Tanah pekarangan milik Abdul Rohim, 80, yang sebagian tanahnya
digunakan untuk pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker),
(JIBI/SOLOPOS/Mahardini Nur Afifah)
|
BOYOLALI — Sebanyak empat orang warga pemilik tanah pekarangan di Mojorejo RT 006/005, Sawahan, Ngemplak, menuntut pembuatan jalan baru. Sebelumnya, sebagian tanah mereka telah digunakan untuk pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker).
Pemilik tanah pekarangan di Mojorejo RT 006/005, Siti, 38, ketika ditemui Solopos.com, menuturkan sisa tanahnya seluas 216 m2 saat ini terancam tidak memiliki akses jalan. “Sisa tanah saya memang yang paling sedikit dibandingkan tiga pemilik lain, tapi kalau tanah tidak ada jalan masuknya itu bagaimana. Hla wong itu kampung,” jelasnya.
Menurut Siti, sebenarnya sisa tanah yang sebagian sudah terpakai untuk jalan tol tersebut sedianya akan dijual, namun harga tanahnya anjlok karena tidak ada akses jalan. “Tempo hari sempat ada pembeli tertarik dengan tanah saya. Saya tawarkan Rp300.000/meter. Tapi karena tidak ada jalannya, tanah saya cuma ditawar Rp50.000/meter,” keluhnya.
Pemilik tanah lain, Abdul Rohim, 70, menjelaskan dirinya hanya ingin sisa tanah pekarangan seluas 450m2 memiliki akses jalan. “Tanah tersebut rencananya mau saya berikan kepada cucu-cucu saya. Kalau untuk membuat beberapa rumah masih cukup. Saya hanya mau dibuatkan jalan. Hla wong [kuburan] orang mati saja ada jalannya, masak untuk orang hidup tidak ada jalannya,” terangnya.
Warga Mojorejo RT006/005, Sawahan, Ngemplak , Wagimin, 53, mengaku bersama empat warga yang meminta pembuatan jalan kampung, sudah mengirimkan proposal ke pelaksana pembangunan proyek jembatan. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan. “Kalau warga di sini tidak terlalu banyak menuntut. Cari solusi yang bagus saja. Biar bisa sama-sama jalan, jadi tidak pernah rame-rame. Total lahan mereka mencapai 1.700 m2. Kalau jalan tol sudah jadi, pekarangan mereka terancam tidak memiliki jalan masuk. Nanti harus melewati rumah tetangga,” pungkasnya.
Baca Juga:
TOL SOLO-KERTOSONO: Proyek Jalan Tol Tutupi Saluran Irigasi di Lima Desa
Anggota PA SSG Ikut Buka Akses Jalan ke Watu Jadah
Tol Solo-Kertosono segera dibangun
Pemilik tanah pekarangan di Mojorejo RT 006/005, Siti, 38, ketika ditemui Solopos.com, menuturkan sisa tanahnya seluas 216 m2 saat ini terancam tidak memiliki akses jalan. “Sisa tanah saya memang yang paling sedikit dibandingkan tiga pemilik lain, tapi kalau tanah tidak ada jalan masuknya itu bagaimana. Hla wong itu kampung,” jelasnya.
Menurut Siti, sebenarnya sisa tanah yang sebagian sudah terpakai untuk jalan tol tersebut sedianya akan dijual, namun harga tanahnya anjlok karena tidak ada akses jalan. “Tempo hari sempat ada pembeli tertarik dengan tanah saya. Saya tawarkan Rp300.000/meter. Tapi karena tidak ada jalannya, tanah saya cuma ditawar Rp50.000/meter,” keluhnya.
Pemilik tanah lain, Abdul Rohim, 70, menjelaskan dirinya hanya ingin sisa tanah pekarangan seluas 450m2 memiliki akses jalan. “Tanah tersebut rencananya mau saya berikan kepada cucu-cucu saya. Kalau untuk membuat beberapa rumah masih cukup. Saya hanya mau dibuatkan jalan. Hla wong [kuburan] orang mati saja ada jalannya, masak untuk orang hidup tidak ada jalannya,” terangnya.
Warga Mojorejo RT006/005, Sawahan, Ngemplak , Wagimin, 53, mengaku bersama empat warga yang meminta pembuatan jalan kampung, sudah mengirimkan proposal ke pelaksana pembangunan proyek jembatan. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan. “Kalau warga di sini tidak terlalu banyak menuntut. Cari solusi yang bagus saja. Biar bisa sama-sama jalan, jadi tidak pernah rame-rame. Total lahan mereka mencapai 1.700 m2. Kalau jalan tol sudah jadi, pekarangan mereka terancam tidak memiliki jalan masuk. Nanti harus melewati rumah tetangga,” pungkasnya.
Baca Juga:
TOL SOLO-KERTOSONO: Proyek Jalan Tol Tutupi Saluran Irigasi di Lima Desa
Anggota PA SSG Ikut Buka Akses Jalan ke Watu Jadah
Tol Solo-Kertosono segera dibangun
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar