Pembangunan Tol Soker. ©2015 merdeka.com/arie sunaryo |
Merdeka.com - Pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker), khususnya di wilayah Kabupaten Karanganyar masih terkendala pembebasan lahan. Meski prosesnya telah mencapai 90 persen, tetapi sejumlah desa berpotensi menghambat rampungnya proyek tol Trans Jawa itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karanganyar, Samsi mengatakan, sejumlah lahan yang belum menemui kesepakatan dengan pemiliknya meliputi Desa Klodran dan Ngasem, di Kecamatan Colomadu. Kemudian Desa Wonorejo, Jatikuwung, Jeruksawit, dan Karangturi di Kecamatan Gondangrejo serta Desa Kemiri, Kebak dan Waru di Kecamatan Kebakkramat.
"Saat ini masih ada beberapa lahan milik warga yang belum dibebaskan. Kami juga masih menunggu izin gubernur karena ada beberapa lahan yang merupakan tanah kas desa. Dibandingkan Boyolali dan Sragen, persentase tanah yang sudah berhasil dibebaskan di Karanganyar sudah cukup tinggi. Kami akan terus melakukan pendekatan kepada warga yang belum rela melepas tanahnya agar bersedia melepasnya," kata Samsi, Rabu (5/8)
Samsi mengatakan, di Kabupaten Karanganyar, ruas jalan tol melintas sepanjang 15,1 kilometer. Dengan dua pintu keluar masuk atau interchange, yakni di Kecamatan Colomadu dan Kebakkramat. Ruas jalan Tol Soker dengan panjang 181 kilometer itu dibangun oleh pemerintah dan pihak konsorsium. Pemerintah melalui satker pelaksanaan jalan bebas hambatan Solo-Kertosono mengerjakan ruas meliputi wilayah Kabupaten Boyolali, Solo dan sebagian Karanganyar.
Sedangkan ruas lain yang menjadi wewenang satker, kata Samsi, adalah mulai wilayah Kecamatan Saradan, Madiun hingga Kertosono. Untuk pemerintah, total pekerjaan fisik 22,63 kilometer dan Saradan-Kertosono sepanjang 40 kilometer. Konsorsium mengerjakan ruas Karanganyar-Saradan sepanjang 120 kilometer.
"Tol Soker nantinya akan bertemu dengan ruas tol Solo-Semarang, di Kartasura Junction, perbatasan kecamatan Ngemplak dan Colomadu," pungkasnya.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar