Ilustrasi: Kawasan industri |
Terlebih Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mendukungnya dengan rencana pengembangan kawasan industri melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang meliputi Nanggulan, Sentolo, Lendah, dan Temon.
"Akses Tol Solo-Semarang memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan kawasan industri di Yogyakarta," ujar CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, kepada Kompas.com, Senin (2/11/2015).
Pasokan lahan kawasan industri Yogyakarta, diakui Hendra, memang masih sangat minim. Namun, pembangunan Jalan Tol Solo-Semarang yang ditargetkan selesai pada 2017 dan lebih rendahnya harga lahan industri dibandingkan Semarang, dapat menarik minat investor masuk ke Yogyakarta.
Hendra menjelaskan, khusus Kawasan Industri Sentolo yang terletak di Kecamatan Sentolo dan Lendah, dirancang seluas 4.796 hektar. Hingga saat ini, sudah terdapat dua pengembang kawasan industri yang akan mengelola 170 hektar.
Di sisi lain, Kawasan Industri Temon di kecamatan Temon dan kawasan peruntukan industri di Kecamatan Nanggulan juga memiliki rencana pengembangan seluas 500 hektar dan 700 hektar.
Namun perkembangan kawasan industri tersebut masih terkendala permasalahan infrastruktur listrik dan air, karena minimnya calon investor listrik dan air yang ingin membangun jaringan di kawasan industri tersebut.
Dengan demikian, simpul Hendra, hanya terdapat dua kawasan industri yang sudah beroperasi yakni Kawasan Industri Piyungan dan Kawasan Industri Sedayu-Pajangan.
Kawasan Industri Piyungan didesain seluas 335 hektar. Dari total luas lahan, baru sekitar 20 hektar yang sudah beroperasi dengan mayoritas penyewa merupakan perusahaan yang bergerak di sektor tekstil, mainan anak-anak, dan kosmetik.
"Diharapkan pada tahun 2016, kawasan industri tersebut mampu memasok 100 hektar lahan siap bangun," imbuh Hendra.
Demikian halnya dengan Kawasan Industri Sedayu-Pajangan yang memiliki rencana area lahan industri seluas 270 hektar, baru mengoperasikan beberapa bagian lahannya.
Adapun harga lahan kawasan industri di Yogyakarta berkisar antara Rp 400.000 hingga Rp Rp 750.000 per meter persegi. Harga tersebut masih relatif lebih murah dibandingkan dengan harga lahan industri di Semarang dan Surabaya.
"Ini karena akses yang lebih jauh dari pelabuhan dan kondisi infrastruktur yang masih belum memadai," pungkas Hendra.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar