ilustrasi |
SEMARANG, suaramerdeka.com - Pada April 2013 mendatang operasional pembangunan Jalan Tol Semarang (Tembalang)-Ungaran sepanjang 16,3 kilometer ditargetkan terealisasi. Pasalnya dari perkembangan terkini proyek pembangunan jalan Tol Semarang-Ungaran oleh pelaksana pembangunan Trans Marga Jateng (TMJ) sudah mencapai 92,7 persen, hanya tinggal menunggu proses Konsinyasi lahan warga Lemah Ireng.
Hal itu disampaikan Bambang Nugroho K Msi Kabid Bina Teknik Dinas Bina Marga Jawa Tengah dalam diskusi Sindoradio Primetopic, tema "Anomali Jalan Tol Semarang-Ungaran", Senin (8/10) di Citrus Hotel Novotel Jalan Pemuda. Hadir juga narasumber lainnya Rukma Setiabudi (Ketua Komisi D DPRD Jateng) dan Dr. Robert Kodoatie (FT Sipil UNDIP).
Bambang menambahkan tim TPT setelah melalui musyawarah pembebasan lahan tersebut sudah menjadi 23 meter, direncanakan akan sampai sepanjang satu kilometer dan selesai pada tahun ini. Saat ini juga menunggu 50 meter kearah Selatan Solo lahan yang bisa dibebaskan.
Robert Kodoatie mengatakan dari sisi air, dia yakin ahli bidang lainnya seperti geotek dan ahli jalan tentu ada solusi mengenai gerakan air terjadi di sungai, di dua titik Penggaron dan Kerek. Menurutnya sifat tanah di dua titik itu yang dilalui pembangunan Jalan Tol Semarang-Ungaran kedap air sehingga menyimpan air paling banyak tetapi tidak bisa mengalirkan air sehingga menjadi gerakan tanah. "Hal ini yang menyebabkan pilar jembatan bergeser dari tempat semula," jelasnya.
Sementara itu Rukma Setiabudi menyatakan keamanan Jalan Tol Semarang-Ungaran wajib diutamakan untuk para pengguna jalan.
Hal itu disampaikan Bambang Nugroho K Msi Kabid Bina Teknik Dinas Bina Marga Jawa Tengah dalam diskusi Sindoradio Primetopic, tema "Anomali Jalan Tol Semarang-Ungaran", Senin (8/10) di Citrus Hotel Novotel Jalan Pemuda. Hadir juga narasumber lainnya Rukma Setiabudi (Ketua Komisi D DPRD Jateng) dan Dr. Robert Kodoatie (FT Sipil UNDIP).
Bambang menambahkan tim TPT setelah melalui musyawarah pembebasan lahan tersebut sudah menjadi 23 meter, direncanakan akan sampai sepanjang satu kilometer dan selesai pada tahun ini. Saat ini juga menunggu 50 meter kearah Selatan Solo lahan yang bisa dibebaskan.
Robert Kodoatie mengatakan dari sisi air, dia yakin ahli bidang lainnya seperti geotek dan ahli jalan tentu ada solusi mengenai gerakan air terjadi di sungai, di dua titik Penggaron dan Kerek. Menurutnya sifat tanah di dua titik itu yang dilalui pembangunan Jalan Tol Semarang-Ungaran kedap air sehingga menyimpan air paling banyak tetapi tidak bisa mengalirkan air sehingga menjadi gerakan tanah. "Hal ini yang menyebabkan pilar jembatan bergeser dari tempat semula," jelasnya.
Sementara itu Rukma Setiabudi menyatakan keamanan Jalan Tol Semarang-Ungaran wajib diutamakan untuk para pengguna jalan.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar