Mulai Tengah Malam Tadi, Motor Gratis Lewat Suramadu
PANGKAS WAKTU: Gerbang tol Pandaan yang baru diresmikan
Joko Widodo, Jumat (12/6). (Zubaidillah/Radar Bromo)
|
PASURUAN – Presiden Jokowi menyampaikan dua kejutan saat meresmikan jalur tol Gempol–Pandaan kemarin (12/6). Dalam rangka menyongsong Lebaran tahun ini, presiden memutuskan untuk menurunkan tarif tol 25–30 persen di seluruh Indonesia selama musim mudik Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 2015.
Kejutan berikutnya, Jokowi menggratiskan tarif motor yang melewati tol Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura terhitung sejak Sabtu (13/6) pukul 00.00 atau dini hari tadi.
Keputusan yang pro pengguna jalan tol itu, menurut Jokowi, tidak asal-asalan dibuat, melainkan sudah melalui pertimbangan matang. Antara lain, memudahkan para pemudik yang sebagian besar memanfaatkan jalan tol, mengurangi biaya logistik, serta menstabilkan harga kebutuhan bahan pokok.
’’Secara tidak langsung, tarif tol juga memengaruhi harga barang dan kebutuhan pokok lainnya. Setidaknya, dengan kebijakan ini, harga barang menjadi stabil dan tidak memberatkan masyarakat saat Lebaran,’’ bebernya.
Untuk realisasi, termasuk kalkulasi dan sebagainya, Jokowi menyerahkan kepada menteri terkait, khususnya menteri pekerjaan umum (PU) dan perumahan rakyat (pera).
Sementara itu, mengenai pembebasan tarif sepeda motor melewati tol Suramadu, Jokowi beralasan kebijakan tersebut akan mempermudah pergerakan masyarakat pengguna motor. ’’Saya sudah perintahkan membebaskan tarif tol golongan enam untuk kendaraan roda dua di jalan tol Jembatan Suramadu. Namun, untuk roda empat tidak,’’ ujarnya.
Saat ini, pengelola Jembatan Suramadu mengenakan tarif Rp 3.000 bagi pengendara motor dan Rp 30.000 untuk mobil. Jembatan Suramadu merupakan jembatan terpanjang di Indonesia, yakni 5.438 meter. Jembatan yang menghubungkan Surabaya dengan Bangkalan tersebut dibangun selama enam tahun, 2003–2009.
Gempol–Pandaan
Setelah memberikan sambutan yang diisi pengumuman yang mengejutkan, Jokowi meresmikan ruas tol Gempol–Pandaan dengan memencet tombol sirene.
Jawa Pos Radar Bromo melaporkan, hadir dalam peresmian selepas siang tersebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat M. Basuki Hadimulyo serta Menteri BUMN Rini Soemarno. Tampak pula dalam rombongan Gubernur Jatim Soekarwo, Direktur Utama PT Jasamarga Adityawarman, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, serta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Dalam sambutannya, Jokowi yang baru saja mantu sehari sebelumnya mengungkapkan kegembiraannya akan tuntasnya pembangunan tol tersebut. ’’Lega rasanya, akhirnya tol Gempol–Pandaan sudah rampung dan bisa diresmikan,’’ ujarnya.
Dia menyatakan, pengoperasian jalur bebas hambatan sepanjang 13,61 kilometer itu pasti akan membawa banyak manfaat. ’’Kegiatan ekonomi serta produktivitas rakyat juga akan meningkat. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi akan ikut naik,’’ katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga memuji skema pembangunan yang melibatkan banyak pihak. Bukan hanya BUMN, tetapi juga melibatkan swasta hingga pemerintah daerah. ’’Ini merupakan salah satu produk pembangunan yang bagus. Bukan hanya BUMN dan swasta, tetapi pemerintah daerah juga ikut ambil bagian,’’ jelas Jokowi.
Meski begitu, dia mengakui, selama pembangunan, banyak kendala yang dialami. Terutama soal pengadaan tanah. ’’Memang tidak segampang yang kita bayangkan bersama. Tentu tetap harus cepat dan tidak boleh lamban. Sebab, bagaimanapun, percepatan pembangunan harus dilakukan,’’ tegasnya.
Jokowi menambahkan, pembangunan ruas tol Gempol–Pandaan sangat terkait dengan megaproyek tol trans-Jawa yang menjadi salah satu prioritas pemerintah. Jalur bebas hambatan sepanjang 615 kilometer yang membelah Pulau Jawa tersebut diharapkan tuntas dan bisa beroperasi pada 2018.
Sementara itu, setelah diresmikan kemarin, mulai pukul 00.00 tadi, jalur tol Gempol–Pandaan langsung diuji coba. Uji coba tersebut diperkirakan berlangsung hingga 17 Juni mendatang. ’’Setelah diresmikan, langsung diuji coba selama enam hari,’’ ujar Dirut PT Jasamarga Pandaan Tol Setiyono.
Selama uji coba, pengendara yang melintasi jalur tol yang melewati tiga kecamatan, yaitu Pandaan, Beji, dan Gempol, tersebut tidak dikenai tarif alias gratis. Kendati demikian, pengelola tetap memberikan kartu kepada pengendara saat memasuki gerbang tol. ’’Saat uji coba, hanya gratis di jalur tol Gempol–Pandaan. Selebihnya, jika lanjut Gempol–Kejapanan atau sebaliknya, tetap bayar sesuai dengan tarif,’’ terang alumnus ITS Surabaya tersebut.
View Indah
Selain bisa memangkas waktu 15–20 menit, jalur tol Gempol–Pandaan bakal memanjakan para pengguna dengan view eksotis berupa keindahan kawasan pegunungan Arjuno-Welirang-Penanggungan dan kawasan Tretes dari jalur tol setempat.
Kondisi medan jalan bebas hambatan sepanjang 13,61 km tersebut juga naik turun khas kawasan pegunungan. Namun, permukaan jalan dijamin sangat kuat karena menggunakan rigid pavement atau semacam cor. ’’Pemandangannya cukup menawan. Apalagi saat sore melintas di tol ini. Terlihat jelas panorama Gunung Penanggungan, Welirang, dan Arjuno yang sangat indah dipadukan dengan matahari terbenam,’’ beber Setiyono.
Ada beberapa pemandangan menarik selain pegunungan. Di antaranya, saat melintas di Desa Randupitu atau Km 53, baik dari arah Pandaan maupun Gempol, sepanjang hampir 1 kilometer, pengguna tol bakal berada di tengah-tengah tebing atau bagaikan membelah tebing dengan ketinggian 25–30 meter.
’’Potensi jalur beragam. Datar, naik, dan turun. Secara keseluruhan, dari Gempol hingga Pandaan, potensi ketinggian jalan 5 persen naik. Sisanya menurun dan datar,’’ jelas Setiyono.
Surabaya–Malang
Setiyono memaparkan, proyek tol Gempol–Pandaan dengan investasi hingga Rp 1,4 triliun itu merupakan bagian dari rencana pembangunan jalan bebas hambatan Surabaya–Malang. Megaproyek tersebut sejatinya digagas sejak 1970 oleh pemerintah yang berupa pembuatan prastudi kelayakannya.
Sebagai koridor antara dua kota besar di Jatim, Surabaya-Malang, jalan tol akan berperan strategis dalam pengembangan wilayah Jatim. Sebab, jalan tol tersebut bisa menghubungkan pusat-pusat kegiatan ekonomi seperti pelabuhan, kawasan industri, dan perdagangan. Juga, menghubungkan kawasan perkebunan, pertanian, serta pariwisata di wilayah Surabaya, Kabupaten Pasuruan, dan Malang Raya. (zal/aad/mie/c5/kim)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar