SOLO, suaramerdeka.com - Pemerhati Transportasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Dr Ir Syafi’i mengatakan, pengoperasional jalan Tol Solo-Kertosono dapat mengurai kemacetan di tengah kota. Dibukanya jalur bebas hambatan itu akan memindahkan aktivitas kendaraan berat yang sebelumnya masuk jalan-jalan di Kota Solo ke jalan tol.
"Kisarannya sampai mencapai 50 persen lebih kendaraan berat akan memakai fasilitas di jalan tol daripada melintasi jalan di Kota Solo. Ini artinya infrastruktur dan jalan dan jembatan di Kota Solo akan lebih terjaga dan tidak mudah rusak. Mengingat truk tronton, truk gandeng, bus AKAP tidak masuk kota," katanya.
Menurut Dosen Jurusan Teknik Sipil UNS ini keuntungan besar lainnya disaat jalan tol dioperasionalkan antara lain, perjalanan truk tepat waktu dan biaya dalam pengiriman barang.
"Saya yakin operator kendaraan berat pun memerintahkan pengemudi truk melalui jalur yang bebas hambatan ini. Antusiasme pengemudi truk untuk memanfaatkan jalan tol lebih besar daripada lewat perkotaan. Pengalaman yang ada adalah di kota besar seperti Jakarta. Penggunaan jalan tol oleh truk berat sedikit mengurangi kemacetan," imbuhnya.
Kendati demikian, pakar transportasi ini mempertanyakan waktu operasional tol Soker. Menurut dia, pemerintah harus melalui membangun jalan tol di daerah-daerah yang proses ganti rugi lahannya rampung.
"Saya mengusulkan agar pembangunan tol diprioritaskan kawasan-kawasan yang proses ganti ruginya sudah beres, seperti dari Solo dulu atau Boyolali dan Sragen lalu ketemu di tengah. Dengan cara itu, pembangunan jalan tol akan segera selesai," katanya.
"Kisarannya sampai mencapai 50 persen lebih kendaraan berat akan memakai fasilitas di jalan tol daripada melintasi jalan di Kota Solo. Ini artinya infrastruktur dan jalan dan jembatan di Kota Solo akan lebih terjaga dan tidak mudah rusak. Mengingat truk tronton, truk gandeng, bus AKAP tidak masuk kota," katanya.
Menurut Dosen Jurusan Teknik Sipil UNS ini keuntungan besar lainnya disaat jalan tol dioperasionalkan antara lain, perjalanan truk tepat waktu dan biaya dalam pengiriman barang.
"Saya yakin operator kendaraan berat pun memerintahkan pengemudi truk melalui jalur yang bebas hambatan ini. Antusiasme pengemudi truk untuk memanfaatkan jalan tol lebih besar daripada lewat perkotaan. Pengalaman yang ada adalah di kota besar seperti Jakarta. Penggunaan jalan tol oleh truk berat sedikit mengurangi kemacetan," imbuhnya.
Kendati demikian, pakar transportasi ini mempertanyakan waktu operasional tol Soker. Menurut dia, pemerintah harus melalui membangun jalan tol di daerah-daerah yang proses ganti rugi lahannya rampung.
"Saya mengusulkan agar pembangunan tol diprioritaskan kawasan-kawasan yang proses ganti ruginya sudah beres, seperti dari Solo dulu atau Boyolali dan Sragen lalu ketemu di tengah. Dengan cara itu, pembangunan jalan tol akan segera selesai," katanya.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar