ilustrasi |
Pekerjaan itu antara lain 20 proyek di sektor ketenagalistrikan senilai Rp15,2 triliun; 2 proyek sektor minyak dan gas senilai Rp1,1 triliun; 1 proyek telekomunikasi Rp500 miliar; 3 proyek air minum dengan nilai Rp2,79 triliun; 3 proyek jalan senilai Rp8 triliun; serta 10 unit proyek di sektor transportasi Rp23,45 triliun.
Direktur Utama PT SMI Emma S Martini mengatakan ke 41 proyek senilai Rp51,1 triliun tersebut masih merupakan identifikasi awal yang dinilai potensial, namun belum tentu SMI masuk untuk membiayai seluruhnya.
Pasalnya, perseroan juga melihat kesiapan proyek baik dari sisi perijinan, kelengkapan perjanjian dan dokumen, serta struktur proyek dan kelayakan.
“Dari proyek MP3EI yang sudah dipetakan, kami telah mengidentifikasi proyek yang dinilai siap sehingga SMI dapat berpartisipasi untuk pembiayaannya,” ucap Emma tanpa menyebutkan contoh proyeknya.
Menurutnya, di dalam pemberian pinjaman tersebut, SMI membatasi untuk memberi fasilitas sebesar Rp5,7 triliun atau sekitar 10% hingga 20% dari masing-masing nilai proyek.
Pemberian fasilitas pinjaman tersebut misalnya di dalam satu proyek dibutuhkan pendanaan dari perbankan Rp8 trilun, namun hanya terpenuhi sebesar Rp7 triliun. SMI masuk untuk menutupi selisih tersebut sehingga proyek bisa mendapatkan financial close untuk segera dilanjutkan.
“Kami membatasi maksimum pinjaman di satu proyek, yang pasti tugas kami sebagai katalis membantu proyek mendapatkan financial close agar terdeliver dengan menggenapi kebutuhan pendanaan yang kurang,” jelasnya.
Sekretaris Perusahaan SMI Astried Swastika menambahkan keikutsertaan SMI di dalam pembiayaan proyek MP3EI tersebut bisa saja berkembang untuk masuk di dalam ekuitasnya sebagai pemegang saham.
“Ke depan kalau ada proyek yang dinilai bagus dan bankable kami juga bisa masuk dalam ekuitasnya,” tutur Astried.
Sementara untuk pemberian fasilitas pinjaman, skema pembiayaan dan pengembaliannya menurutnya hampir sama dengan perbankan baik dari sisi bunga, tenor.
“Sama saja dengan bank, ada bunga, tenor, dan hitung-hitungan lainnya. Cuma bedanya kami lembaga keuangan non perbankan yang fokus pada pembiayaan infrastruktur di Indonesia.” (ea)
bisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar