javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Rabu, 17 Oktober 2012

Warga Minta Ganti Rugi Rp4 Juta/M2

ilustrasi
SALATIGA – Sejumlah warga Pasar Anyar, Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga yang terkena pembangunan jalan tol Semarang–Solo seksi III Bawen–Boyolali meminta ganti rugi Rp4 juta per meter persegi (m2).


Angka itu didasarkan pada nilai jual tanah saat ini dan bangunan rumah. Salah seorang warga, Siti Tatkiroh, 68, menuturkan, warga berharap pemerintah bisa memberikan ganti rugi minimal sesuai dengan harga tanah saat ini dan nilai bangunan rumah. Adapun nilai jual tanah di daerah Pasar Anyar saat ini berkisar Rp1–1,5 juta per m2. “Nilai jual tanah saya sekarang Rp1,5 juta per meter persegi.Karena itu, saya minta ganti rugi senilai Rp4 juta per meter persegi.Itu sudah termasuk nilai bangunan rumah dan kerugian lainnya,” katanya kepada SINDOkemarin.

Bangunan rumah dan tanahnya seluas 388 m2 bakal terkena mega proyek jalan tol Semarang– Solo. Jika sudah ada kesepakatan harga ganti rugi, Siti segera mencari rumah baru untuk tempat tinggal. “Saya berharap proses ganti rugi bisa cepat dan sesuai dengan harapan. Karena mencari rumah baru yang cocok tidak mudah,” ujarnya. Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga mulai mengukur tanah yang bakal terkena proyek jalan tol. Pengukuran dimulai dari Kelurahan Kauman Kidul,Kecamatan Sidorejo.Di daerah tersebut terdapat 67 bidang tanah yang bakal terkena megaproyek ini.

Saat pelaksanaan pengukuran, petugas sempat mengalami kesulitan karena sejumlah patok sementara yang dipasang beberapa waktu lalu hilang dan sebagian tertutup semak belukar. Petugas harus mencari kembali patok tersebut untuk memastikan titik tanah yang akan diukur. Ketua P2T Pemkot Salatiga Agus Rudianto menilai pembangunan jalan tol di Salatiga akan menerjang 164 bidang tanah yang tersebar di empat kelurahan. Rinciannya,di Kelurahan Bugel 41 bidang,Kauman Kidul (67),Kutowinangun (31), dan Tingkir Tengah (25).“Tapi sejauh ini kami belum tahu jumlah riil warga terkena proyek.

Jumlah riilnya baru diketahui setelah tahapan ricikan selesai,”ungkapnya. P2T akan mengupayakan ganti untung kepada warga yang tanahnya terkena pembangunan jalan tol Semarang–Solo seksi III Bawen–Boyolali dengan nilai di atas harga jual tanah saat ini. Sementara itu,Wakil Presiden (Wapres) Boediono berjanji akan mengupayakan pencairan dana talangan dari pusat Rp1,9 triliun untuk pembiayaan jalan tol Semarang–Solo.

“Ada masalah yang harus dibahas dengan Menteri Keuangan karena ini terkait dengan APBN.Saya akan monitor bahwa ini jalur yang benar-benar bottle neck,”kata Wapres saat di Semarang kemarin. Boediono mengaku sudah mendengarkan paparan langsung terkait jalan tol Semarang– Solo dari Gubernur Jateng Bibit Waluyo.Jalan tol tersebut memang mendesak untuk segera direalisasikan.“Kalau ini kita longgarkan,kegiatan ekonomi Jateng akan meningkat,” tandasnya.

Gubernur Jateng Bibit Waluyo menyatakan, sejauh ini komunikasi antara pihaknya dan pemerintah pusat masih berjalan dan tidak selesai-selesai.Kepastian dari mana dana tersebut akan cair,juga belum jelas. “Antara Kementerian PU dan Kementerian Keuangan masih saling lempar. Mudah mudahan segera ada atensi agar segera cair,” ucapnya.

Dengan adanya kucuran dana tersebut, pemborong bisa bekerja lebih nyaman karena kepastian pembayarannya akan lebih jelas. angga rosa/arif purniawan

sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar