ilustrasi |
BAWEN, suaramerdeka.com - Memasuki musim hujan, warga dari Dusun Jrukung, Kandangan, Bawen, Kabupaten Semarang, mengkhawatirkan timbunan material tanah dari proyek jalan tol Ungaran-Bawen di wilayah Bungkel akan longsor mengenai permukiman penduduk dan areal persawahan.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, warga meminta pelaksana proyek dalam hal ini PT Waskita Karya agar menghentikan langkah membuang material tanah. Kepala Dusun Jrukung, Siswanto (42) saat ditemui wartawan menjelaskan, belum lama ini pihaknya bersama warga telah menyampaikan perasaan khawatir tersebut kepada PT Waskita Karya.
"Kami sudah menyampaikan permintaan pemindahan areal pembuangan tanah urug ke tempat lain agar tidak membahayakan areal pemukiman dan persawahan milik warga. Bila musim hujan datang, posisi tanah urug yang tanpa penghalang kuat dikhawatirkan dapat longsor sewaktu-waktu," katanya, Minggu (14/10).
Menurutnya, warga sudah beberapa kali menemui pelaksana proyek untuk meminta pembuangan tanah di kawasan Bungkel dihentikan. Namun permintaan warga hingga kini belum dikabulkan, sebagai gantinya pihak Waskita Karya kemudian membangun tanggul penghalang setinggi tiga meter.
"Saat ditemui dua pekan lalu, pelaksana proyek mengaku belum mendapatkan lahan pengganti untuk menimbun material. Yang jelas, kami tetap akan meminta pertanggungjawaban dari PT Waskita Karya bila nantinya terjadi longsor," tegasnya.
Berdasarkan prakiraannya, pembuangan material hasil pengerukan lahan tol dari Desa Kandangan yang dibuang ke wilayah Bungkel mencapai 2,5 juta meter kubik. Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Kepala Bagian Humas PT Waskita Karya, Mahmud belum bisa dihubungi terkait konfirmasi permintaan warga.
Seperti diketahui, akhir Juni 2012 lalu warga Jrukung juga pernah melayangkan protes kepada PT Waskita Karya karena lahan milik warga dan sumber air yang tertimbun tanah. Saat itu pihak pelaksana proyek menyanggupi mengembalikan sumber mata air dengan cara membuatkan sumur serta mengganti lahan milik warga.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, warga meminta pelaksana proyek dalam hal ini PT Waskita Karya agar menghentikan langkah membuang material tanah. Kepala Dusun Jrukung, Siswanto (42) saat ditemui wartawan menjelaskan, belum lama ini pihaknya bersama warga telah menyampaikan perasaan khawatir tersebut kepada PT Waskita Karya.
"Kami sudah menyampaikan permintaan pemindahan areal pembuangan tanah urug ke tempat lain agar tidak membahayakan areal pemukiman dan persawahan milik warga. Bila musim hujan datang, posisi tanah urug yang tanpa penghalang kuat dikhawatirkan dapat longsor sewaktu-waktu," katanya, Minggu (14/10).
Menurutnya, warga sudah beberapa kali menemui pelaksana proyek untuk meminta pembuangan tanah di kawasan Bungkel dihentikan. Namun permintaan warga hingga kini belum dikabulkan, sebagai gantinya pihak Waskita Karya kemudian membangun tanggul penghalang setinggi tiga meter.
"Saat ditemui dua pekan lalu, pelaksana proyek mengaku belum mendapatkan lahan pengganti untuk menimbun material. Yang jelas, kami tetap akan meminta pertanggungjawaban dari PT Waskita Karya bila nantinya terjadi longsor," tegasnya.
Berdasarkan prakiraannya, pembuangan material hasil pengerukan lahan tol dari Desa Kandangan yang dibuang ke wilayah Bungkel mencapai 2,5 juta meter kubik. Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Kepala Bagian Humas PT Waskita Karya, Mahmud belum bisa dihubungi terkait konfirmasi permintaan warga.
Seperti diketahui, akhir Juni 2012 lalu warga Jrukung juga pernah melayangkan protes kepada PT Waskita Karya karena lahan milik warga dan sumber air yang tertimbun tanah. Saat itu pihak pelaksana proyek menyanggupi mengembalikan sumber mata air dengan cara membuatkan sumur serta mengganti lahan milik warga.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar