Boyolali — Belasan warga Desa Sawahan, Ngemplak, Boyolali, menggelar aksi protes di pintu keluar masuk proyek jalan tol Soker (Solo-Kertosono). Mereka menuntut pelaksana proyek agar segera membayar tanah mereka yang sudah terlanjur diuruk sejak Agustus lalu.
“Sampai hari ini belum ada pembicaraan soal ganti rugi, berapa harga tanah kami yang dipinjam untuk proyek tol,” kata Anom Suratno, warga Desa Sawahan, Selasa (13/9).
Dalam aksinya tersebut, warga memasang patok-patok dari bambu dan spanduk di sepanjang interchange Solo di wilayah Desa Sawahan. Spanduk-spanduk kuning itu bertuliskan “Tanah Ini Belum Dibayar. Semua pekerjaan konstruksi mohon dihentikan sementara sampai pembayaran tanah selesai.
“Yang membingungkan itu dengan adanya istilah meminjam lahan. Harusnya ada batas waktu dan lahan utuh, tapi kini lahan kami diuruk tanah setebal empat meter,” tambahnya.
Anom juga menunjukkan surat dari pelaksana proyek Jalan Tol Soker Ruas InterchangeSolo yang bertanggal 11 Agustus 2016, berisikan permohonan peminjaman lahan untuk proses pekerjaan proyek Jalan Tol Soker. Di akhir paragraf surat itu tertulis “tetapi saat ini lahan belum bebas, masih dalam proses di Pejabat Pembuat Komitmen (PPK Lahan).”
“Kita menuntut pelaksana proyek segera membayar kompensasi sebelum jalan tol selesai dibangun dan diresmikan,” ujarnya.
Sementara itu, Humas Pelaksana Pembangunan Seksi Seksi Interchange Solo, Sali Setiawan, diakui hingga saat ini belum ada informasi resmi pembayaran uang ganti rugi lahan. Sejauh ini, masih ada 30 lahan milik warga Desa Sawahan yang belum dibebaskan. Pembangunan Interchange Solo dengan luas total sekitar 10.000 meter persegi. Yang dikerjakan panjangnya sekitar 2 – 3 kilometer dari pintu Interchange Solo sampai underpass Sawahan. Masih ada 800 meter yang belum dibebaskan.
“Target kita Desember Interchange selesai dibangun,” pungkasnya.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar