ANTARA/R. Rekotomo/ip |
SEMARANG--MICOM: Ketua Tim Ahli Evakuasi Teknis Proyek Tol Semarang-Solo, Paulus P.Rahardjo, mengatakan, tiga pilar Jembatan Penggaron, salah satu jembatan di ruas jalan tol rute Kota Semarang hingga Ungaran, Kabupaten Semarang, mengalami keretakan.
"Keretakan terjadi pada pilar ketiga, keempat, dan kelima," kata Paulus di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (1/6).
Menurut dia, keretakan tersebut terjadi akibat pergerakan tanah di sekitar konstruksi jembatan. Ia menuturkan, pergerakan tanah tersebut terjadi pada periode tiga bulan terakhir.
Meski terjadi pergerakan tanah, kata dia, kondisi tersebut belum membahayakan secara struktural konstruksi.
Ia menjelaskan, PT Trans Marga Jawa Tengah sebagai pengelola jalan tol telah melakukan antisipasi untuk memperkuat konstruksi. Menurut dia, enam pilar di Jembatan Penggaron diperkuat dengan membuat fondasi berdiameter 1,5 meter dengan kedalaman 35 meter.
Rekayasa lain yang dilakukan untuk mengantisipasi kondisi tersebut, kata dia, yakni dengan mengepras bukit yang ada di sekitar konstruksi jembatan itu.
"Pengeprasan sudah pernah dilakukan dan akan dilakukan lagi dengan volume pengeprasan sekitar 30 ribu meter kubik," kata Guru Besar Ilmu Geoteknik Universitas Katolik Parahyangan Bandung itu.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah Abdul Azis meminta pengelola jalan tol ini memeriksa konstruksi jalan bebas hambatan tersebut secara menyeluruh. "Lakukan pemeriksaan menyeluruh, jangan hanya satu titik saja," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan ini. (Ant/OL-2)
"Keretakan terjadi pada pilar ketiga, keempat, dan kelima," kata Paulus di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (1/6).
Menurut dia, keretakan tersebut terjadi akibat pergerakan tanah di sekitar konstruksi jembatan. Ia menuturkan, pergerakan tanah tersebut terjadi pada periode tiga bulan terakhir.
Meski terjadi pergerakan tanah, kata dia, kondisi tersebut belum membahayakan secara struktural konstruksi.
Ia menjelaskan, PT Trans Marga Jawa Tengah sebagai pengelola jalan tol telah melakukan antisipasi untuk memperkuat konstruksi. Menurut dia, enam pilar di Jembatan Penggaron diperkuat dengan membuat fondasi berdiameter 1,5 meter dengan kedalaman 35 meter.
Rekayasa lain yang dilakukan untuk mengantisipasi kondisi tersebut, kata dia, yakni dengan mengepras bukit yang ada di sekitar konstruksi jembatan itu.
"Pengeprasan sudah pernah dilakukan dan akan dilakukan lagi dengan volume pengeprasan sekitar 30 ribu meter kubik," kata Guru Besar Ilmu Geoteknik Universitas Katolik Parahyangan Bandung itu.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah Abdul Azis meminta pengelola jalan tol ini memeriksa konstruksi jalan bebas hambatan tersebut secara menyeluruh. "Lakukan pemeriksaan menyeluruh, jangan hanya satu titik saja," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan ini. (Ant/OL-2)
Sumber :
mediaindonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar