"Percepat Pembangunan Infrastruktur"
NERACA
Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengalokasikan belanja modal sepanjang tahun ini sebesar Rp26 triliun. Jumlah anggaran ini lebih tinggi 136,36% dari rencana belanja modal sepanjang 2016, yakni Rp11,620 triliun. Namun, realisasi penyerapannya sekitar Rp9,576 triliun selama tahun lalu. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Rencana anggaran belanja modal pada tahun ini untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur. Pada 2017, Jasa Marga akan mengoperasikan jalan tol sepanjang 210 kilometer yang berasal dari enam ruas tol baru, yakni jalan tol Semarang-Solo (Bawean_Salatiga) sepanjang 17,50 km, Surabaya-Mojokerto (Sepanjang-Krian)) sepanjang 15,50 km, Gempol-Pasuruan sepanjang 20,5 km, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (Perbarakan-Sei Rampah) sekitar 41,69 km, Solo-Ngawi sepanjang 90,25 km, dan Ngawi-Kertosono (Ngawi-Caruban) sepanjang 25 km.
Perseroan optimistis bahwa seiring dengan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, volume transaksi juga akan terus meningkat. Manajemen menargetkan pertumbuhan volume transaksi selama 2017 sekitar 2%. Pada 2019, perseroan bakal memiliki hak konsesi 2.000 km jalan tol dan mengoperasikan 1.260 km jalan tol dengan nilai aset Rp112 triliun.
Pada sisi pelayanan operasional, perseroan akan terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan dengan melanjutkan proses integrasi pengoperasian di jalan tol Jakarta-Tangerang dan Tangerang-Merak, serta akan dilakukan perubahan sistem transaksi di jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi. Selain itu, perseroan juga akan terus meningkatkan penetrasi penggunaan transaksi non tunai, yang selain dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan juga untuk mengendalikan beban usaha pelayanan operasinal," paparnya.
Dari sisi pengembangan usaha lain, Jasa Marga optimistis dapat meningkatkan pendapatan usaha jasa layanan pemeliharaan, jasa pengoperasian jalan tol, dan pengelolaan properti dan rest area melalui anak usaha. Perseroan memproyeksikan pendapatan tol dan usaha lainnya sebesar Rp10 triliun. Dengan demikian, total aset perseroan sepanjang 2017 diperkirakan mencapai Rp72 triliun atau 30,90% lebih tinggi dari rencana tahun lalu sebesar Rp55,4 triliun.
Tercatat sepanjang tahun 2016, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar 28,85% atau menjadi Rp1,889 triliun dari Rp1,466 triliun pada tahun sebelumnya. Perseroan menjelaskan, raihan ini ditopang oleh meningkatnya pendapatan usaha sekitar 69,18% atau menjadi Rp16,66 triliun per akhir Desember 2016 dari Rp9,85 triliun pada tahun sebelumnya.
Pendapatan usaha perseroan tersebut terdiri dari pendapatan tol, konstruksi, serta usaha lainnya. Pendapatan tol mencapai Rp7,92 triliun atau naik 11,3% dari 2015 Rp7,12 triliun, pendapatan Konstruksi naik 253,1% menjadi Rp7,82 triliun, serta usaha lainnya tumbuh 77,7% atau mencapai Rp905,67 miliar. (bani)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar