tol menghentikan aktivitas pembangunan karena rumah mengalami retak.

Solopos.com, BOYOLALI--Sebanyak 11 unit bangunan rumah warga di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Boyolali dilaporkan mengalami retak akibat getaran alat berat yang dioperasikan selama pengerjaan tol Solo Kertosono (Soker) yang berada di kawasan tersebut.

Kepala Desa Dibal, Budi Setiono, mengatakan 11 bangunan tersebut delapan di antaranya berada di wilayah RT 004/RW 001 dan 3 unit sisanya di RT 003/RW 008, Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Dia menerangkan lokasi bangunan-bangunan tersebut berada di ring 1, yakni yang berbatasan langsung dengan wilayah pengerjaan tol. Jarak antara bangunan dengan lokasi pengerjaan proyek tak lebih dari 5 meter.

Menurutnya, begitu mendapat laporan warga dia pun langsung menghubungi dan meminta pelaksana proyek tol Soker di wilayah tersebut, yakni PT Conbloc untuk menindaklanjuti laporan kerusakan dari para warga.

“Ini kami sama-sama meninjau ke lokasi, melihat dan mendengarkan langsung dari masyarakat, biar semuanya sama-sama jelas,” tutur dia di sela-sela peninjauan kerusakan rumah warga, Selasa (1/9/2015).

Safety officer PT Conbloc, Irawan, menjelaskan pada survey kerusakan bangunan, Selasa (1/9/2015) tersebut, sejumlah catatan kerusakan akan kembali ditinjau satu pekan mendatang. Sejauh ini dirinya tidak dapat memberi kepastian kebijakan seperti apa yang akan diputuskan terkait permasalahan tersebut.

Menurutnya, dari hasil pantauan sementara, indikasi utama disebabkan oleh vibro atau getaran alat berat. Dia menambahkan pascalaporan warga, untuk sementara pihak pelaksana telah mengurangi aktivitas alat berat. Dia menambahkan keretakan tersebut bisa dipicu berbagai faktor termasuk struktur kepadatan tanah dan usia bangunan.

“Ini kami tinjau dulu bentuk kerusakannya seperti apa. Belum bisa mengambil keputusan. Pekan depan masih akan kami tinjau lagi, akan kami kaji apakah benar penyebab kerusakan karena vibro getaran alat berat. Kami juga serba salah karena jalan tidak bisa halus kalau tidak di-vibro,” terang dia saat diwawancarai Solopos.com di sela-sela peninjauan rumah warga, Selasa.

Sementara itu, salah seorang warga RT 003/RW 008 yang rumahnya retak, Agus, 27, mengaku sempat menuntut pelaksana menghentikan sementara aktivitas alat berat pada Sabtu (29/8/2015) malam. Dia dan sejumlah warga mengaku khawatir jika rumah tiba-tiba ambruk akibat dinding yang sedikit demi sedikit mulai retak tersebut. Betapa tidak, dia mengaku sampai menyangga balok pondasi atap rumahnya yang retak dengan bilah-bilah kayu.

sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar