Kompas.com/ Syahrul MunirRombongan peserta Rapat
Koordinasi Kesiapan Tol Bawen-Salatiga Untuk Jalur
Alternatif tengah meninjau jalan tol Bawen-Salatiga,
Rabu (8/6/2016).
|
BAWEN, KOMPAS.com - Penggunaan jalur alternatif untuk memfungsikan ruas Tol Bawen-Salatiga pada arus mudik lebaran 2016 diragukan sejumlah pihak.
Hal itu mengemuka dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Tol Bawen-Salatiga Untuk Jalur Alternatif yang digelar di Kantor Polres Semarang, Rabu (8/6/2016).
Rapat yang dipimpin oleh Kapolres Semarang AKBP V Thirdy Hadmiarso tersebut dihadiri juga oleh Dirlantas Polda Jateng Kompes Pol Herukoco, Bupati Semarang Mundjirin, serta jajaran terkait seperti PT Trans Marga Jateng (TMJ) sebagai pihak operator, Satlantas Polres Semarang, Satlantas Polres Salataiga, Dishubkominfo Kabupaten Semarang, Dinas PU Kabupaten Semarang dan pihak terkait lainnya.
Dalam paparannya, Pimpinan Proyek Seksi III Tol Semarang-Solo, Indriyono mengatakan, saat ini ada 4 titik pekerjaan yang harus dikebut agar ruas tol sepanjang 17,5 kilometer tersebut dapat dilalui sebagai jalaur alternatif pada arus mudik 2016 mendatang.
Keempat titik yang belum tersambung tersebut berada di dusun Pancuran, Jembatan Tuntang, Jembatan Senjoyo dan dusun Barukan, kecamatan Tengaran.
"Jembatan Senjoyo belum nyambung tapi estimasinya H-7 sudah rampung. Begitu pula didusun Barukan, terdapat simpang susun Salatiga sekitar 500 meter belum nyambung karena proses pembebasan tanahnya baru dibayarkan 31 mei kemarin," kata Indriyono.
Pihaknya saat ini masih mempunyai sisa waktu selama 14 hari kerja untuk menyelesaikan pekerjan di empat titik tersebut agar bisa dilalui sebagai jalur alternatif pada H-7 lebaran.
"Termasuk hari ini sampai cor terakhir. Sehingga pada tanggal 21 Juni 2016 kami selesai cor, pada tanggal 29 Juni 2016, harapannya sudah bisa dilalui pemudik," imbuhnya.
Sementara itu terkait penyiapan jalur alternatif untuk menghindari jembatan Tuntang, telah disiapkan pembukaan jalur dari sebelum pintu keluar Tol Bawen, lurus ke arah Tenggara menuju ke dusun Mangkelang, Bawen sepanjang 700 meter.
"Tepat sebelum jembatan Tuntang, kami arahkan ke kanan masuk ke perkebunan di lahan PTP IX, kemudian keluar ke arah jalan nasional Semarang-Solo," sebut Indriyono.
Kompas.com/ Syahrul MunirRapat Koordinasi Kesiapan
Tol Bawen-Salatiga Untuk Jalur Alternatif yang digelar
di Kantor Polres Semarang, Rabu (8/6/2016).
|
Pada titik ini, sebelum kendaraan bergabung dengan arus jalan Semarang-Solo, Indroyono memprediksi adanya konflik arus lalu lintas dengan jalan desa.
Pasalnya, di kawasan tersebut ada jalan makam warga dan sejumlah pedagang kaki lima. Pembukaan jalur alternatif melalui Dusun Mangkelang ini, lanjutnya, menimbulkan beberapa konsekuensi.
Di antaranya adalah penebangan ratusan pohon kopi produktif sepanjang 700 meter, dengan lebar 7,5 meter.
"Hari ini mulai ditebang. Sebenarnya dari pihak PTPN IX agak keberatan, tetapi karena sudah instruksi pak menteri, terpaksa dilakukan," katanya.
Berdasar data yang dipresentasikan Indroyono, tampak beberapa ruas jalan yang didokumentasikan menggunakan kamera nir awak (drone).
Ia pun memaparkan kondisi geografis jalan tersebut berupa tanjakan berkelok-kelok.
Dalam paparanya, pihak TMJ memperlihatkan citra udara ruas jalan tol Bawen-Salatiga dan sejumlah ruas jalur alternatif yang disiapkan.
Tampak beberapa ruas jalan yang didokumentasikan dari udara secara topografis jalan tersebut banyak terdiri dari tanjakan dan turunan tajam, serta jalur yang berkelok-kelok.
"Layak dan tidaknya sebagai jalur alternatif, kami serahan sepenuhnya kepada tim penilai." cetus Indriyono.
Kompas.com/ Syahrul MunirPengerjaan fisik jalan tol
ruas Bawen-Salatiga dikebut, termasuk jembatan tol Tuntang,
Kabupaten Semarang sepanjang 370 meter dengan
tinggi 56 meter. Foto diambil, Jumat (27/5/2016)
|
Sementara itu menurut Bupati Semarang, Mundjirin, pemanfaatan Jalan Tol Bawen-Salatiga sebagai jalur alternatif pada arus mudik 2016 cukup dilematis.
Satu sisi pihaknya harus mengamankan kebijakan pemerintah pusat agar jalan tol tersebut dioptimalkan, namun di sisi lainya kondisi jalan tersebut ia nilai tidak layak dilalui.
"Ada kontradiksi dalam hati saya. Kalau saya ikuti instruksi dengan segala resiko kemungkinan tidak menyenangkan atau menyamankan pengunanya. Atau kita usulkan saja bersama-sama agar ini ditinjau ulang," ungkap Mundjirin.
Sejumlah ruas jalan alternatif untuk memfungsikan Tol Bawen-Salatiga tersebut, jika tetap dipaksakan dioperasikan, imbuhnya, membutuhkan upaya sungguh-sungguh dari semua pihak.
Misalnya, bila terjadi kecelakaan, maka harus dipastikan operasi penyelamatannya dapat dilakukan dengan baik.
"Andaikata ada kecelakaan, tidak mudah membawa korban ke rumah sakit. Sedangkan jalurnya sempit dan banyak bottle neck. Kalau jangan dipaksakan, kita pakai yang sudah ada gimana?," pinta Bupati.
Rapat koordinasi Kesiapan Tol Bawen-Salatiga Untuk Jalur Alternatif tersebut kemudian dilanjutkan dengan tinjauan lapangan untuk melihat progres fisik jalan tol Bawen-Salatiga serta jalur alternatif yang disiapkan.
Sebelumnya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjamin ruas Seksi III Bawen- Salatiga sudah bisa beroperasi sebelum Lebaran tahun ini kendati belum rampung 100 persen.
Pembangunan jalan tol tersebut, lanjutnya, sudah dikebut meski ada beberapa titik yang mengalami keterlambatan akibat molornya proses pembebasan lahan.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar