Kompas.com/ Syahrul Munir
Salah satu underpass Tol Bawen-Salatiga
|
TRIBUN-MEDAN.com, SALATIGA - Pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi III ruas Bawen- Salatiga terus dikebut dalam sisa waktu 156 hari sejak 17 Maret 2016.
Keterlambatan pembangunan jalan tol sepanjang 17,6 kilometer tersebut akibat permasalahan pembebasan lahan di beberapa titik.
Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jawa Tengah (TMJ) Arie Irianto mengatakan, pembebasan lahan seksi III Tol Bawen-Salatiga secara keseluruhan masih menyisakan sekitar 7,3 persen lahan yang belum dibebaskan.
Lahan itu itu terdiri dari 5 persen tanah kas desa atau sebanyak 44 bidang di Kabupaten Semarang. Adapun sisanya merupakan lahan warga.
"Tetapi informasi terkini, sudah ada solusi melalui pemberian kompensasi produksi lahan TKD atas persetujuan Bupati Semarang," kata Arie, Selasa (23/3/2016).
Belum semua lahan dibebaskan karena ada masalah administrasi, seperti berkas kepemilikan lahan serta. Ada pula yang belum mencapai kesepakatan harga antara pemilik lahan dan pemerintah.
Saat ini Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai Panitia Pembebasan Tanah (P2T) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tengah mengupayakan untuk membebaskan seluruh lahan tersebut.
"Secara umum, saat ini kami masih menunggu sisa sekitar 7,3 persen. Termasuk pula penyelesaian persoalan di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, yang masih terjadi kesalahan dalam berkomunikasi," kata Ari.
Melihat dari data di lapangan khususnya di paket 3.3D ruas Tol Sidorejo–Tengaran, kata Ari, merupakan paling kritis terkait lahan yang belum bebas.
Akibat kendala itu, terjadi keterlambatan dalam penyelesaian fisik hingga sekitar 20 persen. Itu berdasarkan asumsi jika lahan sudah dapat terbebaskan sebanyak 100 persen.
"Selain faktor lahan, faktor cuaca musim hujan seperti saat ini pun berpengaruh dalam pengerjaan fisik di ruas tol seksi III tersebut. Tetapi, kami akan berupaya ruas tersebut dapat digunakan di arus Lebaran 2016 ini," katanya. (*)
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar