ilustrasi |
Bisnis.com, SEMARANG—PT Trans Marga Jateng (TMJ) memastikan proses pembebasan lahan untuk proyek tol seksi III ruas Bawen-Salatiga mencapai 99% tercatat awal Juni 2016.
Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng Arie Irianto mengatakan pembebasan lahan sampai sekarang masih terus berjalan. Dalam hal ini, pihaknya menyakini tidak ada masalah signifikan dalam proses pembebasan lahan yang berkaitan dengan lahan milik warga.
Namun demikian, diakuinya, pembebasan lahan yang melalui tanah kas desa (TKD) masih belum beres dengan perkiraan persentase diangka 4%.
“Tinggal sedikit, hanya TKD yang belum clear tapi lahannya bisa dibikin konstruksi jalan,” papar Arie saat dihubungi Bisnis, Rabu (8/6).
Menurutnya, hambatan proses pembangunan tol bukan lagi soal alotnya pembebasan lahan. Kendalanya, ujar Arie, karena faktor cuaca hujan yang tidak bisa diprediksi atau anomali cuaca.
Semestinya, katanya, pada April sudah memasuki musim kemarau sehingga proses kontruksi berjalan lancar.
“Prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika justru meleset. Ini justru yang menjadi kendala pembangunan,” terangnya.
Saat disinggung kesiapan jalur mudik Lebaran tahun ini, Arie menyerahkan kepada tim gabungan yang terdiri dari Kementerian Perhubungan, Polri dan stakeholder terkait.
Pada prinsipnya, katanya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah meminta kepada kontraktor menyelesaikan proyek pembangunan tol tersebut.
“Kami serahkan kepada tim gabungan. Karena ini menyangkut keamanan dan kenyamanan pengemudi kendaraan,” paparnya.
Jika sudah siap, kata Arie, jalur tol untuk menyambut pemudik Lebaran 2016 hanya dimanfaatkan untuk satu jalur untuk arus mudik dengan lebar jalan 7 meter.
Adapun, arus balik Lebaran akan diberlakukan pada H+1 Lebaran dengan ruas jalan sepanjang 17,57 kilometer.
Ketua Tim Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ruas Bawen-Salatiga Heru Budi Prasetyo mengatakan pembebasan lahan untuk TKD menunggu kebijakan dari pemerintah daerah setempat. Artinya, pembebasan lahan bisa ganti untung dengan uang atau diganti dengan tanah.
“Hanya proses administrasi. Sesuai anjuran bupati bahwa lahan TKD bisa dikerjakan konstruksi 100%,” paparnya.
Dalam proses pembebasan lahan, PPK mendapat dana talangan dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) TMJ karena dana pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak mencukupi untuk pembebasan lahan jalan tol.
Besaran dana pembebasan lahan ruas tol Bawen-Solo, kata Heru, mencapai angka Rp500 miliar. Dia mengatakan pekan depan terdapat proses pembayaran lahan senilai Rp35 miliar kepada warga yang terdapat di empat desa di Kabupaten Semarang Jateng.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta pengoperasian jalan tol Bawen-Solo tidak boleh dipaksakan.
“Uji kelayakan harus dilakukan. Nanti dari hasil uji teknis, baru statement ke public, ini layak digunakan atau nggak. Kalau nggak, ya nggak boleh dipaksa. Bahaya,” terang Gubernur Jateng.
Dia berjanji tidak akan mengizinkan operasional jalan tol, apabila kesimpulan dari kajian tim dinyatakan tidak layak. Dengan demikian, pemudik dapat menggunakan jalur lain yang sudah disiapkan keamanan dan kenyamanan.
“Jangan dipaksakan. Lebih baik dituntaskan sampai betul-betul siap. Kalau siap, bisa langsung pakai. Kalau tidak layak ya jangan,” tuturnya.
Secara keseluruhan, ruas tol Semarang-Solo sepanjang 72,64 km tersebut ditargetkan bisa beroperasi secara penuh pada tahun depan. Total investasi pembangunan diperkirakan mencapai Rp7,3 triliun.
Kontraktor proyek Semarang-Solo seksi III Bawen-Salatiga mencakup PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT PP (Persero) Tbk., PT Nindya Karya (Persero) dan PT Jaya Konstruksi (KSO).
Kini, kepemilikan saham di Trans Marga Jateng terbagi menjadi, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. sebesar 73,9%, PT Astratel Nusantra 25%, dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah sebesar 1,1%.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar