BREBES – Pemerintah dituntut memberi perhatian serius pada kesiapan infrastruktur jalan menyambut arus mudik Lebaran 2012 ini. Pasalnya, perbaikan yang dilakukan di sejumlah titik jalan di wilayah pantai utara (pantura) Jawa Barat dan Jawa Tengah diperkirakan tidak selesai hingga berlangsungnya arus mudik.
Selain infrastruktur, pasar tumpah yang tersebar di sepanjang pantura Cirebon dan Brebes harus tetap menjadi perhatian. Kesiapan infrastruktur yang harus mendapat perhatian serius adalah di wilayah pantura Brebes.Berdasar pantauan di daerah tersebut, ada delapan titik perbaikan jalan dan diperkirakan akan menjadi sumber kemacetan. Titik dimaksud di antaranya Jembatan Kabuyutan di Kecamatan Tanjung yang pembangunannya baru mencapai sekitar 55%,Jembatan Pemali, dan perbaikan jalan di jalur Kutamendala-Linggapura.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi (Dihubkominfo) Brebes Sutriyono membenarkan hal itu.Berdasarkan analisis dan data yang diperolehnya akan terjadi hambatan arus lalu lintas pada titik-titik perbaikan jalan tersebut. ”Hambatan ini yang nantinya akan kami tangani secara serius,” janjinya saat rapat koordinasi Kesiapan Arus Mudik Lebaran di Aula Pemerintah Kabupaten Brebes kemarin.
Kepala Seksi Jalan Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Jateng Wilayah Tegal Fatoni Aziz mengakui pihaknya tengah melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan rutin infrastruktur jalan di sejumlah jalur mudik, salah satunya melakukan pengecoran beton di Jembatan Kabuyutan.Dia berharap proses pengecoran bisa selesai 8 Agustus 2012. Fatoni mengakui proses pembangunan Jembatan Pemali sulit selesai dalam waktu cepat.
Susah diharapkan rampung pada saat arus mudik Lebaran mulai ramai.Dia bahkan menilai pembangunan jembatan tersebut merupakan proyek yang keliru. Bagi Fatoni, jembatan dengan konsep seperti itu tidak layak untuk jalur pantura, mengingat beban kendaraan yang melintas banyak yang lebih dari 10 ton. ”Untuk Jembatan Pemali, idealnya muatan kendaraan dibatasi tidak lebih dari 10 ton. Karena itu kami akan memperbaikinya lebih lanjut seusai mudik,” kata Fatoni.
Ruas lain di lingkungan Kabupaten Brebes yang dalam tahap perbaikan adalah Pejagan-Ketanggungan, Ketanggungan-Songgom, Jatibarang-Ketanggungan, Ketanggungan-Bantarsari,dan Ciregol di Kecamatan Tonjong. Direktur Bina Marga Wilayah II Kementerian Pekerjaan Umum Winarno, saat dikonfirmasi mengenai kondisi tersebut, menjawab bahwa pengerjaan jalan di jalur pantura sudah sesuai prosedur kontrak masa kerja rekonstruksi jalan—baik itu perbaikan rutin maupun pengerjaan berkala dengan masa kontrak 8-10 bulan.
Untuk pengerjaan jalan berkala, ungkap Winarno, ditargetkan selesai masa kerjanya pada Agustus 2012. ”Kami saat ini memprioritaskan kelanjutan ekonomi masyarakat, sedangkan untuk jalur Lebaran diutamakan satu lapis agar pengendara nyaman melaluinya,” kata Winarno. Lebih jauh dia menjelaskan, seluruh pengerjaan jalan di jalur pantura akan dihentikan pada H-7 hingga H+7 setelah Lebaran.
Masa pengerjaannya akan dilanjutkan pada masa berikutnya. Dia berjanji seluruh peralatan berat akan diangkat sehingga tidak mengganggu lalu lintas pada saat mudik Lebaran. ”Pengerjaannya kami prioritaskan satu lapisan aspal dulu. Itu sudah cukup berfungsi,”lanjutnya. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Soeroyo Alimoeso menyatakan sudah melakukan sejumlah persiapan, termasuk peninjauan langsung ke lapangan.
Soeroyo dan jajarannya meninjau jalur pantura Cirebon hingga Semarang. Dia mengakui ada sejumlah titik perbaikan jalan yang diperkirakan akan menjadi sumber kemacetan. ”Pada titik Jembatan Kabuyutan di Brebes, yang pembangunannya saat ini belum selesai, Kemenhub telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum.
Ditargetkan sudah dapat beroperasi (selesai) pada H-10,”ujarnya di Jakarta kemarin. Selain infrastruktur, Soeroyo mengkhawatirkan ada longsoran di Ciregol (ruas jalan antara Prupuk dan Bumiayu) yang bisa mengakibatkan penyempitan ruasjalan.“Bilaterjadikepadatan, kendaraan kecil dapat dialihkan ke jalur alternatif Kutamendala- Linggapura,”katanya.
Tertibkan Pasar Tumpah
Selain kondisi infrastruktur jalan, pasar tumpah yang terdapat di sepanjang pantura Cirebon hingga Brebes juga tetap menjadi ancaman.Polres Brebes akan mengerahkan 458 personel polisi,dibantu 50 anggota Brimob dan 50 personel Sabhara untuk menertibkan pasar tumpah agar tidak mengganggu arus lalu lintas.
”Pada H-7 tidak akan ada lagi pasar tumpah, karena kami akan tangani lebih awal sebelum pedagang tiba,” Kapolres Brebes AKBP Kif Aminanto berjanji. Di wilayah Cirebon diperkirakan terdapat sedikitnya 11 titik kemacetan, dan sebagian besarnya merupakan pasar tumpah. Kapolres Cirebon AKBP Hero Henrianto Bachtiar menyebutkan, titik-titik macet itu antara lain di sepanjang Tegalgubug, Arjawinangun, Kanci, Gebang,Kedawung, Celancang, Weru, Plered dan Losari.
”Seperti Pasar Tegalgubug di Kecamatan Arjawinangun.Biasanya kemacetan panjang terjadi setiap Selasa dan Sabtu bertepatan dengan hari pasarannya,” ungkapnya. Untuk mengantisipasi kemacetan akibat pasar tumpah, polisi sudah mempersiapkan jalur alternatif.Di kawasan Pasar Tegalgubug dipersiapkan jalur alternatif dari Bunder ke Gintung lalu ke Jenun, kemudian kembali ke pantura. Selain pasar tumpah,Polres Cirebon juga memberi perhatian di titik Tegalkarang,Palimanan.
Kemacetan di titik ini terjadi akibat pertemuan antara kendaraan yang masuk jalur tol dengan kendaraan yang berasal dari pantura saat arus mudik, juga kendaraan yang keluar tol saat arus balik. Titik rawan kemacetan lain ialah Losari, sekitar perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah. Untuk ini, Polres Cirebon bekerja sama dengan Polres Brebes untuk berkoordinasi dalam pengaturan lalu lintas.
”Apabila terjadi kepadatan di pintu keluar tol Kanci-Pejagan,kami akan memberlakukan sistem buka-tutup. Jika pintu keluar Pejagan sudah padat,kendaraan akan diarahkan melalui Kanci dan Ciledug,”paparnya. erika lia/akrom hazami/ heru febrianto/amin fauzi
Selain infrastruktur, pasar tumpah yang tersebar di sepanjang pantura Cirebon dan Brebes harus tetap menjadi perhatian. Kesiapan infrastruktur yang harus mendapat perhatian serius adalah di wilayah pantura Brebes.Berdasar pantauan di daerah tersebut, ada delapan titik perbaikan jalan dan diperkirakan akan menjadi sumber kemacetan. Titik dimaksud di antaranya Jembatan Kabuyutan di Kecamatan Tanjung yang pembangunannya baru mencapai sekitar 55%,Jembatan Pemali, dan perbaikan jalan di jalur Kutamendala-Linggapura.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi (Dihubkominfo) Brebes Sutriyono membenarkan hal itu.Berdasarkan analisis dan data yang diperolehnya akan terjadi hambatan arus lalu lintas pada titik-titik perbaikan jalan tersebut. ”Hambatan ini yang nantinya akan kami tangani secara serius,” janjinya saat rapat koordinasi Kesiapan Arus Mudik Lebaran di Aula Pemerintah Kabupaten Brebes kemarin.
Kepala Seksi Jalan Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Jateng Wilayah Tegal Fatoni Aziz mengakui pihaknya tengah melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan rutin infrastruktur jalan di sejumlah jalur mudik, salah satunya melakukan pengecoran beton di Jembatan Kabuyutan.Dia berharap proses pengecoran bisa selesai 8 Agustus 2012. Fatoni mengakui proses pembangunan Jembatan Pemali sulit selesai dalam waktu cepat.
Susah diharapkan rampung pada saat arus mudik Lebaran mulai ramai.Dia bahkan menilai pembangunan jembatan tersebut merupakan proyek yang keliru. Bagi Fatoni, jembatan dengan konsep seperti itu tidak layak untuk jalur pantura, mengingat beban kendaraan yang melintas banyak yang lebih dari 10 ton. ”Untuk Jembatan Pemali, idealnya muatan kendaraan dibatasi tidak lebih dari 10 ton. Karena itu kami akan memperbaikinya lebih lanjut seusai mudik,” kata Fatoni.
Ruas lain di lingkungan Kabupaten Brebes yang dalam tahap perbaikan adalah Pejagan-Ketanggungan, Ketanggungan-Songgom, Jatibarang-Ketanggungan, Ketanggungan-Bantarsari,dan Ciregol di Kecamatan Tonjong. Direktur Bina Marga Wilayah II Kementerian Pekerjaan Umum Winarno, saat dikonfirmasi mengenai kondisi tersebut, menjawab bahwa pengerjaan jalan di jalur pantura sudah sesuai prosedur kontrak masa kerja rekonstruksi jalan—baik itu perbaikan rutin maupun pengerjaan berkala dengan masa kontrak 8-10 bulan.
Untuk pengerjaan jalan berkala, ungkap Winarno, ditargetkan selesai masa kerjanya pada Agustus 2012. ”Kami saat ini memprioritaskan kelanjutan ekonomi masyarakat, sedangkan untuk jalur Lebaran diutamakan satu lapis agar pengendara nyaman melaluinya,” kata Winarno. Lebih jauh dia menjelaskan, seluruh pengerjaan jalan di jalur pantura akan dihentikan pada H-7 hingga H+7 setelah Lebaran.
Masa pengerjaannya akan dilanjutkan pada masa berikutnya. Dia berjanji seluruh peralatan berat akan diangkat sehingga tidak mengganggu lalu lintas pada saat mudik Lebaran. ”Pengerjaannya kami prioritaskan satu lapisan aspal dulu. Itu sudah cukup berfungsi,”lanjutnya. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Soeroyo Alimoeso menyatakan sudah melakukan sejumlah persiapan, termasuk peninjauan langsung ke lapangan.
Soeroyo dan jajarannya meninjau jalur pantura Cirebon hingga Semarang. Dia mengakui ada sejumlah titik perbaikan jalan yang diperkirakan akan menjadi sumber kemacetan. ”Pada titik Jembatan Kabuyutan di Brebes, yang pembangunannya saat ini belum selesai, Kemenhub telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum.
Ditargetkan sudah dapat beroperasi (selesai) pada H-10,”ujarnya di Jakarta kemarin. Selain infrastruktur, Soeroyo mengkhawatirkan ada longsoran di Ciregol (ruas jalan antara Prupuk dan Bumiayu) yang bisa mengakibatkan penyempitan ruasjalan.“Bilaterjadikepadatan, kendaraan kecil dapat dialihkan ke jalur alternatif Kutamendala- Linggapura,”katanya.
Tertibkan Pasar Tumpah
Selain kondisi infrastruktur jalan, pasar tumpah yang terdapat di sepanjang pantura Cirebon hingga Brebes juga tetap menjadi ancaman.Polres Brebes akan mengerahkan 458 personel polisi,dibantu 50 anggota Brimob dan 50 personel Sabhara untuk menertibkan pasar tumpah agar tidak mengganggu arus lalu lintas.
”Pada H-7 tidak akan ada lagi pasar tumpah, karena kami akan tangani lebih awal sebelum pedagang tiba,” Kapolres Brebes AKBP Kif Aminanto berjanji. Di wilayah Cirebon diperkirakan terdapat sedikitnya 11 titik kemacetan, dan sebagian besarnya merupakan pasar tumpah. Kapolres Cirebon AKBP Hero Henrianto Bachtiar menyebutkan, titik-titik macet itu antara lain di sepanjang Tegalgubug, Arjawinangun, Kanci, Gebang,Kedawung, Celancang, Weru, Plered dan Losari.
”Seperti Pasar Tegalgubug di Kecamatan Arjawinangun.Biasanya kemacetan panjang terjadi setiap Selasa dan Sabtu bertepatan dengan hari pasarannya,” ungkapnya. Untuk mengantisipasi kemacetan akibat pasar tumpah, polisi sudah mempersiapkan jalur alternatif.Di kawasan Pasar Tegalgubug dipersiapkan jalur alternatif dari Bunder ke Gintung lalu ke Jenun, kemudian kembali ke pantura. Selain pasar tumpah,Polres Cirebon juga memberi perhatian di titik Tegalkarang,Palimanan.
Kemacetan di titik ini terjadi akibat pertemuan antara kendaraan yang masuk jalur tol dengan kendaraan yang berasal dari pantura saat arus mudik, juga kendaraan yang keluar tol saat arus balik. Titik rawan kemacetan lain ialah Losari, sekitar perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah. Untuk ini, Polres Cirebon bekerja sama dengan Polres Brebes untuk berkoordinasi dalam pengaturan lalu lintas.
”Apabila terjadi kepadatan di pintu keluar tol Kanci-Pejagan,kami akan memberlakukan sistem buka-tutup. Jika pintu keluar Pejagan sudah padat,kendaraan akan diarahkan melalui Kanci dan Ciledug,”paparnya. erika lia/akrom hazami/ heru febrianto/amin fauzi
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar