ilustrasi |
EKONOMI - INVESTASI
JAKARTA - Lemahnya infrastruktur seolah menjadi awan tebal yang terus memburamkan iklim investasi Indonesia. Bagaimana tidak, selain infrastruktur yang sangat kurang, upaya penambahan pun bagai jalan di tempat.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak mengakui, sepanjang 2012, jalur tol yang bisa dibangun dan dioperasikan hanya seksi I dari ruas tol Cinere - Jagorawi (Cijago). "Itu panjangnya 3,7 kilometer (km)," ujarnya di acara Indonesia Infrastructure Outlook 2013 di Jakarta, Selasa (18/12).
Bagaimana jalur tol yang lain? Menurut Hermanto, beberapa ruas tol masih dalam proses pengerjaan. Dia mengakui, pengerjaan banyak terhambat terutama karena masalah pembebasan lahan. "Tapi, terus diupayakan jalan (dikerjakan, Red)," katanya.
Hermanto mengatakan, rendahnya realisasi operasional tol baru pada 2012 mendapat perhatian serius dari pemerintah. Karena itu, tahun depan pemerintah akan lebih giat mendorong kontraktor pemenang tender konsesi pembangunan tol untuk mengerjakan tepat waktu. "Intinya, kita ingin cepat," ucapnya.
Salah satu strategi yang akan dijalankan pemerintah dalam mempercepat pembangunan tol adalah memperluas kerjasama pembangunan tol antara swasta dengan pemerintah. Dengan begitu, proses perijinan maupun pembebasan lahan bisa dipercepat. "Karena itu, tahun depan kami optimistis bisa lima tol (baru yang beroperasi)," ujarnya.
Mana saja itu? Hermanto menyebut, lima ruas tol itu adalah tol Medan - Kuala Namu (17,8 km), tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (tahap I sepanjang 6,3 Km), tol Cikampek - Palimanan (Tahap I dari total 116 Km), tol Bandara Ngurah Rai - Benoa - Nusa Dua Bali (11,4 Km), dan tol Ungaran - Bawen (11,9 Km).
Hermanto mengatakan, berbagai skema kerjasama juga coba dijalankan. Misalnya, dalam pembangunan ruas tol Medan - Bandara Kuala Namu, pemerintah pusat akan bekerja sama dengan pemerintah daerah Sumatera Utara. "Selain itu, ada juga penugasan (kepada BUMN)," katanya.
Sebagaimana diketahui, lambannya pembangunan jalan tol membuat Menteri BUMN Dahlan Iskan mengambil langkah strategis, yakni dengan menjadikan BUMN konstruksi PT Hutama Karya, sebagai BUMN yang akan fokus membangun jalan tol. Sehingga, kalau ada proyek jalan tol yang menurut hitungan perusahaan lain kurang ekonomis, maka Hutama Karya akan masuk karena 100 persen sahamnya.
Hermanto menambahkan, mulai tahun depan pemerintah juga akan lebih tegas pada perusahaan kontraktor pemenang konsesi pembangunan jalan tol. Ini dikarenakan tidak sedikit perusahaan pemenang konsesi yang tidak segera mengerjakan proyeknya dengan berbagai alasan, mulai dari kesulitan pembebasan lahan maupun kesulitan pendanaan. Akibatnya, proyek tol mangkrak.
"Jadi kalau tidak sesuai PPJT (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol), kita lakukan penegakan (sanksi, Red)," tegasnya. (owi)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar