Alat berat dikerahkan untuk pengerukan tanah proyek jalan tol Solo-Kertosono.
(Foto:Edisutejo)
|
BOYOLALI (KRjogja.com) - Pengerjaan pengerukan tanah untuk proyek jalan tol Solo- Kertosono (Jatim) di Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali diprotes masyarakat. Pasalnya kegiatan tersebut dilakukan tanpa sosialiasi dan meruksan sejumlah saluran irigas.
Kerusakan sejumlah jaringan irigasi ini mengancam sawah irigasi teknis yang mengandalkan pasokan air dari kawasan sekitar lokasi proyek. “Banyak petani protes, karena sejumlah saluran sekunder dan tersier rusak atau tertutup tanah,” ujar Ketua Gabungan Petani Pemakai Air Daerah Irigasi Cengklik, H A Samidi WS, Rabu (27/6).
Selain mengancam terjadi kekeringan sawah irigasi teknis, sebagian areal sawah lainnya justru dikhawatirkan bakal terendam air karena air akan menggenang di permukaan yang rendah.
Kepala UPT DPU Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ngemplak, Sriyono mengakui tidak mampu berbuat apa- apa. Pasalnya, pihaknya tidak menerima pemberitahuan terkait proyek itu.“Kantornya dimana, kami juga tidak tahu. Namun demikian, persoalan ini sudah kami sampaikan ke Kantor DPU-ESDM Kabupaten Boyolal,” ujarnya.
Sementara, salah satu penanggungjawab proyek yang enggan disebut namanya mengakui pihaknya sudah merespon protes warga. “Kami sudah menggali kembali saluran yang tertutup tanah diharapkan saluran irigasi sudah lancar kembali,” katanya.
Kerusakan sejumlah jaringan irigasi ini mengancam sawah irigasi teknis yang mengandalkan pasokan air dari kawasan sekitar lokasi proyek. “Banyak petani protes, karena sejumlah saluran sekunder dan tersier rusak atau tertutup tanah,” ujar Ketua Gabungan Petani Pemakai Air Daerah Irigasi Cengklik, H A Samidi WS, Rabu (27/6).
Selain mengancam terjadi kekeringan sawah irigasi teknis, sebagian areal sawah lainnya justru dikhawatirkan bakal terendam air karena air akan menggenang di permukaan yang rendah.
Kepala UPT DPU Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ngemplak, Sriyono mengakui tidak mampu berbuat apa- apa. Pasalnya, pihaknya tidak menerima pemberitahuan terkait proyek itu.“Kantornya dimana, kami juga tidak tahu. Namun demikian, persoalan ini sudah kami sampaikan ke Kantor DPU-ESDM Kabupaten Boyolal,” ujarnya.
Sementara, salah satu penanggungjawab proyek yang enggan disebut namanya mengakui pihaknya sudah merespon protes warga. “Kami sudah menggali kembali saluran yang tertutup tanah diharapkan saluran irigasi sudah lancar kembali,” katanya.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar