javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Sabtu, 30 Januari 2016

Pembebasan Tol Semarang – Solo Makin Memanas


Ferry Mursyidan Baldan. Foto: via berita satu


Jakarta, Harian Semarang – Polemik pembebasan tol Semarang-Solo kini berjalan memanas. Pasalnya, perkembangan pembebasan lahan Tol Semarang-Surakarta kian jelas dan menemukan titik terang.

“Kalau di Kabupaten Semarang Seksi 3, tercatat 1.482 bidang sepakat menerima ganti rugi. Sudah dibayarkan 1.282 bidang dan belum dibayar 180 bidang. Sementara 17 bidang tidak sepakat dan 33 bidang lain-lain tidak hadir musyawarah, tidak ditemukan pemilik dan tidak memberikan pernyataan,” ujar Ferry Moersidan Baldan, Menteri Agraria Tata Ruang – Badan Pertanahan Negara (ATR-BPN) seperti yang dilansir di tribun, saat ditemui di Jakarta, Kamis malam (27/1/2016).
Ferry Moersidan Baldan, Menteri Agraria Tata Ruang – Badan Pertanahan Negara (ATR-BPN) menjelaskan bahwa pembebasan di seksi 1 dan 2 di wilayah Kabupaten Semarang sebanyak 2.124 bidang sudah selesai 100 persen.
Dijelaskannya, untuk Kota Salatiga, dari 235 bidang tanah sudah 233 bidang (99,1 persen) dibayarkan dan satu bidang belum setuju dengan ganti rugi serta satu bidang lainnya tidak dapat membuktikan kepemilikan.

“Di Kabupaten Boyolali dari 1.752 bidang, 1.372 bidang (78,2 persen) sepakat menerima ganti rugi dan 947 bidang sudah dibayar ganti rugi, 423 bidang pemberkasan pembayaran, dan 380 bidang belum sepakat,” mantan Ketua Umum PB HMI tersebut.

Pria berkacamata tersebut menjelaskan bahwa kemajuan keseluruhan untuk pembebasan Tol Jawa di wilayah tengah itu mencapai 6.627 bidang tanah sepakat dari 7.556 bidang atau mencapai 87,5 persen. Yang sudah dibayar ganti rugi mencapai 5.220 bidang atau 59 persen.

Luasan bidang yang sudah dibebaskan mencapai 4.261.928 meter persegi dari total 6.152.079 meter persegi atau 69,28 persen di proyek lanjutan jalur Tol Semarang-Surakarta.

Saat ini Jalan Tol Semarang-Surakarta sudah terhubung dari Kota Semarang-Ungaran-Bawen dan memasuki tepi selatan Kota Salatiga yang berjarak 45 kilometer dari 110 kilometer jarak Semarang-Surakarta.
Pihaknya juga mengatakan, konstruksi Tol bisa langsung dikerjakan di lahan yang sudah dibebaskan. Pembangunan bisa terus berlangsung meski pembebasan belum mencapai 100 persen. (Red-HS99/TB). 
 
sumber :

Jumat, 29 Januari 2016

Pembebasan Tol Lampung Sesuai Jadwal


Hingga 2019 nanti, Sumatera diperkirakan akan memiliki 
jalan tol baru sepanjang 191,6 kilometer.

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agraria Tata Ruang – Badan Pertanahan Nasional (ATR-BPN) Ferry Moersiadan Baldan yang ditemui di Jakarta, Kamis petang (28/1/2016) mengatakan perkembangan pembebasan lahan tol di Jawa Tengah dan Lampung serta proyek Bandara di Jogjakarta dan Lampung berjalan sesuai rencana.

“Untuk Tol Solo-Madiun di Kabupaten Karanganyar dari 1.410 bidang yang sudah dibebaskan 1.340 bidang dengan menggunakan aturan lama (95 persen). Selanjutnya sisa 70 bidang dibebaskan dengan menggunakan UU Nomor 2 Tahun 2012 dengan hasil 20 bidang sepakat ganti rugi namun belum dibayarkan sehingga seluruhnya 1.360 bidang (96,45 persen) telah sepakat,”kata Menteri ATR - BPN.

Sedangkan sisa 50 bidang belum sepakat ganti rugi dan nilai ganti rugi masih dilakukan pendekatan kepada masyarakat. Apabila tidak berhasil akan dilakukan konsinyasi. Ada lahan makam umum yang harus mendapatkan persetujuan ahli waris untuk pembebasan.

Pada jalur Solo-Mantingan, di Kabupaten Boyolali dari 2.179 bidang sudah dibebaskan dengan menggunakan aturan lama sebanyak 1.820 bidang. Selanjutnya, 359 bidang dibebaskan dengan menggunakan UU Nomor 2 Tahun 2012 dengan kemajuan 225 bidang sepakat ganti rugi dan belum dibayar. Sehingga secara keseluruhan 2.045 bidang (93,85 persen) telah sepakat dibebaskan.

Sisa sebanyak 134 bidang masih belum sepakat dan bagi mereka yang belum sepakat dan tidak mengajukan keberatan ke PN Boyolali akan dilakukan konsinyasi.
Meski demikian, sesuai Desain Kebutuhan Lahan yang sedang diproses Kementeri PU dan Perumahan Rakyat masih diperlukan tambahan lahan 133.000 meter persegi atau sebanyak 260 bidang.

Untuk Kota Surakarta, dari 54 bidang seluas 18.515 meter persegi telah selesai 100 persen. Di Kabupaten Sragen dari 2.361 bidang tanah sudah dibebaskan dengan menggunakan aturan lama sebanyak 2.284 bidang (96,73 persen). Selanjutnya sejumlah 77 bidang dibebaskan dengan menggunakan UU Nomor 2 Tahun2012 dengan kemajuan 75 bidang sudah sepakat ganti rugi. Secara keseluruhan 2.359 bidang (99,92 persen) sepakat ganti rugi.


Tol Sumatera dan Bandara Baru DIY


Dari Sumatera, untuk Tol Lampung dijelaskan Menteri ATR-BPN, pembebasan jalur Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 14 kilometer ditargetkan selesai Mei 2016. Sedangkan pembebasan landasan pancu Bandara Radin Inten II, Kabupaten Lampung Selatan seluas 21,5 hektar diselesaikan Desember 2015.

Adapun pendaftaran tanah Bandara Baru DI Yogyakarta sesuai permintaan PT Angkasa Pura I dan SK Gubernur DIY di area seluas 645 hektar dengan 3.340 bidang di Desa Glagah, Palihan, Jangkaran, Sindutan dan Kebonrejo. Pengukuran keliling seluas 586,50 hektar dengan penggarap Pakualam Grond sebanyak 676 penggarap dan di atas tanah Hak Milik sebanyak 147 penggarap. Yang masih belum diukur dan didata sejumlah 213 bidang di Desa Glagah dan 91 bidang di Desa Palihan. 
 
sumber :

Pembebasan Lahan Tol Pejagan-Pemalang Hampir 100 Persen


Jalan Tol Trans Jawa terdiri dari tujuh ruas dengan total 
panjang mencapai 498,23 kilometer. Total biaya investasi 
yang dibutuhkan untuk membangun ketujuh ruas itu 
adalah Rp 40,37 triliun.

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agraria Tata Ruang – Badan Pertanahan Negara (ATR-BPN) Ferry Moersidan Baldan menjelaskan proses pembangunan tol Jawa di kawasan Jawa Tengah menunjukkan kemajuan signifikan. Untuk ruas Tol Pejagan-Pemalang dari 2.214 bidang yang diganti rugi sebanyak 2.204 bidang dengan luas 1.805.258 meter persegi (99,55 persen) dengan sisa 10 bidang yang diharapkan bulan Mei 2016 bisa diselesaikan. Di wilayah Kabupaten Tegal dari 2.410 bidang yang sudah diganti rugi 732 bidang dengan luas 980.926 meter persegi atau 46,7 persen dengan sisa 1.678 bidang yang diselesaikan April 2016.

"Adapun di Kabupaten Pemalang untuk ruas Tol Pejagan-Pemalang dan Pemalang-Batang dari 1.936 bidang tanah sebanyak 187 bidang sudah diadakan musyawarah dan 185 bidang setuju (9,7 persen) dan sisanya 1.751 bidang akan diselesaikan sampai Mei 2016," kata Ferry saat ditemui Kamis malam (28/1/2016)

Lebih lanjut di Kabupaten Pekalongan untuk ruas Tol Pemalang-Batang, dari 2.153 bidang sudah 45 bidang setuju dan sisanya sebanyak 2.108 bidang akan diselesaikan sampai Mei 2016. Sedangkan di Kota Pekalongan dari 55 bidang sudah diadakan 3 kali musyawarah tetapi belum terjadi kesepakatan. Akan dilakukan konsinyasi jika masyarakat tidak mengajukan keberatan ke Pengadilan Negeri.

Pada ruas Tol Pemalang-Batang di Kabupaten Batang, dari 146 bidang yang sudah diganti rugi 27 bidang atau 15 persen dan 149 bidang dalam proses penilaian appraisal. Sedangkan di ruas Tol Batang-Semarang dari 425 bidang, 96 bidang setuju atau 22,59 persen dan 27 bidang sudah diganti rugi dengan luas 970.256 meter persegi dari luas kebutuhan lahan 1.585.364 meter persegi (61,20 persen) yang akan diselesaikan April 2016. 
 
sumber :

Sabtu, 23 Januari 2016

Tol Astra Menanti Asa

ilustrasi
Kebiasaan pengerjaan proyek, terutama proyek infrastruktur, di awal tahun bisa menjadi pola baru. Sebelumnya, proyek selalu dikerjakan di pertengahan dan menjelang akhir tahun. Presiden Joko Widodo mengaku ingin terus mendorong di mana lelang dan pengerjaan proyek dapat dilakukan sejak dini.

Presiden juga menekankan ingin pekerjaan proyek dapat dimulai sejak awal tahun, lantaran demi mendorong stimulasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Terlebih lagi menurut Presiden, saat ini dunia usaha dan investor telah menaruh kepercayaan besar terhadap Indonesia.

Oleh karena itu, perlu sinkronisasi dan harmonisasi pekerjaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah ditambah dukungan swasta. Salah satu tender proyek infrastruktur yang tengah digenjot adalah dua pembangunan jalan tol di Provinsi Banten, Tol Serpong - Balaraja dan Kunciran - Serpong.

Tender Tol Serpong - Balaraja di Kabupaten Tangerang ini akan dilaksanakan selambat-lambatnya pada awal Februari 2016 mendatang. Konsorsium Tol Serpong - Balaraja yang terdiri dari PT Astratel Nusantara, PT Bumi Serpong Damai Tbk dan Kelompok Kompas Gramedia ini merupakan penggagas terselenggaranya tol sepanjang 30 kilometer tersebut.

Direktur PT Astratel Nusantara, Wiwiek Dianawati Santoso menuturkan, saat ini pembebasan Seksi I Tol Serpong - Balaraja sepanjang 10 kilometer telah rampung 80%. "Hampir seluruh tanah sudah bebas di seksi ini. Dengan begitu, tendernya akan digelar awal bulan Februari mendatang,” ungkapnya.

Lebih lanjut Wiwiek mengatakan, tol tersebut akan menghubungkan Kawasan Terpadu BSD di Serpong hingga Kawasan Jayanti. Menurut dia, tol ini juga akan terkoneksi dengan Tol Tangerang - Merak yang dikelola oleh PT Marga Mandala Sakti (MMS).

Perihal kisaran investasi, menurut Direktur Utama MMS ini mengaku sudah memiliki gambarannya. Namun, dirinya masih enggan menyebutkannya. "Masih belum pasti nilai investasi pastinya. Kami menunggu selesai tender dahulu setelah itu baru bisa diumumkan nilainya setelah mendapat persetujuan dari regulator, yaitu Badan Pengelola Jalan Tol Kemenpupera," kata Wiwiek.

Untuk diketahui, jika resmi beroperasi Tol Serpong - Balaraja akan melintasi delapan kecamatan di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang, yakni Serpong, Cisauk, Pagedangan, Legok, Curug, Panongan, Tigaraksa dan Balaraja. Astratel sendiri memiliki saham sebesar 25% di tol tersebut.

Beragam masalah lahan

Selain Tol Serpong - Balaraja, Astratel juga menangani Tol Kunciran - Serpong. Namun menurut Wiwiek, pembangunannya tidak semulus yang diperkirakan lantaran masih pembebasan lahan. Dia mengungkapkan, tol dengan panjang hanya 11,2 kilometer tersebut pembebasan lahannya baru mencapai 65%.

Tol Kunciran - Serpong yang terhubung dengan TolJakarta - Tangerang serta tol di Sediyatmo di Bandara Soekarno-Hatta merupakan tol yang tingkat persoalan pembebasan tanahnya paling banyak. Karenanya, PT Marga Trans Nusantara (MTN), sebagai anak perusahaan Astratel, belum bisa menargetkan waktu penyelesaian proyek tersebut.

"Tergantung pemerintah kalau yang satu ini. Kapan mereka bisa menyelesaikan pembebasan tanahnya, kita serahkan ke pemerintah. Kami berharap pada tahun ini mencapai 100%. Jadi keduanya (Tol Serpong - Balaraja dan Kunciran - Serpong) bisa beroperasi secepatnya," papar dia. Meski begitu, Wiwiek tetap optimis karena ada aturan baru tentang pembebasan lahan, yaitu UU No.2 Tahun 2012.

Wiwiek juga menjelaskan, beberapa permasalahan yang hingga kini tak kunjung teratasi adalah harga jual tanah, surat-surat tanah dan sengketa antar-ahli waris. "Ada juga yang dokumennya dipinjamkan (digadaikan) ke bank. Tetapi lebih banyak yang selisih dengan antar-ahli waris," terangnya.

Jalan Tol Kunciran-Serpongmerupakan bagian dari Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II. Terdiri dari delapan ruas tol dengan total panjang mencapai 145,3 kilometer. Tujuh ruas tol lainnya yang termasuk jaringan Tol JORR II adalah Cengkareng-Kunciran 14,2 kilometer,Serpong-Cinere 10,1 kilometer, Cinere-Jagorawi 14,6 kilometer, Depok-Antasari 22,8 kilometer, Cimanggis-Cibitung 25,4 kilometer, Cibitung-Cilincing 33,9 kilometer, dan Cilincing-Tanjung Priok 12,1 kilometer.

Adapun MTN merupakan perusahaan kerja sama antara PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan Astratel Nusantara, dengan kepemilikan saham masing-masing 60% dan 40%. PT Astratel Nusantara saat ini memiliki enam perusahaan di mana empat diantaranya bergerak di bidang jalan tol seperti PT Marga Mandala Sakti (MMS) Ruas Tol Tangerang - Merak, PT Marga Trans Nusantara (MTN) Ruas Tol Kunciran - Serpong, PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) Ruas Tol Mojokerto - Jombang, dan Trans Marga Jateng Ruas Tol Semarang - Solo. [ardi]

sumber :

Selasa, 19 Januari 2016

TOL BAWEN-SALATIGA : Bila Alot, Pemerintah Siap Konsinyasi Bebaskan Lahan

ilustrasi
Tol Bawen Salatiga pembangunanya masih terkendala belum rampungnya pembebasan lahan.

Semarangpos.com, SEMARANG-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah akan menggunakan konsinyasi bila proses pembebasan lahan untuk jalan tol Semarang-Solo seksi III Bawen-Salatiga tidak segera rampung.

“Bila pembebasan lahan, terutama milik perorangan masih alot akan menggunakan konsinyasi,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jawa Tengah Sri Puryono kepada semarangpos.com, seusai mejadi pembicara di Semarang, Senin (18/1/2016).

Konsinyasi yakni pembayaran uang ganti kerugian dari pemerintah yang dititipkan ke pengadilan negeri. Ketentuan ini diatur dalam UU No 2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Sri Puryono lebih lanjut menyatakan proses pembebasan lahan jalan tol seksi III Bawen-Salatiga sepanjang 17,6 km sampai sekarang tinggal sekitar 8% sehingga diharapkan 2016 sudah rampung dan pembangunan fisik bisa dikerjakan.
Kendala yang dihadapi, menurut dia, yakni adanya tanah bengkok desa dan lahan milik perorangan. Untuk tanah bengkok desa akan dicarikan peganggti tanah ditempat lain.

“Untuk lahan yang dimiliki perorangan bila pembebasnnya masih alot terpaksa menggunakan konsinyasi. Pembangunan jalan tol harus tetap jalan,” ujar Sri Puryono.

Dia menambahkan pembangunan jalan tol Semarang-Solo diharapkan selesai pada 2017. “Bila pembangunan jalan tol Bawen-Salatiga rampung 2016, maka Solo-Semarang selesai 2017,” harapnya.

Sementaran itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso mengatakan dari hasil peninjauan lapangan jalan pintu tol Bawen-Salatiga di wilayah Tingkir terlalu sempit sehingga berpotensi menyebabkan kemacetan lalu lintas.

”Kami minta agar jalan pintu ke luar di Tingkir, Salatiga dilebarkan agar tidak terjadi kemacetan lalu lintas seperti yang terjadi di pintu ke luar jalan tol Semarang-Ungaran di Ungaran,” pinta politisi PKS ini.

Seperti diketahui, Bawen-Salatiga merupakan kelanjutan dari pembangunan jalan tol Semarang-Solo yang sebelumnya telah merampungkan seksi I Semarang-Ungaran sepanjang 11,3 km dan seksi II Ungaran-Bawe sepanjang 12 km.
Tol Semarang-Ungaran telah dioperasikan sejak 17 November 2011 dan Ungaran-Bawen telah beroperasi sejak 4 April 2014.

Sedangkan untuk seksi IV Salatiga-Boyolali sepanjang 24,40 km saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan dengan progres sebesar 46,93%.
Untuk seksi V Boyolali-Kartasura sepanjang 7,64 km masih dalam tahap pembebasan lahan dengan progres sebesar 46,48%.

Pembangunan jalan tol Semarang-Solo sepanjang 76 dengan nilai investasi senilai Rp7,30 triliun merupakan bagian jaring jalan tol Trans Jawa ini diharapkan mampu memperlancar jalur perekonomian di Jateng.

sumber :

Selasa, 05 Januari 2016

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG SOLO


Jalan Tol Semarang Solo merupakan jalan tol yang berada di Provinsi Jawa Tengah yang menghubungkan kota Salatiga, Semarang dan Surakarta. Tol Semarang Solo tersebut melewati 3 wilayah kabupaten , yakni Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali dan juga Kabupaten Sukoharjo. Tol Semarang Solo ini mulai dibangun sejak tahun 2009 yang dilakukan oleh Jasa Marga. Total lintasan Tol Semarang Solo ini kurang lebih sepanjang 72,64 km, Tol Semarang Solo ini bagian dari JTTS atau Jalan Tol Trans Jawa dan menghubungkan tol Semarang dengan tol Solo-Ngawi. Lantas seperti apa perkembangan Tol Semarang Solo saat ini? Simak dalam ulasan singkat berikut ini.
 
Progres perkembangan Jalan Tol Semarang Solo

Tol Semarang Solo yang ditargetkan akan selesai pembangunannya pada tahun 2017 mendatang ini menyerap investasi senilai Rp 6,1 triliun, biaya konstruksi Rp 2,4 triliun serta biaya pengadaan tanah Rp 800 miliar. Tol Semarang-Solo ini terbagi dalam 5 seksi, seksi 1 Tembalang-Unggaran sepanjang 16,3 km, seksi 2 Ungaran-Bawen sepanjang 11,3 km, seksi 3 Bawen- Salatiga sepanjang 18,2 km, seksi 4 Salatiga-Boyolali sepanjang 22,4 km dan seksi 5 Boyolali-Kartosuro sepanjang 11,1 km. untuk seksi 1 dan 2 saat ini sudah beroperasi sehingga akan langsung terhubung dengan jalan tol Semarang seksi C yang ada di wilayah Tembalang.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memberi target untuk pengerjaan Tol Semarang-Solo dan Solo-Kertosono akan selesai pengerjaannya pada tahun 2017 agar nantinya kedua ruas jalan tol tersebut dapat terhubung. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo telah menginstruksikan agar kedua jalan tol tersebut bisa tuntas pengerjaannya dalam kurun waktu 2,5 tahun, sehingga di tahun 2017 tol Semarang-Solo dan Solo-Kertosono bisa terhubung, demikian kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono saat berkunjung ke Solo pada tanggal 1 Mei 2015. Pihaknya juga sangat optimis bisa menyanggupi target yang dicanangkan oleh Joko Widodo tersebut.

Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa beliau diperintah secara langsung oleh Presiden Jokowi pada saat acara seremoni peletakkan batu pertama atau groundbreaking proyek pembangunan jalan tol di ngawi, Jawa Timur. Proyek jalan tol jalur Solo-Ngawi-Kertosono sendiri adalah bagian dari megaproyek JTTJ atau Jalan Tol Trans Jawa yang sebelumnya sempat mangkrak tak kurang selama 3 tahun, yang terjadi akibat dampak dari habisnya modal yang dimiliki oleh kontraktor. Namun pemerintah kini mengambil alih dan memberikan kepercayaan proyek tersebut kepada PT Jasa Marga dan juga Waskita Karya, imbuh beliau.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut juga mengimbuhkan bahwa proses pembebasan lahan yang diperuntukkan guna membangun proyek tol Solo-Kertosono telah mencapai 93% dan untuk tol Semarang- Solo nyaris tiada hambatan yang berarti. Beliau juga menyatakan keyakinannya terhadap kedua kontraktor tersebut akan mampu menyelesaikan pekerjaan yang dipercayakan sesuai dengan target waktu yang sudah ditetapkan. Keseluruhan seksi tol Semarang-Solo tersebut ditargetkan bisa selesai tahap pembangunannya serta bisa dioperasikan pada akhir tahun 2017.

Keseluruhan seksi Jalan Tol Semarang Solo tersebut diharapkan selesai dikonstruksi serta bisa beroperasi pada akhir 2017, demikian kata Corporate Secretary PT Jasa Marga, David Wijayanto yang tersurat dalam keterangan tertulisnya. Beliau juga mengatakan bahwa untuk mencapai target yang telah dicanangkan tersebut pihaknya berencana akan segera menuntaskan 3 seksi yang masih tersisa dari total semuanya 5 seksi yang akan dibangun. Sekarang ini seksi 3 tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga dengan panjang 17,6 km yang telah selesai tender konstruksi. Dan selanjutnya dilakukan pengerjaan konstruksi pada akhir Juni 2015.

Progres pembebasan lahan ruas Bawen-Salatiga hampir selesai dan memasuki hampir 97%, dan akhir Juni ini pekerjaan konstruksi dimulai dan pada lebaran 2016 jalur ini sudah bisa digunakan. Kontraktornya paket 3.1 adalah PT Adhi Karya (persero) Tbk. untuk ruas Bawen-Polosiri, paket 3.2 PT PP (persero) untuk ruas Polosiri-Sidorejo dan PT Nindya Karya (persero) KSO dengan paket 3.3 PT Jaya Konstruksi untuk ruas Sidorejo-Tengaran, sebagai konsultan paket 3.1 PT Eskapindo Mata dan PT Dessa Cipta Rekayasa (KSO), paket 3.2 PT Yodya Karya (persero) dan paket 3.3 PT Mitra Pasifik Konsulindo International (KSO) dan PT Perentjana Djaja.

Untuk paket 3.3B untuk ruas Sidorejo-Tengaran masih dalam proses lelang konstruksi oleh PT TMJ, sedang paket 3.3 A serta 3.3 C untuk ruas Sidorejo-Tengaran proses konstruksi dan lelang dilakukan secara langsung oleh pemerintah. Untuk Seksi 3 ruas Bawen-Solotigo adalah kelanjutan dari seksi yang sebelumnya, yakni seksi 1 ruas Semarang-Ungaran sepanjang 11,3 km yang sudah beroperasi sejak 17 November 2011, sedangkan seksi 2 ruas Ungaran-Bawen sepanjang 12 km yang sudah beroperasi sejak 4 April 2014. Seksi 4 ruas Solotigo-Boyolali dengan panjang 24,40 km sekarang ini sedang dalam proses pembebasan lahan dengan progresnya mencapai 46,93%

Sedangkan untuk seksi 5 ruas Boyolali-Kartasura dengan panjang 7,64 km juga dalam tahap pembebasan lahan yang sudah mencapai 46,8% yang diharapkan seluruh seksi jalan tol tersebut segera selesai dikonstruksi serta bisa beroperasi akhir 2017. Tol semarang-Solo tersebut mempunyai arti strategis untuk pengembangan jarian jalan khususnya yang ada di Jawa Tengah serta untuk perkambangan jaringan jalan untuk skala regional. Jalan tol yang mempunyai nilai investasi tak kurang dari 7,3 triliun tersebut diharapkan bisa menjadi sarana untuk memperlancar jalur ekonomi wilayah yang dilaluinya, misalnya saja dari Ungaran sebagai daerah industri di Jawa Tengah.

Dan ditengah proses pembangunan tol Semarang-Solo tersebut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melakukan langkah yang mengejutkan dengan menjual saham yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kalangan DPRD Jawa Tengah mempertanyakan langkah yang diambil oleh Ganjar Pranowo dengan menjual 25% saham Pemprov Jateng. Pasalnya pihak DPRD Jateng beranggapan langkah yang diambil Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jateng sangat tidak tepat, lantaran tol Semarang-Solo tersebut sudah beroperasi dan menghasilkan pemasukan.

Menanggapi permasalahan tersebut Secara terpisah keterangan didapatkan langsung dari Gubernur Jawa Tengah terkait dengan alasan penjualan saham Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terhadap tol Semarang-Solo tersebut. Menurut Ganjar Pranowo, lebih baik menjual saham yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah daripada saham tersebut semakin terdelusi, karena toh pihak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah masih mempunyai opsi untuk membeli kembali saham Jalan Tol Semarang Solo.
 
sumber :