javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Sabtu, 04 Agustus 2012

Semen Gresik Merebut Wilayah "Tak Bertuan" (1)

Siapkan Investasi Rp 4 Triliun di Rembang
BIDIK REMBANG: Salah satu pabrik PT Semen Gresik di Tuban yang
sudah beroperasi. Saat ini BUMN persemenan tersebut tengah membidik 
Rembang, Jawa Tengah, untuk rencana pabrik barunya.
MEMILIKI pabrik semen di wilayah Provinsi Jateng merupakan ekspektasi dan cita-cita lama Semen Gresik. Setelah gagal merealisasikan pembangunan pabrik semen di Kabupaten Pati, Semen Gresik langsung mengalihkan investasinya sekitar 450 juta dolar Amerika ke lokasi lama: Kabupaten Tuban. Maka, segera dibangun pabrik Tuban IV dengan kapasitas produksi 3 juta ton per tahun, yang sejak Mei 2012 lalu telah mulai berproduksi. Kini, Rembang yang jadi incaran Semen Gresik setelah tak bisa mewujudkan ambisinya membangun pabrik semen di Pati. "Akhir tahun ini (2012) atau awal tahun depan (2013) kita sudah ground breaking di Rembang," tegas Dirut PT Semen Gresik (Persero) Tbk, Dr Ir Dwi Soetjipto di Surabaya, Senin (30/7) malam.

Rembang tetangga sebelah timur Pati. Bagi Semen Gresik membangun pabrik semen di wilayah utara Jateng sepertinya ''harga mati''. Sebab, kalau cita-cita ideal itu terwujud, BUMN persemenan yang mulai beroperasi pada 7 Agustus 1957 ini mampu mengokohkan posisinya sebagai market leader bisnis semen di Indonesia secara paripurna.

"Memang, hanya di Pulau Jawa market share kami kalah dibanding Indocement Tunggal Prakarsa," kata Sekretaris Perusahaan Semen Gresik, Agung Wiharto, Senin (30/7) malam. Data 2011 memperlihatkan market share Semen Gresik Group (PT Semen Gresik, PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa) di Pulau Jawa di kisaran 36%. Bandingkan dengan Indocement Tunggal Prakarsa yang mencapai 40% lebih.

Di pulau-pulau lain di Indonesia, market share Semen Gresik Group leading vis a vis pabrikan semen lainnya. Semen Gresik Group menguasai lebih 40% pasar semen nasional. Pada 2012 ini, dipastikan market share Semen Gresik Group secara nasional bakal melonjak seiring mulai beroperasinya pabrik Tuban IV dan pabrik Tonasa V milik Semen Tonasa di Sulawesi Selatan dengan kapasitas produksi 3 juta ton per tahun. "Tahun ini, kami perkirakan tingkat produksi bisa mencapai 23 juta ton sampai 25 juta ton," tambah Dwi Soetjipto.

Jateng Ajang Pertempuran

Jateng sepertinya menjadi wilayah "tak bertuan" di mata pabrikan semen besar di Indonesia. Memang, di Kabupaten Cilacap ada pabrik semen Holcim, selain pabrikan semen ini memiliki pabrik di Narogong Jabar dan kini sedang membangun pabrik baru di Kabupaten Tuban, Jatim. Tapi, kapasitas produksi pabrik Holcim di Cilacap tak begitu besar. Dari 8,3 juta ton per tahun produksi Holcim di Indonesia, sebagian besar dihasilkan dari pabriknya di Narogong, Jabar.

Di mata Semen Gresik, posisi Jateng selain "tak bertuan" sekaligus menjadi wilayah pertempuran keras antarpabrikan semen di Indonesia. Untuk bisa memenangkan pertempuran tak ada jalan lain yang bisa ditempuh Semen Gresik selain masuk dan mendirikan pabrik semen di sana.

"Bisnis semen itu terkait erat dengan ketersediaan bahan baku dan daerah pasar. Makin dekat pasar dengan unit produksi, nilai efisiensinya makin tinggi sehingga semakin kompetitif," jelas
Sunardi Prionomurti, mantan Sekper Semen Gresik yang kini menjabat Dirut PT Varia Usaha (anak perusahaan Semen Gresik).

Memang, Jatim dan Jateng merupakan wilayah pasar utama bagi Semen Gresik. Karena itu, Semen Gresik benar-benar fight dan menilai strategis kompetisi antarpabrikan semen di wilayah ini.

