SURABAYA– Pemerintah pusat menargetkan pembangunan jalur ganda (double track) kereta api jurusan Jakarta–Surabaya selesai pada 2013 dan sudah bisa digunakan 2014.
Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono mengatakan, hingga saat ini pembangunan double track sudah mencapai 20%. Untuk proyek ini, pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp9,8 triliun. Dari da-na tersebut Rp3,4 triliun di antaranya akan dihabiskan tahun ini,sementara sisanya 2013 mendatang.
“Awal 2013 diharapkan proses pembangunannya sudah mencapai 75–80%, kemudian selesai akhir 2013,sehingga awal 2014 sudah siap digunakan,” kata Bambang saat peninjauan double track Cirebon– Surabaya di Stasiun Pasar Turi, Surabaya,kemarin. Menurut dia, desakan percepatan agar cepat selesai tidak hanya dari Kementerian Perhubungan, tapi juga Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.
Desakan itu disampaikan ke BUMN yang mengerjakan proyek double track Jakarta– Surabaya. “Ketua UKP4, Kuntoro Mangkusubroto ingin kinerja BUMN ditingkatkan, karena beliau membandingkan antara BUMN dan swasta, BUMN masih di bawah target yang ditetapkan,” ujarnya. Terkait pembebasan lahan, Bambang mengatakan sampai saat ini tidak ada kendala. Langkah yang telah dilakukan PT Kereta Api Indonesia adalah memberikan ganti untung dan tidak melakukan penggusuran.
Pasalnya lahan untuk double track h masih milik PT Kereta Api Indonesia.Warga yang bermukim di kawasan tersebut juga menerima dengan lapang dada, sebab upaya relokasi dilakukan dengan damai dan ganti untung memadai. “Kami patut mengucapkan terima kasih kepada warga dan pemerintah provinsi serta pemerintah kabupaten/ kota karena sangat membantu pro-ses percepatan pembangunan dengan memberikan sebagian tanah dan bangunan,”terangnya.
Dikatakannya, saat ini pemerintah juga mulai mengembangkan angkutan kereta api barang menuju pelabuhan, di antaranya Pelabuhan Tanjung Mas di Semarang, pelabuhan di Cirebon, Tanjung Perak di Surabaya, Tanjung Belawan di Medan, Telukbayur di Padang. Sedangkan untuk pembangunan atau perpanjangan jalur kereta api baru menuju pelabuhan, di antaranya Pasoso– Pelabuhan Tanjung Priok (JICT), Tonjong–Pelabuhan Bojonegara di Banten.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan menambahkan, fokus pemerintah saat ini adalah pembangunan double track jalur utara. Sementara double trackjalur selatan masih dalam tahap pengerjaan di Cirebon ke arah Koya sebagai segmen tengah. Kemudian juga di Purwakarta ke Prupuk, lalu Pupuk– Cirebon masih sedang diusahakan. Untuk jalur Solo– Madiun–Surabaya pembangunannya akan dilakukan selektif atau mengutamakan lahan yang tidak usah dilakukan pembebasan.
Sementara itu, untuk pembangunan elevated realway yang menghubungkan Stasiun Gubeng Surabaya–Bandara Juanda terancam molor. Tundjung mengatakan, anggaran dana untuk pembangunan masih belum ada dan masih menunggu tender. Dia mengatakan bahwa PT Kereta Api Indonesia sudah menyiapkan desain untuk pembangunan tersebut.
“Tapi karena ada kendala anggaran dana, kami akan menunda pembangunan tersebut sambil menunggu lelang. Anggaran pembangunan airport di bandara saat ini belum ada dukungan dari pemerintah, karena pemerintah masih mengutamakan Medan dan Padang,”paparnya. lutfi yuhandi
Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono mengatakan, hingga saat ini pembangunan double track sudah mencapai 20%. Untuk proyek ini, pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp9,8 triliun. Dari da-na tersebut Rp3,4 triliun di antaranya akan dihabiskan tahun ini,sementara sisanya 2013 mendatang.
“Awal 2013 diharapkan proses pembangunannya sudah mencapai 75–80%, kemudian selesai akhir 2013,sehingga awal 2014 sudah siap digunakan,” kata Bambang saat peninjauan double track Cirebon– Surabaya di Stasiun Pasar Turi, Surabaya,kemarin. Menurut dia, desakan percepatan agar cepat selesai tidak hanya dari Kementerian Perhubungan, tapi juga Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.
Desakan itu disampaikan ke BUMN yang mengerjakan proyek double track Jakarta– Surabaya. “Ketua UKP4, Kuntoro Mangkusubroto ingin kinerja BUMN ditingkatkan, karena beliau membandingkan antara BUMN dan swasta, BUMN masih di bawah target yang ditetapkan,” ujarnya. Terkait pembebasan lahan, Bambang mengatakan sampai saat ini tidak ada kendala. Langkah yang telah dilakukan PT Kereta Api Indonesia adalah memberikan ganti untung dan tidak melakukan penggusuran.
Pasalnya lahan untuk double track h masih milik PT Kereta Api Indonesia.Warga yang bermukim di kawasan tersebut juga menerima dengan lapang dada, sebab upaya relokasi dilakukan dengan damai dan ganti untung memadai. “Kami patut mengucapkan terima kasih kepada warga dan pemerintah provinsi serta pemerintah kabupaten/ kota karena sangat membantu pro-ses percepatan pembangunan dengan memberikan sebagian tanah dan bangunan,”terangnya.
Dikatakannya, saat ini pemerintah juga mulai mengembangkan angkutan kereta api barang menuju pelabuhan, di antaranya Pelabuhan Tanjung Mas di Semarang, pelabuhan di Cirebon, Tanjung Perak di Surabaya, Tanjung Belawan di Medan, Telukbayur di Padang. Sedangkan untuk pembangunan atau perpanjangan jalur kereta api baru menuju pelabuhan, di antaranya Pasoso– Pelabuhan Tanjung Priok (JICT), Tonjong–Pelabuhan Bojonegara di Banten.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan menambahkan, fokus pemerintah saat ini adalah pembangunan double track jalur utara. Sementara double trackjalur selatan masih dalam tahap pengerjaan di Cirebon ke arah Koya sebagai segmen tengah. Kemudian juga di Purwakarta ke Prupuk, lalu Pupuk– Cirebon masih sedang diusahakan. Untuk jalur Solo– Madiun–Surabaya pembangunannya akan dilakukan selektif atau mengutamakan lahan yang tidak usah dilakukan pembebasan.
Sementara itu, untuk pembangunan elevated realway yang menghubungkan Stasiun Gubeng Surabaya–Bandara Juanda terancam molor. Tundjung mengatakan, anggaran dana untuk pembangunan masih belum ada dan masih menunggu tender. Dia mengatakan bahwa PT Kereta Api Indonesia sudah menyiapkan desain untuk pembangunan tersebut.
“Tapi karena ada kendala anggaran dana, kami akan menunda pembangunan tersebut sambil menunggu lelang. Anggaran pembangunan airport di bandara saat ini belum ada dukungan dari pemerintah, karena pemerintah masih mengutamakan Medan dan Padang,”paparnya. lutfi yuhandi
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar