Foto: Istimewa |
SEMARANG, suaramerdeka.com - Terus terdelusi, PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) akan menjual saham jalan tol Semarang-Solo (ruas Semarang-Bawen). Total saham yang dijual 26,1 persen. Saham milik BUMD ini semula 40 persen.
Sahamnya terus menurun lantaran PT SPJT sudah tidak mampu menambah modalnya ke PT Trans Marga Jateng, sebagai pengelola jalan tol tersebut. Saham semula turun 10 persen dan turun lagi 3,9 persen pada 2014. Saham akan dijual semuanya, mengingat kewenangan pemilik saham dibawah 25 persen sama dengan nol persen. “Mereka mau membeli minimal saham 25 persen. Target, tahun 2015 sudah terjual,” kata Dirut PT SPJT Jateng Krisdiani Samsi, Senin (29/12).
Dijelaskannya, saat ini sudah ada tiga perusahaan swasta skala nasional yang menjadi kandidatnya. Namun ia enggan menyebut nama-nama perusahaan yang memang pemain di bidang jalan tol. Ketiganya masih melakukan penelitian terkait prospek tol kedepannya. Namun berapa nominal harga saham yang akan dijual, Samsi mengatakan mestinya terjual minimal sama dengan investasi yang dikeluarkan pemerintah. “Sesuai arahan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), semua uang yang ditanamkan pemerintah harus kembali. Nominalnya Rp 400-an miliar,” terang Samsi.
Jika nantinya saham terjual semuanya, secara otomatis PT SPJT tidak akan memiliki power lagi dalam pengelolaan jalan tol Semarang-Bawen. Posisi BUMD akan digantikan perusahaan swasta yang akan mengelola penuh.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar