javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Senin, 30 Oktober 2017

Tak Ada Lagi Transaksi Tunai, 1.351 Petugas Gerbang Tol Tetap Dipekerjakan


Kendaaraan roda empat memasuki Gerbang Tol Otomatis (GTO) 
di Pintu Tol Ciledug, Jakarta, Kamis (13/10/2016). 
PT Jasa Marga (Persero) Tbk menargetkan akan menambah jumlah 
gardu tol elektronik (GTO) sebanyak 106 GTO sehingga jumlah 
GTO di akhir tahun 2016 mencapai 505 GTO atau 50% dari 
keseluruhan gardu operasi, peningkatan jumlah GTO dilakukan 
guna meningkatkan pelayanan di bidang transaksi, terutama 
dalam mendukung Gerakan Nasional Non-Tunai. 
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemberlakuan 100 persen transaksi non tunai di sejumlah ruas jalan tol di Indonesia berpotensi mengurangi jumlah karyawan Jasa Marga yang biasanya bertugas di gerbang tol.

Hal tersebut terjadi akibat dari sistem transaksi elektronik dengan memberlakukan gerbang tol otomatis (GTO).

Meski begitu, VP Operation Management Layanan Jasa MargaRaddy R Lukman menegaskan tidak akan serta merta melakukan pemecafan kepada 1.351 karyawan yang bekerja di ruas gerbang tol.


"Artinya komitmen direksi tidak ada phk bagi karyawan gerbang tol," kata Raddy saat acara diskusi di Galeri Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017).


Adapun sebanyak 577 orang masih akan dipekerjakan di Gardu Semi Otomatis (GSO).

Raddy menyatakan, mereka akan ditugaskan di luar gardu guna membantu pengguna jalan tol yang mengalami masalah saat membayar menggunakan uang elektronik.

"Jadi kami bertahap. Kami tempatkan petugas di GSO yang hanya mengerahkan petugas di luar. Jadi petugasnya ada. Tahap pertama ini sekitar 577 orang," ujarnya.

Kemudian sebagian dari mereka juga sudah memasuki masa pensiun lantaran tol jasa marga sudah beroperasi sejak tahun 1986.

Sedangkan karyawan yang lain akan dialihfungsikan ke sejumlah cabang maupun anak perusahaan milik Jasa Marga yang masih membutuhkan staf.

"Anak-anak perusahaan Jasa Marga terbagi menjadi 2, ada anak perusahaan jalan tol yang baru mengoperasikan jalan tol seperti di Semarang - Solo, ada juga Surabaya - Mojokorto. Itu masih membutuhkan karyawan. Kemudian anak perusahaan yang non tol, seperti Jasa Marga Pemeliharaan. Nantinya akan kami beri pembekalan. Bahkan yang mendaftarkan diri sudah melebihi dari kuotanya," tutur Raddy

sumber:

Senin, 31 Juli 2017

Tol Trans Jawa Ditargetkan Sampai Banyuwangi pada 2019, Bagaimana Perkembangannya?

Ilustrasi: (Foto: Okezone)


JAKARTA - Pembangunan Tol Trans Jawa terus dikebut pemerintah. Kendala-kendala seperti pembebasan lahan dan biaya segera diselesaikan agar target pembangunan tol ini sesuai rencana.

Tercatat, megaproyek Tol Trans Jawa yang menghubungkan Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur ditargetkan selesai seluruhnya pada 2019.

Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), cepatnya pembangunan tol dan pembebasan lahan tak lepas dari adanya dukungan undang-undang. Selain itu adanya dana talangan yang bisa digunakan untuk mempercepat pembayaran pembebasan lahan tersebut.

“Kecepatan seperti ini yang diharapkan sehingga lima tahun ke depan akan kelihatan, berapa kilometer yang sudah bisa dikerjakan. Dana tol yang disiapkan pemerintah untuk tol yang mangkrak sebesar Rp32 triliun dan serapannya cepat sekali,” jelasnya.

Untuk mempercepat pembangunan ruas Batang-Semarang, PT Jasa Marga melalui anak usahanya PT Jasa Marga Semarang-Batang (JMSB) menggunakan skema pembiayaan contractor pre financing (CPF).

Tapi tidak sedikit, ada beberapa ruas tol Trans Jawa yang belum menunjukkan pembangunan yang signifikan. Berdasarkan data Monitoring Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang dikutip, berikut progres konstruksi Jalan Tol Trans Jawa hingga Minggu ke-3 Juli 2017:

- Ruas tol Pejagan-Pemalang 57,5 km dengan dana Rp6,84 triliun (seksi I dan II sudah beroperasi) meliputi progres tanah 99,41%, progres fisik 65,66%. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) Seksi 3 dan 4 Januari 2017

- Ruas tol Pemalang-Batang 39,2 km dengan dana Rp4,08 triliun. Progres tanah 98,06%, progres fisik 29,90%, SPMK Januari 2017

- Ruas tol Batang-Semarang 75 km dengan dana Rp11,05 triliun. Progres tanah 76,34%, progres fisik 30,13%, SPMK Juli 2016

- Ruas tol Semarang-Solo 72,64 km dengan dana Rp7,3 triliun (seksi I dan 2II sudah beroperasi). Progres tanah 97,69%, progres fisik 59,96%, SPMK seksi 3 Juli 2015

- Solo-Ngawi 90,42 km dengan dana Rp 5,14 triliun. Progres tanah 88,09%, progres fisik 83,58%, SPMK Juni 2016

- Ngawi-Kertosono 86,9 km dengan dana Rp3,82 triliun. Progres tanah 98,6%, progres fisik 42%, SPMK Mei 2016

- Kertosono-Mojokerto 40,5 km dengan dana Rp3,48 triliun. Progres tanah 100%, progres fisik 90,88%, SPMK Agustus 2010

- Mojokerto-Surabaya 36,47 km dengan dana Rp3,79 triliun. Progres tanah 100%, progres fisik 89,21%, SPMK sejak April 2007

- Gempol-Pasuruan 34,15 km dengan dana Rp2,77 triliun. Progres tanah 76,47%, progres fisik 45,4%, SPMK sejak Maret 2013

- Pasuruan-Probolinggo 31,3 km, dengan dana Rp3,55 triliun. Progres tanah 96,5%, progres fisik 9,22%

- Probolinggo-Banyuwangi (masih tender) 172 km, dengan dana Rp15,92 triliun. Saat ini masih proses prakualifikasi lelang investasi.

sumber :

Jumat, 28 Juli 2017

Enam Bulan Jasa Marga Kantongi Laba Bersih Rp 1,016 Triliun


Ilustrasi PT Jasa Marga(Arimbi Ramadhiani)


JAKARTA, KompasProperti - Total laba bersih yang dibukukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk pada Semester I-2017 meningkat 9,79 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Saat ini, laba bersih yang mampu dikantongi senilai Rp 1,016 triliun.

Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Tbk Agus Setiawan menjelaskan, kenaikan laba bersih ini ditunjang peningkatan Pendapatan Tol dan Usaha lain sebesar 7,47 persen, yaitu dari Rp 4,21 triliun menjadi Rp 4,53 triliun.

"Pendapatan tol tercapai Rp 3,99 triliun atau naik 2,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 3,88 triliun. Sedangan Pendapatan Usaha lain Rp 543 miliar atau naik 62,03 persen dari semester I 2016 sebesar Rp 335 miliar," terang Agus dalam keterangan tertulis yang diterima KompasProperti, Jumat (28/7/2017).

Sementara itu, aktivitas konstruksi sejumlah ruas jalan tol baru, terpantau pada realisasi pendapatan konstruksi yang mencapai Rp 8,57 triliun atau naik sebesar 243,15 persen dari tahun 2016 yaitu Rp 2,50 triliun.

Untuk kegiatan ekspansi Perseroan, dapat dilihat dari total nilai aset yang mencapai Rp 65,81 triliun atau meningkat 23,01 persen dari semester yang sama tahun lalu. Ekspansi tersebut dilakukan Perseroan untuk pertumbuhan jangka panjang.

Sedangkan, pada sisi EBITDA, Jasa Marga berhasil memperoleh Rp 2,62 triliun atau tumbuh 6,55 persen dibandingkan Semester I 2016 dan mencapai margin EBITDA sebesar 57,94 persen.

Di sektor investasi, Agus menambahkan, Jalan Tol Gempol-Pasuruan seksi Bangil-Rembang baru saja dioperasikan April tahun ini.

"Pengoperasian jalan tol tersebut akan memberikan dampak pada kenaikan Pendapatan Tol, namun sekaligus juga mempengaruhi peningkatan Beban Usaha," kata dia.

Dalam waktu dekat, Jasa Marga berencana mengoperasikan kelanjutan tol tersebut yaitu seksi Gempol-Bangil (6,8 km) dan seksi Rembang-Pasuruan (6,6 kilometer).

Selain itu juga akan dioperasikan seksi terakhir Jalan Tol Semarang-Solo yaitu seksi Bawen-Salatiga (17,50 kilometer) pada triwulan III-2017.

Masih pada tahun ini, Jalan Tol Surabaya-Mojokerto Ruas Sepanjang-Krian (15,5 kilometer), Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (41,69 kilometer), Jalan Tol Solo-Ngawi (90,25 kilometer) dan Jalan Tol Ngawi-Kertosono (49,51 kilometer), juga akan dioperasikan.

Peningkatan Investasi

Guna meningkatkan kapasitas investasi, Perseroan akan melakukan aksi korporasi berupa Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi serta Project Bonds.

Sekuritisasi Pendapatan ini berbasis pendapatan di masa mendatang atau future revenue base securities yang direncanakan sekitar Rp 2 triliun, yang pada saat ini masih dalam proses finalisasi registrasi ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sedangkan Project Bonds masih dalam tahap persiapan dan konsultasi dengan lembaga terkait.

Hal ini dilakukan sebagai salah upaya pendanaan alternatif pengembangan proyek jalan tol baru, melalui Anak Perusahaan Jalan Tol, akan menyelesaikan target penambahan pengoperasian jalan tol sekitar 660 kilometer hingga tiga tahun kedepan.

Saat ini Perseroan memiliki hak konsesi sepanjang 1.260 kilometer.

sumber :

Inilah Sederet Jalan Tol yang Segera Dioperasikan Jasa Marga


Gerbang tol Salatiga resmi beroperasi sejak Minggu (18/6/2017)
[Dok Jasa Marga]

"Jasa Marga menargetkan penambahan pengoperasian jalan tol sekitar 660 km hingga tiga tahun kedepan."


Suara.com - Ditengah pembangunan 15 ruas tol baru, pada Semester I tahun 2017, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. berhasil membukukan total laba bersih sebesar Rp1,01 triliun. Jumlah tersebut meningkat sebesar 9,79 persen dibandingkan periode Semester I 2016 sebesar Rp925 miliar.

Peningkatan laba bersih ini ditopang oleh peningkatan Pendapatan Tol dan Usaha Lain yang mencapai Rp4,53 triliun atau meningkat 7,47 persen dibandingkan Semester I 2016 Rp4,21 triliun.

"Pendapatan tol tercapai Rp3,99 triliun atau naik sebesar 2,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp3,88 triliun. Sedangankan untuk Pendapatan Usaha lain tercapai sebesar Rp543 miliar atau naik sebesar 62,03 persen dari semester I 2016 sebesar Rp335 miliar," kata Agus Setiawan, Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Tbk di Jakarta, Jumat (28/7/2017).

Aktivitas konstruksi ruas-ruas jalan tol baru tercermin pada realisasi pendapatan konstruksi yang mencapai Rp8,57 triliun atau naik sebesar 243,15 persen dari tahun 2016 Rp2,50 triliun. Kegiatan ekpansi Perseroan juga terlihat dari total nilai aset yang tercapai Rp65,81 triliun meningkat 23,01 persen dari tahun lalu sebesar Rp53,50 triliun yang mana ekspansi tersebut dilakukan Perseroan untuk pertumbuhan jangka panjang.

"Pada sisi EBITDA, kinerja Jasa Marga juga mencerminkan hasil yang cukup baik, dimana seiring dengan aktivitas investasi yang dilakukan, Jasa Marga berhasil memperoleh EBITDA sebesar Rp2,62 triliun, tumbuh 6,55 persen dibandingkan Semester I 2016 dan mencapai margin EBITDA sebesar 57,94 persen," ujar Agus.

Di sisi investasi, pada bulan April 2017, Jasa Marga telah mengoperasikan Jalan Tol Gempol-Pasuruan Seksi Bangil-Rembang sepanjang (7,1 km) Pengoperasian jalan tol tersebut akan memberikan dampak pada kenaikan Pendapatan Tol, namun sekaligus juga mempengaruhi peningkatan Beban Usaha. Jasa Marga juga merencanakan akan mengoperasikan kelanjutan Jalan Tol Gempol-Pasuruan yaitu seksi Gempol-Bangil (6,8 km) dan seksi Rembang-Pasuruan (6,6 km) serta seksi terakhir Jalan Tol Semarang-Solo yaitu seksi Bawen-Salatiga (17,50 km) pada triwulan III 2017.

Pada tahun ini Jasa Marga juga menargetkan pengoperasian Jalan Tol Surabaya-Mojokerto Ruas Sepanjang-Krian (15,5 km), Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (41,69 km), Jalan Tol Solo-Ngawi (90,25 km) dan Jalan Tol Ngawi-Kertosono (49,51 km).

Selain itu, untuk meningkatkan kapasitas investasi, Jasa Marga berencana melakukan aksi korporasi berupa Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi serta Project Bonds. Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi ini berbasis pendapatan di masa mendatang atau future revenue base securities yang direncanakan sekitar Rp2 triliun, yang mana saat ini masih dalam proses finalisasi registrasi ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sedangkan Project Bonds masih dalam tahap persiapan dan konsultasi dengan lembaga terkait.

"Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya pendanaan alternatif pengembangan proyek jalan tol baru, dimana melalui Anak Perusahaan Jalan Tol, akan menyelesaikan target penambahan pengoperasian jalan tol sekitar 660 km hingga tiga tahun kedepan. Saat ini Perseroan memiliki hak konsesi sepanjang 1.260 km," tambah Agus.

Sedangkan pada sisi operasional, Jasa Marga layani 4,4 juta kendaraan di gerbang tol utama pada periode arus mudik dan arus balik Lebaran 1438 H/2017. Optimalisasi pelayanan Jasa Marga selama periode arus mudik dan balik kepada pengguna jalan tol melalui penggunaan jalan tol darurat, rekayasa lalu lintas, optimalisasi Gerbang Tol Cikarang Utama, peningkatan penetrasi uang elektronik, serta mengoptimalisasikan rest area dan parking bay. Keberhasilan dalam melayanai pengguna jalan tol selama arus mudik balik Lebaran tahun ini juga didukung oleh sinergi antar instansi baik itu dengan pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kepolisian dan Kementerian Perhubungan.

"Hal ini sebagai upaya Jasa Marga untuk memberikan pelayanan yang baik untuk para pengguna jalan tol dan sebagai upaya mendukung program mudik nasional Pemerintah," tutup Agus.

sumber :

Minggu, 04 Juni 2017

Penampakan Jalan Tol Brebes Pemalang dari Udara untuk Mudik 2017

Inilah Penampakan Jalan Tol Brebes Pemalang dari Udara yang akan digunakan untuk mudik 2017



sumber :

Meski Gratis, GT Salatiga akan Berfungsi Sebagai Tempat Pembayaran


Gerbang Tol Salatiga yang berada di Kecamatan Tingkir, 
Salatiga, Jawa Tengah. Gerbang tol ini menjadi ujung dari ruas 
Tol Bawen-Salatiga. Gambar diambil pada Kamis (25/5/2017)
(KOMPAS.com/DANI PRABOWO)


UNGARAN, KompasProperti - Tingkir Exit (Tingxit) yang merupakan pintu keluar dari ruas tol seksi tiga Bawen-Salatiga diperkirakan akan menjadi titik penumpukan kendaraan pada saat mudik Lebaran 2017.

Prediksi kemacetan panjang ini bertolak dari fakta di lapangan yakni terdapat penyempitan jalur dari jalan tol ke jalan reguler.

Selain itu, PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Semarang-Solo akan memberlakukan tarif untuk perjalanan Semarang-Bawen di gerbang tol (GT) Salatiga yang ada di Kecamatan Tingkir.

"Bawen-Salatiga memang bebas biaya karena masih fungsional, tapi pembayaran Semarang-Bawen dilakukan di GT Salatiga yang ada di Tingkir," kata Manajer Operasional TMJ Fauzi Abdurrahman kepada KompasProperti, Sabtu (3/6/2017) siang.

Dia mengakui, ada kekhawatiran terjadinya penumpukan jalan, namun PT TMJ memastikan tidak akan terjadi penumpukan kendaraan yang berlebihan di Tingxit.


TMJ akan berkoordinasi dengan Kepolisian dan Dinas Perhubungan di dua wilayah yang dilewati yakni Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga, guna menentukan rekayasa lalu lalu lintas berupa sistem buka tutup di beberapa titik yang sudah ditentukan.

Kondisi terkini Ruas Tol Bawen-Salatiga per 17 Februari 2017
(Ridwan Aji Pitoko)



Menurut rencana, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan melakukan uji kelayakan ruas Tol Bawen-Salatiga pada H-10 lebaran.

Fungsionalisasi ruas Tol Bawen-Salatiga ini diharapkan bisa memecah kemacetan yang kerap terjadi di jalur selatan khususnya antara Bawen Kabupaten Semarang hingga Blotongan dan Salatiga Kota.

Selama mudik 2017, fungsionalisasi Tol Bawen-Salatiga ini berlaku satu arah untuk kendaraan yang sudah masuk sejak dari Tol Semarang saja. Arah sebaliknya, dari Salatiga ataupun dari Bawen, kendaraan belum diperbolehkan masuk.

Sedangkan untuk pengenaan tarifnya, hanya perlu membayar untuk ruas Semarang-Bawen, dan pembayarannya akan ditarik di pintu tol Salatiga.

Sementara untuk pemudik tujuan Yogyakarta, tetap keluar di pintu Tol Bawen seperti biasanya.

Sebelumya dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektoral dalam rangka Kesiapan Pengamanan Ramadhan Idul Fitri 2017 di Ruang Dharma Satya Kantor Setda Kabupaten Semarang, Rabu (31/5/2017) siang, Fauzi memastikan Jalan Tol Semarang-Solo seksi III, yakni ruas tol Bawen-Salatiga dipastikan berfungsi saat mudik Lebaran 2017.


Pekerjaan tol Bawen-Salatiga, cut and fill tanah sepanjang 
2 kilometer antara Kandangan-Polosiri, Bawen. 
Gambar diambil Kamis (30/3/2017).
(Kompas.com/ Syahrul Munir)

"Karena masih bersifat fungsional, maka kendaraan yang melintas hanya cukup membayar tarif tol dari Semarang ke Bawen saja. Selebihnya dari ruas Bawen ke Salatiga gratis," kata Fauzi.

Sementara berkaca kejadian Brexit pada tahun lalu, TMJ telah mengambil langkah antisipatif guna menghindari kemacetan panjang di exit toll Tingkir (Tingxit). Antara lain dengan sistem buka tutup berdasarkan panjang antrean di pintu tol Tingkir. 

"Jadi panjang antrean berapa kami sudah ada standard operational procedure (SOP). Kami ada rekayasa lalu lintas. Jadi kalau sudah sampai kilometer 52 kami alihkan ke (exit) Bawen," jelasnya.

Begitu pula jika pengalihan ke exit Bawen terjadi antrean hingga satu kilometer, maka akan dilakukan dilakukan pengalihan ke exit Ungaran.

"Itu SOP-nya sudah kita sampaikan dalam rakor linsek tadi," imbuhnya.

sumber :

Sambut Arus Mudik Lebaran 2017, Pengerjaan Jalan Tol Soker Akan Dihentikan H-7


Koordinator lapangan tol Soker pejabat pembuat komitmen (PPK) 
Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), 
Amal Ginting dan Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak, 
saat melakukan pengecekan tol Soker, Jumat (2/6/2017) lalu. 


TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Pengerjaan jalan tol Solo - Kertosono (Soker), tepatnya ruas jalan Solo - Ngawi, Jatim mulai H-7 Lebaran 2017 akan dihentikan.

Dihentikannya tersebut karena jalan tol Soker akan dibuka sebagai jalur alternatif pada arus mudik dan balik Lebaran 2017.

Koordinator lapangan tol Soker pejabat pembuat komitmen (PPK) Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), Amal Ginting, mengatakan, jalan tol Soker akan dibuka satu jalur pada arus mudik dan balik Lebaran.

Hal ini karena masih ada beberapa lahan warga yang dibebaskan.

"Nanti akan ada beberapa titik yang diharuskan untuk perpindahan jalur karena masih pengerjaan yang belum selesai," katanya, Minggu (4/6/2017).

Dia menyebutkan perpindahan jalur tersebut akan terjadi di dua titik ruas jalan tol Soker yakni di kawasan Kali Pepe, Klodran dan Donohudan, Boyolali.

Ginting menambahkan, selama arus mudik Lebaran akan dibuka dua pintul tol Soker yakni di pintu masuk Tol Ngasem dan Klodran.

"Begitu juga pada waktu arus balik nanti keluar lewat pintu tol Klodran dan Ngasem," jelasnya.

Sampai saat ini masih ada empat ruas tol Soker yang dikerjakan.

Keempat titik ruas tol Soker ini berada di Ngasem, Kali Pepe, Sobokerto dan Donohudan, Boyolali.

"Luasnya sekitar 21 kilometer," katanya.(*)

sumber :

Sabtu, 03 Juni 2017

FLY OVER BREBES-TEGAL-PURWOKERTO UPDATE 31 MEI 2017



sumber :
youtube.com

H-7 Lebaran, Ruas Tol Bawen-Salatiga Difungsikan


SURVEI: Polres Salatiga dan Dinas Perhubungan Salatiga melakukan 
survei dan pemetaan di pintu exit tol Tingkir Salatiga, 
Senin (8/5/2017). (manteb.com/tata-way)


SALATIGA, MANTEB.Com – Tujuh hari jelang lebaran dipastikan jalan tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga sudah bisa difungsikan. Kepastian tersebut diputuskan setelah beberapa hari ini pihak pengelola tol Trans Marga Jawa Tengah melakukan uji coba kelayakan.

Kepastian tersebut juga sudah dibahas dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektoral yang dihadiri oleh Trans Marga Jawa Tengah, Dinas Perhubungan Kabupaten Semarang, Polres Semarang, dan jajaran pegawai negeri sipil (PNS) di Gedung Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang, Rabu (31/5/2017).

“H-7 sudah dipastikan secara fungsional sudah bisa dioperasikan,” kata Manajer Operasional PT Trans Marga Jawa Tengah, Fauzi Abdulrahman, saat ditemui sesuai Rapat Koordinasi Lintas Sektoral.

Lebih lanjut Fauzi menuturkan, jalan tol Bawen-Salatiga sepanjang 17,5 km saat dibuka nantinya masih gratis. Namun bagi pemudik yang melintas dari Kota Semarang hingga Salatiga, akan dikenai tarif yang sama dari ruas tol Ungaran-Bawen sebesar Rp 7.500. Untuk pembayaran dilakukan di gardu tol yang berada di exit tol Salatiga.

Untuk menghindari kemacetan di wilayah exit tol Tingkir, khususnya saat antrean pembayaran di gardu tol, beberapa antisipasi sudah dilalukan oleh petugas dengan rekayasa lalu lintas.

Apabila antrean sudah melebihi 2 km di exit tol Tingkir, maka arus lalu lintas akan dialihkan ke exit tol Bawen. Namun jika masih ada kemacetan, akan dialihkan ke exit tol Ungaran.

“Jadi kalau sudah sampai KM 52 itu kita alihkan ke Bawen, demikian juga dari Bawen kalau sudah 1 km kita alihkan ke Ungaran,” terang Fauzi.

Penulis : Tata Rahmanta

sumber :

Ini Daftar Ruas Tol Trans-Jawa Bebas Tarif Alias Gratis


Perlintasan di Jalan Tol Solo Kertosono (Soker) di Sragen, 
Jawa Tengah(Kontributor Surakarta, M Wismabrata)


JAKARTA, KompasProperti - Sejumlah ruas Jalan Tol Trans-Jawa akan difungsikan atau digunakan sementara selama mudik dan balik Lebaran 2017.

Ruas yang difungsikan ini nantinya dibebaskan dari biaya alias gratis.

"Kalau yang dikenakan tarif hanya yang sudah dioperasikan," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna di Galeri Nasional Jakarta, Jumat (2/6/2017).

Untuk ruas Tol Trans-Jawa yang akan difungsikan adalah sebagai berikut:

  1. Ruas Tol Brebes Timur hingga Weleri. Ruas ini terdiri atas Brebes Timur-Pemalang yang meliputi Seksi 3 Brebes Timur-Tegal dan Seksi 4 Tegal-Pemalang.
  2. Kemudian ruas Tol Pemalang-Batang yang terdiri atas Seksi 1 Pemalang-Pekalongan dan Seksi 2 Pekalongan-Batang.
  3. Selanjutnya ruas Tol Batang-Semarang yang baru selesai hingga Weleri, terdiri atas Seksi 1 Batang-Batang Timur dan Seksi 2 Batang Timur-Weleri.
  4. Ruas Tol Semarang-Solo tepatnya Seksi 3 Bawen-Salatiga.
  5. Ruas Tol Solo-Ngawi meliputi Kertosuro-Karanganya, Karanganya-Sragen, Sragen-Mantingan dan Mantingan-Widodaren.
  6. Ruas Tol Ngawi-Kertosono, Kertosono-Mojokerto, Mojokerto-Surabaya dan Gempol-Pasuruan.
sumber :

H-10 Lebaran, Pemudik Bisa Lewati Empat "Flyover" Brebes-Tegal



Jalan layang Dermoleng yang berada di wilayah Ketangungan,
Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
(KOMPAS.com / DANI PRABOWO)

JAKARTA, KompasProperti - Penyebab munculnya titik rawan kemacetan di pintu keluar (exit) Tol Brebes Timur (Brexit) tahun lalu salah di antaranya adalah perlintasan sebidang kereta api.

Untuk mengatasinya, sejak 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun 4 jalan layang atau flyover di Dermoleng, Klonengan, Kesambi dan Kretek di Kabupaten Brebes dan Tegal.

"Empat flyover Brebes-Tegal fungsional H-10 Lebaran," tulis pembuka video di Instagram Kementerian PUPR @kemenpupr.

Setiap harinya, terutama pada musim mudik lebaran terdapat 97 kereta api yang melewati perlintasan.

Jika tiap kereta membutuhkan waktu melintas 5 menit maka diperkirakan 9 jam per hari arus lalu lintas menjadi terhambat pada titik ini.

Dengan adanya keempat flyover ini diharapkan dapat memperlancar arus mudik Lebaran 2017.

Masing-masing perkembangannya yaitu di Dermoleng sudah mencapai 84,86 persen, Klonengan 94,23 persen, Kesambi 78,68 persen, dan Kretek 76,84 persen. Ini merupakan hasil pemantauan per 31 mei 2017.

Jalan Layang Dermoleng-Ketanggungan memiliki panjang 650 meter yang dikerjakan oleh kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Pembangunan jalan ini menelan biaya Rp 62 miliar.

Sementara itu, untuk Jalan Layang Klonengan-Prupuk sepanjang 1.011 meter, bernilai kontrak Rp 112 miliar. Pengerjaannya dilakukan oleh kontraktor PT Hutama Karya (persero) Tbk.

Kemudian, Jalan Layang Kesambi dengan panjang 470 meter dibangun oleh PT Brantas Abipraya. Nilai kontraknya mencapai Rp 58 miliar.

Terakhir, Jalan Layang Kretek dengan panjang 700 meter dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak Rp 82 miliar.



sumber :
kompas

Jumat, 02 Juni 2017

Mudik Dari Jakarta-Semarang Bisa Lewat Tol, Berapa Biayanya?



Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Musim mudik Lebaran segera tiba. Mayoritas masyarakat Indonesia yang diisi oleh penduduk beragama muslim akan banyak dijumpai pada beberapa jalur mudik, baik darat, udara maupun laut. Salah satu jalur yang banyak dilalui, khususnya di pulau Jawa adalah jalur darat. 

Beberapa jalan tol saat mudik Lebaran tahun ini bakal bisa dilalui secara fungsional alias gratis. Pemudik bisa menerus menggunakan jalan tol baik jalan tol yang sudah beroperasi penuh maupun yang sekadar fungsional hingga menuju Semarang.

Dihitung dari Jakarta dengan pemberangkatan dari Jakarta Pusat, setidaknya terdapat 7 ruas tol yang harus dilewati untuk sampai ke Semarang. Yakni Tol Jakarta - Cikampek, Tol Cikopo - Palimanan (Cipali), Tol Palimanan - Kanci, Tol Kanci - Pejagan, Tol Pejagan - Pemalang, Tol Pemalang-Batang dan Tol Batang-Semarang.

Dengan telah diberlakukannya sistem tol integrasi sejak tahun lalu, maka sistem pembayaran dibagi menjadi dua cluster. Cluster pertama merupakan gabungan dari tol Jakarta-Cikampek dan Cikampek-Palimanan dan Purbaleunyi ke arah Bandung. Jadi, nanti masuk pintu tol Cikarang Utama, ambil tiket. Kemudian, baru bayar di pintu tol Palimanan. 

Di Cikarang Utama-Palimanan, pemudik akan dikenakan tarif Rp 109.500. Dengan rincian Cikarang Utama-Cikopo Rp 13.500 dan Cikopo-Palimanan Rp 96.000.

Kemudian, untuk sampai ke ruas Pejagan-Pemalang, pemudik masih bisa melalui tol operasional hingga ke Brebes Timur. Penggabungan sistem pembayaran dimulai dari Jalan Tol Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan dan Tol Pejagan-Pemalang (hingga Brebes Timur). Jadi, saat pemudik tiba di pintu tol Palimanan, selain membayar juga diberikan tiket untuk keluar di pintu tol Brebes Timur.

Di tol Brebes Timur, pemudik yang berasal dari Palimanan akan dikenakan tarif Rp 55.500 dengan rincian Palimanan-Kanci Rp 11.500, Kanci-Pejagan Rp 24.000, Pejagan-Brebes Timur Rp 20.000. 

Berbeda dengan mudik Lebaran tahun lalu, kini pemudik bisa terus menggunakan ruas tol Pejagan-Pemalang secara penuh, meski secara operasional, tol baru bisa dilewati sampai Brebes Timur. Namun mulai dari Brebes Timur melewati Tegal hingga Pemalang, kini pemudik telah bisa melewatinya secara fungsional alias gratis.

Bahkan pemudik bisa terus melanjutkan hingga ke ruas Pemalang-Batang yang juga bakal dilalui secara fungsional atau darurat. Dibukanya ruas ini akan mengurai kepadatan di jalur pantai utara (Pantura).

Sedangkan perjalanan dari Batang hingga Semarang, pemudik bisa menggunakan tol fungsional sampai ke Weleri, Kabupaten Kendal (seksi tiga proyek tol Batang-Semarang), yakni 52 km sebelum Semarang.

Dengan perhitungan itu, pemudik yang lewat jalan tol setidaknya membutuhkan biaya Rp 165.000 untuk membayar tol yang sudah operasional penuh yakni dari Cikarang Utama-Brebes Timur. Jumlah tersebut bisa lebih ringan karena operator tol dan pihak perbankan menawarkan diskon tarif 20% bisa menggunakan pembayaran non tunai alias kartu uang elektronik.

Tambahan 319,82 km tol baru di Trans Jawa

Tol Trans Jawa sendiri bakal mendapatkan tambahan jalan tol yang bisa dilalui secara fungsional sepanjang 319,82 km. Seluruh jalur tol ini bisa dilewati secara fungsional alias gratis. 

Untuk mengantisipasi macet di Brebes Exit (Brexit), pemerintah juga telah membangun empat buah flyover di Pantura, Jawa Tengah. Pembangunan keempat flyover tersebut kini telah mencapai progres secara keseluruhan sebesar 80%, sehingga dipastikan bakal rampung setidaknya 10 hari sebelum Lebaran sehingga kemacetan yang timbul akibat adanya penumpukan kendaraan pada persimpangan sebidang Kereta Api dijamin tak lagi ada.

Sementara bagi pemudik yang terus ingin melanjutkan perjalanan dari Semarang hingga Surabaya, jalan tol ruas Semarang-Solo bisa dilalui hingga Salatiga. 

Jalan tol alternatif dari Semarang ke Surabaya sendiri disiapkan sejauh 165 km bagi pemudik yang dikombinasikan dengan jalan nasional. Pada lokasi jalan tol, yang belum siap menggunakan jalan nasional yaitu di ruas Salatiga-Kartasuro, Widodaren-Klitik (Ngawi), Gunungan (Magetan)–Sawahan (Nganjuk), Kedungjati (Grobogan)–Purworejo, Wilangan (Nganjuk)–Kertosono.

Di ruas Solo-Ngawi, ruas fungsional dimulai dari JC Kertosuro–SS Karanganyar (segmen Solo-Karanganyar) 20,9 km, dilanjutkan seksi 1 (Solo-Mantingan) segmen Karanganyar-Sragen 13,8 km, seksi 1 (Solo –Mantingan) segmen Sragen-Mantingan 21,35 km, dan seksi 2 (Mantingan-Ngawi) 20 km.

Masuk ke perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, tol Ngawi-Kertosono seksi 1 (Ngawi Interchange (IC) –Madiun IC) segmen Klitik–Gulungan sepanjang 11 km juga bisa dilewati secara fungsional. Lalu seksi II (Madiun IC-Caruban IC) segmen Sawahan-Kedungjati 6 km, dan seksi III (Caruban IC –Nganjuk IC) segmen Purworejo-Wilangan 18 km.

Kemudian tol Kertosono-Mojokerto seksi 2 (Jombang-Mojokerto Barat) sepanjang 19,7 km, dan tol Mojokerto-Surabaya seksi 1B Sepanjang-WRR 4,3 km, seksi 2 WRR-Driyorejo 5,07 km, dan seksi 3 Driyorejo-Kriyan 6,1 km.

"Setelah Ngawi nanti bisa masuk lagi ke dalam tol, keluar di Madiun. Dari Madiun bisa masuk lagi ke Kertosono sampai ke Surabaya," kata Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto beberapa waktu lalu.

Adapun jalur-jalur tol yang dilalui secara fungsional bakal dapat dilintasi kendaraan 2 lajur dengan 1 arah untuk arus mudik maupun arus balik, dengan kecepatan 40-50 km/jam di atas jalan perkerasan timbunan dan lean concrete (beton tebal 10 cm).

Pemerintah juga menyiapkan lahan kosong untuk istirahat (rest area sementara) di beberapa lokasi sesuai kebutuhan yang bisa digunakan untuk istirahat shalat maupun buang air kecil.

Arie mengaku jalan-jalan nasional dan tol yang dikombinasikan untuk mudik Lebaran tahun ini diyakini tak bakal mengulangi peristiwa macet horor yang terjadi pada tahun lalu. Secara khusus ia hanya menyampaikan perhatian pada jalan nasional di Semarang yang kemungkinan bakal dilalui banjir rob pada saat mudik tiba.

"Kemungkinan yang ada problem adalah di Semarang. Antara Semarang dan Demak yang kemungkinan ada banjir rob. Kami sudah siapkan pompa-pompa di sana, mudah-mudahan nanti macetnya tidak terlalu parah," pungkasnya. (dna/dna)

Sumber :
detik.com


Kamis, 01 Juni 2017

Tol Bawen-Salatiga Sudah 98 Persen, Siap Dipakai Saat Mudik Lebaran



Jalan Tol Bawen-Salatiga (Foto: Dok MTI) 

Jalan Tol Semarang-Solo Seksi 3 Bawen-Salatiga siap dioperasikan secara fungsional pada Triwulan II-2017. Hingga akhir Mei 2017, progres konstruksi untuk Seksi 3 Bawen-Salatiga telah mencapai 98 persen. Diharapkan saat musim arus mudik-balik, jalan tol sepanjang 17,5 km tersebut dapat beroperasi secara fungsional.



Jalan Tol Bawen-Salatiga (Foto: Dok MTI) 


"Capaian Tol Bawen-Salatiga (17,5 km) sudah 98 persen selesai. Sekitar 1.000 meter belum rigid pavement (pengerasan)," ungkap Anggota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno kepada kumparan (kumparan.com) usai meninjau lokasi, Kamis (1/6).


Jalan Tol Bawen-Salatiga (Foto: Dok MTI) 

Jalan tol sepanjang 72,64 km yang dikelola oleh PT Trans Marga Jateng (TMJ), kelompok usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk merupakan salah satu skala prioritas pembangunan jalan tol oleh Pemerintah saat ini, telah sesuai dengan tata ruang terpadu yang disusun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan diharapkan dapat mempercepat pengembangan wilayah tersebut.



Jalan Tol Bawen-Salatiga (Foto: Dok MTI) 

"Sekarang sedang dikebut jika udara panas dalam kurun seminggu ke depan sudah dapat diselesaikan. Terdapat rest area temporary atau darurat di sisi timur yang disediakan bagi pemudik," imbuhnya.


Jalan Tol Bawen-Salatiga (Foto: Dok MTI) 

Jalan Tol Semarang-Solo yang menghubungkan kota Semarang dan Solo memiliki arti penting bagi denyut nadi perekonomian di daerah yang dilintasi yaitu, Semarang, Salatiga, Boyolali, Sukoharjo dan Solo yaitu memperkuat potensi pengembangan wilayah, khususnya untuk mendukung pergerakan perekonomian melalui peningkatan kelancaran arus barang dan jasa.



Jalan Tol Bawen-Salatiga (Foto: Dok MTI) 


Jalan Tol Semarang-Solo sebagai bagian dari Trans Jawa yang melintas di jalur Pantura berperan penting dalam membantu kelancaran arus mudik balik Lebaran. Memasuki musim libur panjang, Jalur Pantura menjadi salah satu jalur favorit pemudik.



Jalan Tol Bawen-Salatiga (Foto: Dok MTI) 

Pemudik yang melintas di Kota Semarang dapat meneruskan perjalanan menuju Kota Solo di bagian selatan atau melanjutkan ke jalan nasional menuju ke kota tujuan di sebelah timur seperti Kudus, Pati, Rembang dan kota-kota di Provinsi Jawa Timur.


Jalan Tol Bawen-Salatiga (Foto: Dok MTI) 

Jalan Tol Semarang-Solo diharapkan mampu menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di jalan arteri serta memberikan alternatif pilihan bagi pengguna jalan untuk menuju ke kota tujuan dengan aman, lancar dan nyaman.

sumber :

pos diteruskan : Pojok Soklin

Mengurai Kemacetan Melalui Pembangunan Empat Flyover



Untuk mengurai kemacetan lalu lintas yang berada pada perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah,Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah membangun empat flyover dengan menerapkan teknologi CMP atau Corrugated Mortar Busa

sumber :

Rabu, 31 Mei 2017

Ini Ruas Tol Trans Jawa yang Bisa Dilalui Gratis Saat Mudik Lebaran

"Ruas tol Trans Jawa yang bisa fungsional cukup panjang, mulai dari Brebes Timur (Jawa Tengah) hingga Surabaya (Jawa Timur)"

Foto ilustrasi pekerja menggarap pembangunan 
Tol Bawen-Salatiga di Bawen, Kabupaten Semarang, 
Jawa Tengah, Kamis (26/1). 
ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memastikan kelayakan beberapa ruas tol baru di Trans Jawa. Ruas tol yang belum sepenuhnya selesai pengerjaannya ini akan difungsikan agar bisa dilalui pengendara secara gratis saat mudik Lebaran 2017. 

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menjelaskan pihaknya telah mengecek dan memastikan beberapa ruas tol Trans Jawa bisa fungsional. "Ruas tol ini memang untuk mengakomodir pemudik yang sebagian besar atau diatas 50 persen berada di Pulau Jawa," ujar Arie saat konferensi pers, di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (31/5).

Jalan Tol Trans Jawa yang bisa difungsikan untuk mudik lebaran tahun ini cukup panjang, mulai dari Brebes, Jawa Tengah hingga Surabaya, Jawa Timur. Namun, ruas tol yang bisa fungsional ini belum tersambung seluruhnya. Ruas tol yang bisa dilalui pemudik terdiri dari beberapa bagian.

Bermula dari ruas tol Brebes Timur-Ngaliyan sepanjang 145 kilometer (km) terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu Brebes Timur-Pemalang yang meliputi ruas Brebes Timur-Tegal sepanjang 10 km dan Tegal-Pemalang sepanjang 26,90 km. 

Dilanjutkan ruas Pemalang-Batang yang meliputi ruas Pemalang-Pekalongan sepanjang 23,30 km dan Pekalongan-Batang sepanjang 15,90 km. Dilanjutkan tol Batang-Semarang yang meliputi Batang-Batang Timur sepanjang 3,20 km dan Batang Timur-Weleri sepanjang 36,35 km.

Sayangnya, dari Weleri jalan tol ini harus terputus. karena ruas tol selanjutnya yakni Weleri-Kendal sepanjang 11,05 km, Kendal-Kaliwungu sepanjang 13,5 km, dan Kaliwungu-Ngaliyan sepanjang 7,90 km, masih belum memungkinkan untuk dilewati. 

Tol Trans Jawa yang fungsional bisa ditemukan kembali di ruas Semarang-Solo. Jalan tol ini meliputi ruas Bawen-Salatiga sepanjang 17,60 km. Kemudian dilanjutkan dengan Tol Solo-Ngawi yang meliputi ruas Kertosuro-Karanganyar sepanjang 20,90 km, Karanganyar-Sragen (13,80 km), Sragen-Mantingan (21,35 km), dan Mantingan-Ngawi (34,20 km).

Jawa bagian Timur, beberapa ruas tol fungsional meliputi Ngawi-Kertosono sepanjang 35 km. Dilanjutkan dengan ruas tol Kertosono-Mojokerto dengan panjang 20,8 km, Mojokerto-Surabaya sepanjang 15,47 km, dan Gempol-Bangil sepanjang 6,90 km.


Selain itu, Kementerian PUPR telah membangun jembatan layang untuk mengatasi titk rawan kemacetan di Jalur Pantura, Jawa Tengah. Keempat jembatan layang ini dibangun untuk menghindari penumpukan kendaraan akibat tertahan jalur kereta api. Jembatan layang ini dibangun mulai dari wilayah Brebes.

Keempat jalan layang tersebut, pertama, Dermoleng-Ketanggungan dengan progress pembangunan sebesar 84,96 persen. Kedua, Klonengan-Prupuk dengan progres pembangunan sebesar 94,23 persen. Ketiga, Kesambi dengan progres pembangunan 78,68 persen. Keempat, Kretek-Paguyangan dengan progres 76,84 persen.

"H-10 kami pastikan keempatnya sudah bisa beroperasi secara fungsional," ujar Arie

sumber :

Sambut Mudik, Jalan Tol Dijamin Fungsional Sepanjang 110 Km


Tol pantura siap dilalui pemudik tahun ini 

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan jalan tol bisa digunakan pemudik tahun ini dari Brebes Exit (Brexit) hingga Desa Gringsing, Weleri, Kabupaten Batang, Jawa Tengah sepanjang 110 kilometer.

"Saya pastikan tol fungsional dengan lean concrete (LC) setelah Brebes Timur sampai Weleri, Kabupaten Batang. Itu panjangnya 110 km dengan enam pintu keluar, dua ke jalan nasional pantura (pantai utara) dan empat ke jalur selatan," tegas Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.

Menurutnya, dengan kondisi itu maka rekayasa lalu lintas akan sangat mudah dan fleksibel jika menghadapi situasi kepadatan di jalur mudik tahun ini. Terlebih dari Pejagan ke arah Purwokerto ada tambahan empat jalan layang baru di lintas sebidang kereta api.

"Itu sangat signifikan karena di lintas sebidang itu dalam sehari ada 90 kali berhenti karena kereta api lewat dan jika saat mudik bisa bertambah jadi 97 kali. Kalau tiap kali berhenti lima menit berarti per hari delapan jam harus berhenti. Itu macetnya kemana-mana. H-10 besok, empat jalan layang itu beroperasi," imbuhnya.

Untuk kondisi jalan nasional di lintas Pejagan ke Purwokerto, Basuki juga memastikan sudah bagus. "Hanya saja untuk jalur selatan ada sedikit perbaikan di dua tempat di Wangon dan dekat Cilacap. Cilacap-Yogyakarta juga mantap," sambungnya.

Sementara untuk tol fungsional ruas Solo-Ngawi-Kertosono-Surabaya, Basuki menyebutkan sekitar 15 kilometer dari Solo ke arah Ngawi, keluar di Widodaren secara fungsional juga bisa dipakai untuk Lebaran tahun ini.

Kemudian untuk ruas Semarang-Solo, tol yang sudah bisa operasi dan siap untuk pemudik adalah sampai Salatiga saja, melengkapi dari Semarang-Ungaran, Ungaran-Bawen dan Bawen-Salatiga. (*)

sumber :
timesindonesia

Persiapan Mudik, Menteri PUPR Blakblakan soal Kondisi Brexit, Tol Weleri, hingga Pantura


Ilustrasi jalan tol. (Foto: Okezone)


JAKARTA - Pemerintah memastikan jalan tol fungsional yang dapat digunakan pemudik tahun ini dari Brebes Exit (Brexit) hingga Desa Gringsing, Weleri, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, sepanjang 110 kilometer.

"Saya pastikan tol fungsional dengan 'lean concrete' (LC/beton lapis) setelah Brebes Timur sampai Weleri, Kabupaten Batang. Itu panjangnya 110 km dengan enam pintu keluar, dua ke jalan nasional pantura (pantai utara) dan empat ke jalur selatan," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono kepada pers usai penandatanganan kerjasama dengan Bank Indonesia tentang Gerakan Nontunai di Jalan Tol di Jakarta, Rabu (31/5/2017).

Menurut Basuki, dengan kondisi seperti itu, rekayasa lalu lintas akan sangat mudah dan fleksibel jika menghadapi situasi kepadatan di jalur mudik tahun ini, terlebih dari Pejagan ke arah Purwokerto ada tambahan empat jalan layang baru di lintas sebidang kereta api.

"Itu sangat signifikan karena di lintas sebidang itu dalam sehari ada 90 kali berhenti karena kereta api lewat dan jika saat mudik bisa bertambah jadi 97 kali. Kalau tiap kali berhenti lima menit berarti per hari delapan jam harus berhenti. Itu macetnya ke mana-mana. H-10 besok, empat jalan layang itu beroperasi," katanya.

Basuki juga menambahkan kondisi jalan nasional di lintas Pejagan ke Purwokerto juga sudah bagus. "Jalan Pantura juga mantap, siap dilalui pemudik. Hanya saja untuk jalur selatan ada sedikit perbaikan di dua tempat di Wangon dan dekat Cilacap. Cilacap-Yogyakarta juga mantap," jelas dia.

Sedangkan untuk tol fungsional ruas Solo-Ngawi-Kertosono-Surabaya, Basuki menyebutkan, sekira 15 kilometer dari Solo ke arah Ngawi, keluar di Widodaren secara fungsional juga bisa dipakai untuk Lebaran tahun ini. "Kemudian, untuk ruas Semarang-Solo, tol yang sudah bisa operasi dan siap untuk pemudik adalah sampai Salatiga saja melengkapi dari Semarang-Ungaran, Ungaran-Bawen, dan Bawen-Salatiga," katanya.

Basuki mengisyaratkan bahwa pemerintah akan mendorong badan usaha jalan tol (BUJT) untuk memberikan diskon tarif bagi pengguna nontunai atau elektronik tol (e-toll) sebesar 10%-20%. "Nantinya mereka akan umumkan sendiri, sebab jika pemerintah yang instruksikan, saham mereka terkoreksi," kata Basuki.

Basuki mengakui, diskon tarif bagi pengguna e-toll ini hanya berlaku saat liburan mudik dan balik sehingga tidak menyebar di awal angkutan Lebaran karena pada tahun ini libur cuti bersama mulai Jumat 23 Juni 2017 atau pada H-3 atau H-4 Lebaran.

sumber :

Mudik Lebaran, Menteri PUPR Imbau Masyarakat Lewat Jalur Pantura


Pembangunan 4 jalan layang (Klonengan, Dermoleng, Kesambi, dan 
Kretek) di atas perlintasan kereta api akan rampung pada pertengahan Juni 
dan bisa dilalui saat Mudik Lebaran 2017. 
(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengimbau masyarakat menggunakan jalur pantai utara (Pantura) saat mudik Lebaran tahun ini. Karena, banyak beberapa jalan tol di Pantura yang sudah fungsional.

"Jalur Pantura, jalan nasionalnya sudah oke, jadi kami beri perhatian khusus kepada Pantura saat mudik. Namanya mudik juga tidak hanya ada di Jawa tapi di Sumatera," ungkap Basuki, d‎itemui di komplek perkantoran BI, Jakarta Pusat, Rabu 31 Mei 2017.

Salah satu jalan tol fungsional yang bisa dilalui pemudik pada tahun ini, yaitu ‎jalur Brebes Exit (Brexit) hingga Desa Gringsing, Weleri, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Jalur tol tersebut sepanjang 110 kilometer.

"Saya pastikan tol fungsional dengan lean concrete (LC) setelah Brebes Timur sampai Weleri, Kabupaten Batang. Itu panjangnya 110 km dengan enam pintu keluar, dua ke jalan nasional Pantura dan empat ke jalur selatan," ungkap Basuki.

‎Dengan menggunakan tol fungsional seperti itu, menurut Basuki, maka untuk rekayasa lalu lintas akan sangat mudah dan fleksibel jika menghadapi situasi kepadatan dan macet di jalur mudik tahun ini. Sebab, dari arah Pejagan ke Purwokerto ada tambahan empat jalan layang baru di perlintasan kereta api.

"Itu sangat signifikan karena di lintas sebidang itu dalam sehari ada 90 kali berhenti karena kereta api lewat dan jika saat mudik bisa bertambah jadi 97 kali. Kalau tiap kali berhenti lima menit berarti per hari delapan jam harus berhenti. Itu macetnya ke mana-mana. Untuk empat jalan layak itu, H-10 besok Lebaran sudah mulai beroperasi," tutur Basuki.

Lalu, lanjut dia, kondisi lalu lintas di Pejagan ke Purwokerto juga sudah sangat baik. "Jalur Pantura mantap siap dilalui pemudik. Hanya saja jalur selatan ada sedikit perbaikan di dua tempat, daerah Wangon dan dekat Cilacap. Juga ada Cilacap ke Yogyakarta, itu juga mantap," terang Basuki.

Adapun ruas tol Semarang hingga Solo sudah bisa beroperasi. Jangkauan perlintasannya hingga Salatiga. "Itu melengkapi Semarang-Ungaran, Ungaran ke Bawen, dan Bawen ke Salatiga," pungkas Basuki.

Sumber :
metrotvnews

Investor Malaysia Lirik Tol Cilacap-Yogyakarta


istimewa

JAKARTA, KRJOGJA.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) M. Basuki Hadimuiljono mengatakan, saat ini sudah ada investor yang mau membanguan jalan tol dari Cilacap ke Yogyakarta. Investor tersebut berasal dari Mayasia yakni UEM Group Bhd. Bahkan saat ini tengah dilakukan desain untuk pembanguan jalan tol tersebut.

"Kalau pembangunan jalan tol Cilacap-Yogyakarta sudah ada pemerakarsanya dan investornya juga sudah ada dari Malayasia yakni UEM Group yang juga mengelola tol Cipali," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) M. Basuki Hadimuiljono disela-sela MoU kesepakatan pembayaranan non tunai untuk jalan tol, di Jakarta, Rabu (31/05/2017).

Menteri Basuki menjelaskan pembangunan jalan tol Yogyakarta-Magelang, masih dalam tahap pengkajian, bahkan investor untuk membangunannya juga belum ada. Jadi tambahnya, untuk saat ini masyarakat masih memakai jalan nasional yang juga kondisinya sudah bagus. Tol Semarang- Solo_-Salatiga sudah abisa difungsikan. Sedangkan jalan tol Kartasuro-Salatiga baru tahap dikerjakan dan belum bisa jalan. Namuan diperkirakan jalan ton ini akan selesai tahun 2018.

"Ini dalam rangka pengembangan pariwisata di kawasan Borobudur. Tol Yogya- Magelang masih belum dan masih di kaji dan belum ada investornya, justru yang sudah ada investornya untuk tol Bandung-Tasik, Tasik - Cilacap dan Cilacap-Yogya, Yogya –Solo. Untuk Tasik-Cilacap investornya Jasa Marga dan Malaysia ” tegasnya.

Adapun jalan tol Kartasuro -Ngawi, kata Menteri Basuli sudah difungsikan secara darurat sehingga para pemudik harus keluar di Widodaren yang jaraknya sekitar 15 km sebelum Ngawi. Sedangkan dari Jombang ke Surabaya sudah bisa langsung. Guna mengatisipasi kemacetan pada arus mudik lebaran kali ini, Kemeneterian PUPR akan mengoperasikan jalan tol darurat sepanjang 190 km. dengan rincian jalan tol darurat dari Brebes- Weleri hingga Batang mencapai 110 km dan 80 km untuk jalan tol darurat dari Kartosura ke Ngawi. (Lmg)

sumber :

Senin, 29 Mei 2017

Video Terkini, Pembangunan Proyek Jalan Tol Semarang Batang di Kecamatan Tulis





TRIBUN-VIDEO.COM, BATANG - Pembangunan proyek jalan tol Semarang-Batang terus dikebut agar bisa dilintasi pemudik lebaran 2017.

Pantauan Tribunjateng.com di kecamatan Tulis Kabupaten Batang, Selasa (23/5/2017) sejumlah pekerja sedang mengerjakan lantai kerja. Jika tak ada aral melintang, lantai kerja itu akan digunakan untuk pemudik Lebaran 2017.

Rencananya, H-10 hingga H+10 ruas tol Semarang-Batang di Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah akan dilintasi pemudik guna mengurai kemacetan yang akan terjadi.

Sejumlah pekerja mengoperaikan alat berat dan truk dalam pembangunan Tol Semarang-Batang di Pasekaran, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Tol yang ditargetkan selesai pada Triwulan IV 2018 tersebut saat ini pembangunannya baru mencapai 25,17 persen dengan pengadaan tanah mencapai 83,59 persen. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

sumber :
Tribunnews.com

Kamis, 25 Mei 2017

Tol Bawen-Salatiga Siap Digunakan Pemudik Lebaran


Toll Gate Salatiga


JAKARTA (Pos Kota)-Ruas tol Bawen-Salatiga (17,6 km) sebagai bagian dari Tol Semarang – Solo (72,6 km) dipastikan sudah siap operasi untuk menyambut pemudik Lebaran 2017. Saat ini progres konstruksi sudah 97,4 persen dan ditargetkan pada awal Juni sudah tuntas, sehingga mulai 15 Juni atau ‘H-10’ sudah siap digunakan.

“Sisa pekerjaan yang belum diselesaikan hanya sepanjang 1,5 km di segmen 3.1. Bawen Polosiri dengan aneka pekerjaan mulai dari memindahkan timbunan tanah, median jalan, bahu jalan, rigid beton, dan lain sebagainya,” kata Direktur Teknik dan Operasi PT. Trans Marga Jateng (TMJ) Ali Zainal Abidin, Kamis (25/5).

Menurut Ali, target optimistis pihaknya 14 hari pekerjaan konstruksi bisa diselesaikan. Setelah itu ruas ini akan dinilai oleh tim laik fungsi agar ketika difungsikan pada musim Angkutan Lebaran tahun ini, benar -benar sudah siap.

Dirut PT TMJ Yudhi Krisyunoro menyatakan, ruas tersebut saat mudik dan balik kemungkinan besar masih berstatus uji coba dan bebas tarif. Dengan difungsikan jalan ini pengguna lalu lintas Semarang-Solo untuk golongan satu sudah bisa menghemat sekitar 30 menit jika dibandingkan jalan non tol.

“Jika waktu tempuh rata-rata 80 km per jam maka jarak 40 km Semarang-Salatiga hanya sekitar 30 menit. Sedangkan jika jalan nasional bisa sekitar satu jam, bahkan bisa lebih jika pagi atau sore,” tambah Yudhi.

Tol Semarang-Solo (72,6 km) yang ditargetkan selesai pada triwulan III 2018, pembebasan lahannya sudah 99 persen dan terdiri dari lima seksi. Dari lima seksi itu, dua seksi yakni Semarang -Ungaran (10,85 km) dan Ungaran-Bawen (11,99 km) sudah beroperasi dan tiga seksi lainnya belum yakni Bawen-Salatiga (17,6 km), Salatiga-Boyolali (21,47 km) dan Boyolali-Kartasura (7,14 km). (faisal/win)

sumber :

Rabu, 15 Maret 2017

TOL BAWEN-JOGJA : Jateng-DIY Belum Capai Kata Sepakat

"Tol Bawen-Jogja belum disepakati Pemprov Jateng dan Pemprov DIY."
ilustrasi


Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta belum bersepakat terkait dengan realisasi pembangunan jalan tol Bawen-Jogja. “Negosiasi penentuan trase jalan tol Bawen-Yogyakarta masih terus berjalan dengan melibatkan pihak terkait, semoga bisa cepat deal,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono di Semarang, Selasa (14/3/2017).

Ia menjelaskan penentuan trase harus dilakukan dulu sebelum menyusun detailed engineering design (DED) dan studi kelayakan terkait dengan rencana pembangunan jalan tol Bawen-Jogja. “Pemprov DIY ingin trase tol langsung ke kawasan Candi Borobudur, sedangkan kami ingin jalan tol memutar lewat Purworejo, masih di wilayah Borobudur, tapi di lahan milik Perum Perhutani,” ujarnya.

Ia berharap, penentuan trase bisa secepatnya disepakati agar pengerjaan jalan tol dapat segera dilakukan. “Targetnya, DED dan studi kelayakan bisa diselesaikan tahun ini, kemudian dilanjutkan pembangunan konstruksi pada 2018 agar tahun berikutnya jalan tol sudah bisa dioperasikan,” katanya.

Jalan tol Bawen-Jogja sepanjang 70 km dibagi menjadi dua ruas, yaitu Bawen-Magelang dan Magelang-Jogja. Diperkirakan, tol yang dikoneksikan dengan jalan tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen itu menelan biaya investasi sekitar Rp10,72 triliun.

sumber :