Pada 2011 lalu, Semen Gresik memiliki market share di Jateng dan DI Yogyakarta sebesar 33%. Sisanya diambil tiga pabrikan lainnya: Indocement, Holcim, dan Bosowa. Market leader bisnis semen di Jateng dan DI Yogyakarta pada 2011 dipegang Indocement Tunggal Prakarsa dengan market share sebesar 42%.

Secara kuantitas produk Semen Gresik yang terjual di Jateng pada 2011 mencapai 5 juta ton dan di DI Yogyakarta sebesar 500 ribu ton. "Tahun ini (2012) karena kapasitas bertambah, maka perang kami di Jateng dan DI Yogyakarta bakal lebih fight dan kuat karena kami lebih punya senjata," tegas Dwi Soetjipto.

Tingkat permintaan semen selama empat bulan pertama 2012 secara nasional sangat tinggi. Pertumbuhan permintaan mencapai 16,6%. Sementara tingkat pertumbuhan permintaan semen di Pulau Jawa pada empat bulan pertama 2012 mencapai 15%. Di Jateng, tingkat pertumbuhan permintaan semen mencapai 16,3% pada empat bulan pertama tahun ini atau sebesar 1,7 juta ton dibanding periode sama tahun 2011 sebesar 1,4 juta ton.

Selain perspektif pemasaran dan bisnis, wilayah Jateng utara memiliki nilai tambah sangat potensial untuk pembangunan pabrik semen selain karena deposit bahan baku yang cukup besar sehingga bisa dieksploitasi dalam tempo lama. Secara geografis, wilayah seperti Pati, Rembang, dan lainnya berada di garis pantai utara Pulau Jawa, sehingga memudahkan pabrikan semen membangun infrastruktur pelabuhan guna mendukung proses pembangunan dan operasional pabrik semen.

"Wilayah utara Pulau Jawa itu kawasan emas untuk bisnis semen. Bahan baku banyak, pembangunan pelabuhan banyak pilihan, dan dekat dengan daerah penghasil energi khususnya batu bara yang sebagian besar dipasok dari Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur," jelas Agung Wiharto.

Karena itu, tidak heran sejumlah pabrikan semen besar berlomba-lomba ingin masuk ke Pati dan wilayah lain di utara Jateng untuk membangun pabrik semen. Setelah Semen Gresik mundur dari Pati, kabarnya, kini Indocement Tunggal Prakarsa ingin masuk ke wilayah itu. Namun demikian, resistensi sosial yang dihadapi Indocement tak jauh beda dengan yang dialami Semen Gresik. Tapi, Pati, Rembang, dan wilayah lain di pantai utara Jateng tetap menjadi incaran pabrikan semen. "Asal kondisi masyarakat kondusif untuk menerima Semen Gresik, kami siap memulai pembangunan pabrik semen di sana (Pati-Red)," kata Syaifuddin Zuhri, Kepala Divisi Komunikasi Semen Gresik (Suara Merdeka, 5 September 2009).

Rencana pabrik semen milik Semen Gresik di Rembang itu menelan investasi Rp 3,5 triliun sampai Rp 4 triliun. Tapak pabrik direncanakan berada di Desa Pasucen, Kecamatan Gunem, Rembang. Pabrik semen ini membutuhkan lahan seluas 900 hektare di Kecamatan Gunem dan Bulu. Lahan seluas itu dibutuhkan untuk pengadaan bahan baku batu kapur mencapai 520 hektare, tanah liat 240 hektare, lokasi pabrik 105 hektare, jalan tambang 15 hektare, dan jalan produksi 20 hektare. Lahan untuk pabrik dan pengadaan bahan baku akan difokuskan di Desa Pasucen, Tegaldowo, Kajar, Timbrangan, dan Suntri Kecamatan Gunem.

(Setiawan Hendra Kelana/CN30)

Baca Juga
Belajar dari Kegagalan di Pati, Perkuat Program Pantau Lingkungan
Siapkan Investasi Rp 4 Triliun di Rembang
Eksotisnya Lintas Alernatif Magelang-Salatiga
Seteguk Kopi Arab di Masjid Menara
Stres, Banyak Pedagang Perlu Pendampingan Psikologi
Norak, Harga Mati "Pasukan Asyiiik"
Importir Siluman di Balik Barang Bekas
Serupa tapi Berbeda Nasib
Kebersamaan yang Mengasyikan
Dongeng Asyik Mbah Redjo untuk Anak Cucu
Geliat Desa Wisata Sambut "Visit Jateng 2013"
sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar