javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Selasa, 30 Juni 2015

INFO MUDIK 2015 : Volume Lalu Lintas Mudik Lebaran Diprediksi Meningkat 10%


Adityawarman
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) 
(Majalah Investor)

Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk memperkirakan jumlah volume lalu lintas kendaraan yang melintas pada musim mudik lebaran 2015 di sembilan gerbang tol kelolaannya akan meningkat 10 persen dari realisasi 2014. Pada tahun lalu, operator jalan bebas hambatan tersebut mencatat jumlah volume kendaraan sekitar 1,4 juta kendaraan, sehingga diperkirakan pada tahun ini menjadi 1,54 juta kendaraan yang melintas di musim mudik lebaran 2015, yakni H-7 hingga H-1.

Ada pun tol yang dipersiapkan Jasa Marga untuk mudik lebaran adalah Cikampek-Padalarang, Padalarang-Cileunyi, Palimanan-Kanci, Jalan Tol Semarang, dan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Semarang-Ungaran, serta ruas Ungaran-Bawen.

Direktur Utama PT Jasa Marga Adhityawarman mengatakan, untuk melayani peningkatan jumlah volume kendaraan itu, pihaknya sudah menyiapkan strategi. Salah satunya adalah perubahan model transaksi dari yang sebelumnya berlapis menjadi sistem pembayaran di satu gerbang saja.

"Model itu diterapkan di gerbang tol Ciperna. Sebelumnya, pengguna jalan tol harus membayar di gerbang tol sebelumnya dan juga gerbang tol Ciperna," tutur Adhityawarman di Jakarta, Selasa (30/6).

Ia menjelaskan pula, pemilihan gerbang tol tersebut lantaran diperkirakan trafiknya meningkat akibat sudah digunakannya tol Cikopo-Palimanan. Menurutnya, tol tersebut dapat mengakomodasi pengguna tol langsung ke arah Cirebon tanpa perlu dulu keluar Cikampek.

"Adanya Tol Cipali sangat membantu kami dalam mengurai padatnya lalu lintas, terutama di sekitar Cikampek. Seperti diketahui, setiap mudik lebaran setiap tahunnya di wilayah tersebut sangatlah padat," ucap dia.

Selain mengakomodasi Pantura, terang Adhityawarman, tol Cipali pun mampu menjadi pilihan bagi para pengguna jalur lintas selatan. Dia mempercayai bila beberapa porsi yang biasa ditanggung oleh Tol Cipularang kemudian Cileunyi bisa berkurang berkat adanya tol Cipali. Namun, ia belum bisa memperkirakan jumlah detailnya.

Selain itu, Adhitya melanjutkan, puncak arus mudik di tol kelolaannya akan berlangsung pada 14 dan 15 Juli 2015. Tetapi, jumlah lintas hariannya berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Pengurangan tersebut diakibatkan penyebaran waktu mudik yang lebih banyak, yang diproyeksi mulai ramai pada 11-12 Juli 2015. Pada tanggal tersebut Jasa Marga memperkirakan melayani 30 persen dari total volume kendaraan yang akan mudik.

"Sementara sisanya akan terjadi di tanggal 13-15 Juli dan puncaknya adalah 14 dan 15 Juli 2015. Tetapi kami hitung tidak akan lebih padat dari tahun lalu," sebutnya.

Selain itu, Adhitya mengatakan, pihaknya siap menjalankan imbauan pemerintah agar menerapkan potongan harga untuk tarif tol 25-30 persen selama musim mudik lebaran. Menurut dia, hal tersebut merupakan hal yang positif demi meningkatkan pelayanan kepada para pengguna jalan bebas hambatan.

"Tentu ada pengaruhnya atas kinerja keuangan. Tapi kami tidak terlalu memikirkan itu. Ini kan seperti pesta setahun sekali, kami harus meningkatkan servis," ujarnya.

Selain itu, katanya, Jasa Marga pun menyiapkan pelayanan derek cuma cuma selama musim mudik lebaran 2015. "Tentunya ini sebagai bentuk iktikad kami dalam meningkatkan pelayanan selama musim mudik lebaran 2015," ucapnya.

sumber :

Ruas Tol Bawen-Salatiga Mulai Digarap Akhir Bulan Ini


shutterstockIlustrasi

SEMARANG, KOMPAS.com - Jalan Tol Semarang-Solo merupakan bagian dari Jalan Tol Trans-Jawa. Seiring perkembangan wilayah Provinsi Jawa Tengah yang cukup pesat, maka Semarang sebagai ibu kota provinsi memiliki peran besar dalam mendorong kegiatan perekonomian yang diperkuat transportasi pelabuhan laut Tanjung Emas dan Bandara Internasional Ahmad Yani.

Dukungan aksesibilitas dari dan ke arah kota lewat jaringan jalan nasional maupun regional sudah merupakan kebutuhan pokok untuk memecahkan masalah transportasi darat.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat daerah Jawa khususnya Jawa Tengah maka Jalan tol Semarang-Solo pun dibangun dengan panjang total 72,64 kilometer. Jalan ini dikelola oleh PT Trans Marga Jateng yang merupakan perusahaan patungan antara PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (BUMD) dengan komposisi saham 60 persen dan 40 persen.

Jalan tol dengan nilai investasi sebesar Rp 7,30 triliun ini diharapkan mampu memperlancar jalur ekonomi di daerah-daerah yang dilaluinya, antara lain dari Ungaran yang merupakan daerah industri utama di Jawa Tengah. 

Saat ini, kendaraan-kendaraan besar dari daerah tersebut sering terhambat oleh kemacetan karena banyaknya kendaraan yang melintas di jalan provinsi antara Ungaran ke Semarang.

Ke depan, Jasa Marga juga akan terus melakukan pengembangan perusahaan dengan menambah jalan tol baru baik dengan cara mengikuti tender yang diselenggarakan pemerintah, mengakuisisi jalan tol yang tidak dikerjakan investor lama atau dengan memberikan inisiatif/usulan kepada pemerintah.

Pembangunan Ruas Bawen-Salatiga

PT Trans Marga Jateng (PT TMJ) juga telah melewati proses tender konstruksi untuk Jalan Tol Semarang-Solo dan ruas Bawen-Salatiga sepanjang 17,6 kilometer. Konstruksi jalan ini akan segera dilakukan pada akhir Juni 2015. Proses tender konstruksi Tol Bawen-Salatiga tersebut dibagi dalam 6 paket.

Setelah melalui proses tender yang dimulai sejak bulan Februari 2015, para pemenang tender, yaitu PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk Paket 3.1 ruas Bawen-Polosiri, PT PP (Persero) Tbk. untuk paket 3.2 ruas Polosiri-Sidorejo, dan PT Nindya Karya (Persero) yang membentuk Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT Jaya Konstruksi untuk Paket 3.3D ruas Sidorejo-Tengaran.

Sementara sebagai konsultan, untuk Paket 3.1 dipegang PT Eskapindo Matra dan PT Dessa Cipta Rekayasa (KSO), Paket 3.2 PT Yodya Karya (Persero) dan PT Mitrapacific Consulindo International (KSO), serta Paket 3.3D PT Perentjana Djaja.

Untuk Paket 3.3B, yaitu Sidorejo-Tengaran saat ini masih dalam proses lelang konstruksi oleh PT TMJ. Adapun Paket 3.3 A dan 3.3 C, yaitu Sidorejo-Tengaran proses lelang konstruksi dan konsultan dilakukan langsung oleh pemerintah.

Seksi III ruas Bawen-Salatiga ini merupakan kelanjutan dari seksi sebelumnya yaitu Seksi I ruas Semarang-Ungaran sepanjang 11,3 kilometer yang telah beroperasi sejak 17 November 2011 dan Seksi II ruas Ungaran-Bawen 12 kilometer yang telah dioperasikan sejak 4 April 2014.

Saat ini, proses pembebasan tanah ruas Bawen-Salatiga hampir rampung dan telah mencapai 96,78 persen. Diharapkan, pada akhir bulan Juni ini, pekerjaan konstruksi dapat segera dimulai. Pada lebaran tahun 2016, konstruksi ruas ini dijadwalkan sudah selesai dan dapat segera beroperasi.

Selanjutnya, untuk Seksi IV Ruas Salatiga-Boyolali sepanjang 24,40 kilometer saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan dengan progres 46,93 persen. Sedangkan Seksi V Ruas Boyolali-Kartasura sepanjang 7,64 kilometer juga masih dalam tahap pembebasan lahan dengan progres sebesar 46,48 persen. 

Diharapkan, keseluruhan konstruksi seksi pada Jalan Tol Semarang-Solo dapat selesai dan beroperasi pada akhir tahun 2017.

sumber :

Jasa Marga Rampungkan Tender Ruas Tol Bawen-Salatiga


ilustrasi

JAKARTA - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menyatakan telah menyelesaikan proses tender konstruksi jalan tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga, sepanjang 17,6 kilometer (km).

Ruas yang dioperasikan PT Trans Marga Jateng (TMJ) ini akan segera dilakukan pekerjaan konstruksi pada akhir Juni ini. Di mana proses tender konstruksi dibagi dalam enam paket.

"Seksi III ruas Bawen-Salatiga merupakan kelanjutan seksi sebelumnya, yaitu seksi I Ruas Semarang-Ungaran (11,3 km) yang dioperasikan sejak 17 November 2011. Selanjutnya, seksi II ruas Ungaran-Bawen (12 km) yang dioperasikan sejak 4 April 2014," ujar Corporate Secretary Jasa Marga David Wijayatno dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/6/2015).

David menuturkan, saat ini progres pembebasan tanah ruas Bawen-Salatiga hampir rampung dan telah mencapai 96,78%. Diharapkan pada akhir Juni mendatang, pekerjaan konstruksi dapat segera dimulai. "Diharapkan pada Lebaran tahun 2016, ruas ini sudah selesai dikonstruksi dan dapat segera beroperasi," jelas David.

Dia menambahkan, untuk Seksi IV ruas Salatiga-Boyolali sepanjang 24,40 km, saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan dengan progres sebesar 46,93%. Demikian pula, seksi V ruas Boyolali-Kartasura sepanjang 7,64 km masih dalam tahap pembebasan lahan.

"Dengan progres sebesar 46,48%. Diharapkan, keseluruhan seksi pada jalan Tol Semarang-Solo dapat selesai dikonstruksi dan beroperasi pada akhir tahun 2017," tandasnya.

sumber :

Senin, 29 Juni 2015

Lebaran 2016 Tol Bawen-Salatiga Siap Beroperasi


Proyek pembangunan tol Semarang-Solo sesi 2 Ungaran-Bawen. 
TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga Tbk, melalui anak usahanya PT Trans Marga Jateng (PT TMJ) menargetkan ruas tol Bawen-Salatiga sepanjang 17,6 km dapat beroperasi pada Lebaran 2016.

"Targetnya Lebaran 2016 beroperasi. Ruas ini bagian dari Jalan Tol Semarang-Solo," kata Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero), Tbk, David Wijayatno saat dihubungi di Jakarta, Senin (29 Juni 2015).

David menjelaskan, proses konstruksi akan dimulai akhir Juni ini, setelah PT TMJ menyelesaikan proses tendernya dan sudah ada pemenang pada enam paket pekerjaan di ruas itu.

Proses tendernya dimulai sejak Februari 2015 dan para kontraktor pemenang tendernya adalah PT Adhi Karya(Persero) Tbk untuk Paket 3.1 Ruas Bawen-Polosiri), PT PP (Persero) Tbk. (Paket 3.2 Ruas Polosiri-Sidorejo), dan PT Nindya Karya (Persero) KSO dengan PT Jaya Konstruksi (Paket 3.3D Ruas Sidorejo-Tengaran).

Kemudian, konsultan untuk Paket 3.1 PT Eskapindo Matra dan PT Dessa Cipta Rekayasa (KSO), Paket 3.2 PT Yodya Karya (Persero) dan PT Mitrapacific Consulindo International (KSO), serta Paket 3.3D PT Perentjana Djaja. 

Sedangkan untuk Paket 3.3B (Sidorejo-Tengaran) masih dalam proses lelang konstruksi oleh PT TMJ dan Paket 3.3 A dan 3.3 C (Sidorejo-Tengaran), proses lelang konstruksi dan konsultan dilakukan langsung oleh Pemerintah. 

Ditambahkan juga, Seksi III Ruas Bawen-Salatiga ini merupakan kelanjutan dari seksi sebelumnya yaitu Seksi I Ruas Semarang-Ungaran (11,3 km) yang telah dioperasikan sejak 17 November 2011, dan Seksi II Ruas Ungaran-Bawen (12 km) yang telah dioperasikan sejak 4 April 2014. 

"Saat ini progres pembebasan tanah Ruas Bawen-Salatiga hampir rampung dan telah mencapai 96,78 persen," katanya. 

Selanjutnya, untuk Seksi IV Ruas Salatiga-Boyolali sepanjang 24,40 km saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan dengan progres sebesar 46,93 persen. 

Sedangkan Seksi V Ruas Boyolali-Kartasura sepanjang 7,64 km juga masih dalam tahap pembebasan lahan dengan progres sebesar 46,48 persen. 

"Harapan kami, keseluruhan seksi pada Jalan Tol Semarang-Solo selesai dan beroperasi pada akhir 2017," katanya.

sumber :

Sabtu, 27 Juni 2015

Ini Tarif Resmi Tol Cipali

Foto: Detik

PT Lintas Marga Sedaya, operator tol Cipali telah resmi menerapkan tarif pada semua golongan kendaraan. 

JAKARTA - PT Lintas Marga Sedaya, operator tol Cikopo-Palimanan (Cipali), telah resmi menerapkan tarif pada semua golongan kendaraan. Penerapan tarif mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 323/KPTS/M/2015, besaran tarif adalah sesuai jarak yang ditempuh dan golongan kendaraan.

Untuk jarak terjauh tarif Tol Cipali (dari Cikopo sampai Palimanan) kendaraan Golongan I membayar Rp96.000, Golongan II Rp144.000, Golongan III Rp192.000, Golongan IV Rp240.000, dan Golongan V diterapkan tarif Rp288.500. 

"Pantauan di lapangan setelah pemberlakuan tarif, sejak Jumat dini hari (26/6) ruas tol Cipali mulai diramaikan oleh bus-bus antar kota dan truk-truk besar, selain kendaraan kecil Golongan I yang memang telah melintas sejak dioperasikannya tol Cipali pada 14 Juni 2015,” ujar Wakil Direktur Utama PT Lintas Marga Sedaya, Hudaya Arryanto dalam siaran persnya, Jumat (26/6/2015) malam.

Pemberlakuan tarif dilakukan setelah masa sosialisasi selama dua pekan berakhir. Ruas tol Cikopo-Palimanan diresmikan Presiden Indonesia Joko Widodo, pada 13 Juni 2015. Pasca peresmian, PT Lintas Marga Sedaya sebagai operator dan pemegang konsesi ruas tol tersebut melakukan sosialisasi dengan tanpa memungut biaya bagi kendaraan yang melintasi ruas tol tersebut.

Saat ini, PT LMS telah melengkapi sarana dan fasilitas pendukung tol Cipali. Fasilitas pendukung tersebut di antaranya full rambu, marka, petunjuk serta guardrail yang diperlukan.

"Selain itu untuk mendukung fungsi lampu penerangan jalan yang sudah terpasang di lokasi simpang susun, di sepanjang ruas Cipali juga sudah dipasang patok pengarah (guide post) yang reflektor-nya akan bersinar jika terkena lampu kendaraan, sehingga menambah keamanan berkendara di malam hari,” kata Hudaya.

Hudaya menambahkan, tol Cipali juga dilengkapi fasilitas rest area pada 6 (enam) titik. “Saat ini sudah ada enam Rest Area yang beroperasi, yaitu di KM 86A, KM 86B, KM 101, KM 102, KM 164 dan KM 166, yang menyediakan fungsi dasar seperti toilet, mushola, tempat parkir hingga beberapa gerai makanan. Bahkan SPBU pun telah dioperasikan di KM 102. Minggu depan dua Rest Area lagi akan dibuka, sehingga lengkap menjadi 8 (delapan),” tuturnya.

Hudaya juga, mengingatkan, kondisi jalan tol Cipali yang mulus dan cenderung lurus, serta perambuan dan fasilitas yang makin lengkap tetap perlu diimbangi dengan perilaku mengemudi yang disiplin dan aman.

“Bagi para pengguna jalan tol Cipali, mohon siapkan kondisi fisik dan kendaraan Anda sebelum berkendara. Jika lelah atau mengantuk, manfaatkanlah Rest Area yang telah tersedia untuk sekedar beristirahat. Jaga jarak aman dan jangan ngebut melebihi batas maksimum kecepatan 100 km/jam seperti tertulis di rambu,” ujar Hudaya.

Jalan tol Cipali sepanjang 116,75 kilometer merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia dan merupakan bagian dari sistem jalan tol Trans Jawa. Jalan Tol Cikopo-Palimanan melintasi 5 kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka dan Cirebon.

PT Lintas Marga Sedaya sebagai pemegang konsesi Jalan Tol Cikopo-Palimanan selama 35 tahun, merupakan badan usaha jalan tol yang sahamnya dimiliki oleh PT Baskhara Utama Sedaya (45%), suatu perusahaan investasi nasional, dan PLUS Expressways International Berhad (55%) yang merupakan perusahaan jalan tol terkemuka di Malaysia.

sumber :

Jumat, 26 Juni 2015

Jasa Marga Siap Bangun Tol Jakarta-Cikampek II

ilustrasi : Tol Jakarta Cikampek

Jasa Marga menginisiasi pembangunan Jalur Tol Jakarta-Cikampek II atau Tol Jakarta-Cikampek part two sepanjang 64 kilometer (km). Foto: IstimewaJAKARTA - PT Jasa Marga (persero) Tbk menginisiasi pembangunan Jalur Tol Jakarta-Cikampek II atau Tol Jakarta-Cikampek part two sepanjang 64 kilometer (km), mengingat kondisi jalur tol Jakarta-Cikampek saat ini sudah sangat padat. 

Direktur Utama PT Jasa Marga, Adityawarman mengatakan, pihaknya sudah memberikan inisiasi kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PURR) melalui surat resmi. "Kita sudah bersurat, dan rencananya hari ini (26/6/2015) bertemu dengan Menteri PUPR mengenai jalan tol yang kami usulkan," ujarnya, Kamis (25/6/2015). 

Dia menjelaskan jalan tol Jakarta-Cikampek sepanjang 72 kilometer yang ada saat ini sudah dipadati pada empat lajur (4x2) di ruas tersebut, sehingga jika semakin dibiarkan, justru menambah kerugian bagi pengguna tol di jalur tol tersebut. 

"Jalan tol Jakarta-Cikampek sekarang ini macetnya sudah bukan main, sangat parah. Dari kilometer 0 hingga kilometer 31 itu bisa sampai lima jam. Makanya, kami menginisiasi untuk membangun disamping lajur tol jakarta-Cikampek yang ada saat ini," katanya. 

Dia menjelaskan, bahwa jalur tol yang akan direncanakan tersebut sepanjang 64 kilometer senilai Rp9 triliun. Asumsinya, mengacu pada biaya konstruksi per kilometer yang mencapai Rp150 miliar. "Jadi, kalau ditotal ya Rp150 miliar itu dikalikan 64, kira-kira biayanya sekitar itu," terangnya.

Dia menambahkan, saat ini inisiasi tersebut sudah disampaikan ke Kementerian PUPR. Jasa Marga berharap rencana jalan tol Jakarta-Cikampek II bisa dimasukkan sebagai jaringan jalan baru di Kementerian PUPR. "Syaratnya kalau mau inisiasi jalan tol ya harus masuk sebagai jaringan jalan baru di Kementerian PUPR. Tapi, mudah-mudahan ini bisa, sehingga bisa kita bangun secepatnya," tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR, Achhmad Ghany Gazali mengungkapkan rencana pembangunan jalur tol Jakarta-Cikampek II lantaran kondisi padat di jalur tol tersebut sudah tak dapat diantisipasi. "Ini juga terkait dengan pengembangan kawasan industri di sekitar tol tersebut. Jika dibiarkan juga akan menambah biaya logistik karena lamanya waktu tempuh jika melintasi jalur tol tersebut," imbuhnya. 

Namun, untuk mewujudkan jalur tol baru tersebut, pemerintah akan berdiskusi dengan pihak investor selaku inisiator pembangunan jalur tol tersebut. Saat ini, Jasa Marga telah mengajukan rencana jalur tol baru tersebut. Namun, Ghani masih tak menyebut siapa saja investor yang menginisiasi pembangunan jalur tol tersebut. "Saya belum tahu, namun yang pasti sudah ada investornya," pungkas Ghani.

sumber :

Rabu, 24 Juni 2015

Kecepatan di Tol Cikopo-Palimanan Maksimum 100 Km/Jam



JAKARTA - Belum satu bulan peresmian Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), namun tol tersebut sudah menelan korban jiwa. Semenjak dioperasikan hingga saat ini, tol tersebut sudah terjadi 30 kecelakaan.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dam Perumahan Rakyat, Hediyanto W Husaeni mengatakan bahwa kementerian akan berupaya untuk mengantisipasi kecelakaan yang sering terjadi.

‪"Untuk antisipasi, kita akan kasih pengumuman tambahan supaya jangan ngebut sampai di atas 100 km. Tapi, kalau di Indonesia enggak ada peraturan kecepatan di atas 100 di tangkap, kan kalau di luar negeri ditangkap. Jadi mungkin ini perlu ditegaskan,"tuturnya di Ruang Rapat Komisi V DPR RI Jakarta, Rabu (24/6/2016).

‪Dia mengatakan, bahwa yang menjadi penyebab seringnya terjadi kecelakaan adalah akibat pengendara yang sering mengantuk dan memacu kendaraan di atas rata-rata.

‪"Semua polisi yang menemukan kecelakaan itu karena mengantuk. Kalau untuk Rest areanya sudah ada, cuma belum lengkap rumah makan dan SPBU-nya belum ada, tapi rest areanya kan sudah ada, mestinya istirahat dulu kalau ngantuk,"tuturnya.

‪Berdasarkan data kecelakaan tersebut dia memandang perlu adanya pembatasan kecepatan.

"Harusnya ada pembatasan kecepatan, ada tiga mobil yang ban nya meletus, Jadi kalo bisa jalannya 60-100 km saja," katanya

‪Untuk itu, Hedianto menghimbau agar pemudik pada lebaran tahun ini lebih hati-hati dan mementingkan keselamatan dibanding kecepatan.

‪"Jika kendaraan memacu kecepatan tinggi tentu akan rentan mengalami kecelakaan, kan biasanya kalau cepat ban juga lebih panas jadi kondisi kendaraan juga harus prima," tuturnya.

sumber :

Selasa, 23 Juni 2015

Begini Kondisi Fasilitas Rest Area di Tol Cikampek - Palimanan


Pembangunan rest area km121-122 di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Purwakarta, Jawa Barat, 18 Juni 2015. Sejak diresmikan, tol yang menjadi jalur alternatif mudik ini masih memiliki sejumlah kekurangan. 


Restoran cepat saji KFC di rest area di Tol Cikopo-Palimanan, Purwakarta, Jawa Barat, 18 Juni 2015. Tol ini baru memiliki satu tempat peristirahatan di Kilometer 102, tujuh area lainnya masih dibangun. 


Pekerja mengerjakan pembangunan rest area km 121-122 di Tol Cikopo-Palimanan, Purwakarta, Jawa barat, 18 Juni 2015. Satu-satunya rest area yang dilengkapi fasilitas musala, pujasera, toilet, dan SPBU, hanya ada di jalur menuju Palimanan.


Mobil melintas di Rest Area Tol Cikopo-Palimanan, Purwakarta, 18 Juni 2015. Pengguna jalan sebaiknya mengisi bahan bakar sebelum memasuki tol, karena baru ada satu SPBU yang beroperasi dari yang seharusnya empat buah di kedua ruas jalan. 



Sebuah rest area yang sedang dibangun di Tol Cikopo-Palimanan, Purwakarta, Jawa Barat, 18 Juni 2015. 


Sejumlah pengendara mobil beristirahat di depan Gerbang Tol Cikopo-Palimanan, Purwakarta, Jawa Barat, 18 Juni 2015. 


Foto : TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.
Editor : Pojok Soklin

Sumber :
tempo

Ini dia Penampakan Tol Cikopo - Palimanan

Jalan tol sepanjang 116,75 kilometer ini merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia dan merupakan bagian dari sistem jalan tol Trans Jawa. Jalan Tol Cikopo-Palimanan melintasi 5 kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon.‎



Jalan tol sepanjang 116,75 kilometer ini merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia dan merupakan bagian dari sistem jalan tol Trans Jawa.


Jalan Tol Cikopo-Palimanan dibiayai dengan Skema Private Public Partnership (PPP) alias Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jaringan jalan serta mendorongpengembangan kawasan pendukung di wilayah Jawa Barat.‎


Masa konsesi pengusahaan Jalan Tol Cikopo – Palimanan yang menelan investasi Rp 13 triliun lebih ini yaitu 35 tahun terhitung sejak Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Tanggal 21 Juli 2006.



Ambulance dan Mobil Derek disediakan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan dan mogok







Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk melintasi jalan tol ini masyarakat perlu merogoh kocek Rp 96.000 (golongan I).






Editor : Pojok Soklin

sumber :
detik

Lokasi Pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II


Ilustrasi: (Foto: Okezone)

JAKARTA - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Achmad Gani Ghazali mengatakan, usulan pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II yang diusulkan dua perusahaan dalam negeri akan dibangun sejajar di sebelah Tol Jakarta-Cikampek I milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

"Belum diputuskan, sejajar, kemungkinan di sebelah kiri dari Cikampek, selatan," kata Gani kepada wartawan di Jakarta, Selasa (23/6/2015).

Pengembangan infrastruktur jalan tol di kawasan Jakarta-Cikampek saat ini masih menjadi kewenangan PT Jasa Marga yang merupakan operator. Jikalau ada yang mengusulkan pembangunan harus didiskusikan terlebih dahulu dengan Jasa Marga, BPJT, Ditjen Bina Marga.

Lanjut Gani, usulan pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II yang telah diusulkan dua perusahaan ini juga masih belum diketahui akan mengganggu bisnis Jasa Marga sendiri atau tidak.

"Kalau Jasa Marga bilang saya terganggu, nah untuk tidak terganggu kondisinya harus seperti apa? Ini kan di lapangnannya sudah padat nih, kawasan industri sudah banyak, nanti kita bahas," tambahnya.

Mengenai realisasinya, Gani menyebutkan, dua perusahaan yang mengusulkan pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek baru sampai tahap kirim surat. Sebab, pembangunan jalan tol banyak tahap yang harus dilalui.

"Kalau sudah dibahas berempat, keluarlah secara prinsip, oke. Kemudian mereka harus menyiapkan studi FS, basic desainnya seperti apa, koridor, termasuk sistem lingkungannya," ungkapnya.

Mengenai pembebasan lahan, Gani menjelaskan, dana yang dapat digunakan bisa berasal dari perusahaan tersebut, yang nantinya akan dikompensasikan oleh pemerintah.

"Badan usaha dalam perpresnya diperkenankan untuk menalangi terlebih dahulu, itu kan. Nanti juga ada kesepakatan. Kalau pemerintah tidak punya dana, kita minta mereka menalangi nanti akan dikompensasikan, diganti oleh pemerintah, penggantiannya dalam bentuk kompensasi. Mereka disruh evluasi di dalam fs nya," tutupnya.

sumber :

2018, Jakarta-Surabaya Tersambung Jalan Tol


Tol Kertosono-Mojokerto (Bagian Trans Jawa)

Jakarta -Pemerintah lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengebut proses pembangunan 9 ruas prioritas jalan Tol Trans Jawa, yang menghubungkan Jakarta hingga Surabaya sepanjang 615 km.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hediyanto W Husaini mengatakan, 9 ruas prioritas tersebut ditargetkan bisa rampung di 2018.

"Target kami yang prioritas Trans Jawa (Jakarta-Surabaya) selesai 2018. Target sudah bisa tembus Jakarta-Surabaya via Tol di 2018," kata Hediyanto kepada detikFinance, di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (22/6/2015).

Hediyanto mengaku optimistis target tersebut bisa dicapai mengingat berbagai upaya percepatan terus dilakukan. 

"Terutama dukungan dari masyarakat yang semula menolak melepaskan tanahnya untuk jalan tol, sekarang sadar program ini sangat penting akhirnya mereka mendukung. Pemerintah Daerah juga dukungannya sangat baik terutama dalam hal pengadaan lahan," jelas dia.

Penyelesaian jalan tol Trans Jawa bakal memberi dampak penting bagi pemerataan ekonomi di wilayah Barat dan Timur Pulau Jawa. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar yang dilalui jalan tol juga diharapkan bisa tumbuh pesat.

"Akan muncul pusat-pusat ekonomi baru, yang berarti bisa mendorong pemerataan ekonomi. Taraf hidup masyarakat juga bisa meningkat. Yang terpenting bisa memecah konsentrasi lalu lintas di jalur Pantura (Pantai Utara Pulau Jawa) yang sudah terlalu padat," pungkas dia.

Sembilan ruas prioritas tol Trans Jawa memiliki panjang 615 kilometer dengan investasi Rp 51,41 triliun. Ruas tol tersebut adalah Cikampek-Palimanan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Mojokerto-Jombang-Kertosono, dan Mojokerto-Surabaya.

sumber :

Ruas Jalan Jateng Siap Hadapi Arus Mudik


Jalan Tol Bali di teluk Benoa, Denpasar, Bali.
(TEMPO/Johannes P. Christo)
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah ruas jalan nasional di daerah Jawa Tengah setelah dipantau oleh pejabat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dilaporkan telah siap untuk menghadapi arus pemudik pada musim lebaran tahun 2015 ini.

"Secara umum ruas-ruas jalan nasional di Jawa Tengah sudah siap untuk Jalur Lebaran 2015," kata Inspektur II Itjen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Adriananda dalam rilis Biro Komunikasi Publik Kemenpupera yang diterima di Jakarta, Senin (22 Juni 2015).

Menurut dia, pekerjaan berat di ruas-ruas jalan nasional tersebut sudah tidak dilakukan pada H-30. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan saat ini hanya berupa penambahan rambu dan marka jalan.

"Terdapat beberapa pekerjaan di Jalur Lingkar Selatan Borokulon Purworejo yang diperkeras dengan beton, pada hari ini sudah dalam kondisi mantap untuk Jalur Lebaran tahun ini. Perlintasan sebidang kereta Sumpyuh di wilayah Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, juga sudah dalam kondisi mantap," katanya.

Selain itu, ujar dia, ruas tol Semarang-Solo Seksi II (Ungaran-Bawen) sepanjang sekitar 12 kilometer itu dilaporkan berada dalam kondisi mantap dan sudah siap memfasilitasi para pemudik.

Di daerah lain, jalur lebaran dari Jakarta menuju Banten-Merak melalui jalur tol maupun Cilegon yang akan menuju lintas Sumatera Timur juga dilaporkan dalam keadaan siap melayani arus mudik lebaran yang akan menuju Sumatera.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hediyanto W Husaini optimistis jalur pantai utara Jawa Barat pada 2015 lebih siap menghadapi arus mudik Lebaran dibanding tahun sebelumnya.

"Pantura tahun ini jauh lebih siap. Tahun (2014) lalu menghadapi musim hujan dua bulan sebelum Lebaran sehingga kami kelabakan," kata Hediyanto W Husaini.

Menurut Hediyanto, kelabakan yang dihadapi Lebaran sebelumnya antara lain karena setelah musim hujan bermunculan lubang begitu banyak.

Hal itu, ujar dia, mengakibatkan perbaikan dibantu pihak lain. Namun pada tahun 2015 dinilai tidak ada permasalahan seperti yang dihadapi sebelumnya.

"Mudah-mudahan waktu sebulan ke depan tidak ada hal yang di luar kebiasaan, oleh karena itu bila ada sesuatu hal kita adakan upaya pencegahan sedini mungkin," ucapnya.

sumber :

Senin, 22 Juni 2015

Tol Cipali Beroperasi, Arus Mudik Diprediksi Datang Lebih Awal


Ruas jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Purwakarta, Jawa Barat, 
Rabu (17/6/2015). Tol Cipali yang merupakan ruas jalan tol terpanjang
di Indonesia yakni 116,75 kilometer tersebut mulai beroperasi,
diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas jalur Pantai Utara
(Pantura) Jawa hingga 60 persen.

SEMARANG, KOMPAS.com - Arus mudik Lebaran 2015 diprediksi akan datang lebih awal dibandingkan dengan musim mudik Lebaran tahun lalu. Predisksi itu muncul pasca dioperasikannya jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sepanjang 116,75 kilometer baru-baru ini. 

KBO Sat Lantas Polres Semarang, Iptu Mujiyono mengatakan, jajarannya telah menyikapi hal itu dengan menyiapkan sejumlah skenario guna memperlancar arus lalu lintas. Diantaranya titik konsentrsai dari jalur reguler ke exit tol Semarang-Bawen.

"Konsentrasi petugas nanti lebih difokuskan setelah exit tol Bawen menuju ke perbatasan Surakarta. Akan tetapi Polres Semarang tetap membangun pos pelayanan dan pengamanan di sejumlah titik jalan utama," kata Mujiono, Senin (22/6/2015). 

Sepanjang jalan utama Semarang Solo maupun Semarang-Yogyakarta yang melintasi wilayah hukum Polres Semarang, imbuh Mujiono, sudah siap dilalui oleh pemudik. 

Namun demikian, masih ada satu lokasi pekerjaan jalan yang bersinggungan langsung dengan ruas jalan utama, yakni pembangunan selokan dan gorong-gorong di Lopait Tuntang. Agar tidak menyebabkan kemacetan lalu lintas, pihaknya telah meminta kontraktor mempercepat pekerjaan. 

"Minimal H-10 lebaran sudah selesai. Tidak ada lagi material bangunan di bahu jalan, karena bisa menjadi pemicu terjadinya kemacetan," ungkapnya.

sumber :

Ruas Tol Pejagan-Pemalang Digadang Urai Kemacetan




Gerbang tol Pejagan, Brebes, Jawa Tengah. 
TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Semarang - Kondisi ruas jalan tol Pejagan-Pemalang yang sedang proses pembangunan dinilai bisa digunakan mengurai kemacetan secara darurat. Penggunaan jalan yang masih belum rata itu bisa dilakukan sebagai langkah alternatif ketika terjadi kepadatan arus lalu lintas di pintu keluar tol Kanci-Pejagan.

“Untuk mengurai Pantura, di Pejagan akan digunakan bidang tol Pejagan-Pemalang meski kondisi jalan belum teraspal,” kata Kepala Bidang Bina Jalan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, Senin, 22 Juni 2015.

Meski tak menjelaskan secara rinci kondisi jalan yang hendak digunakan itu, Hanung memastikan keberadaan jalan yang belum diaspal itu bisa digunakan mengurai kemacetan secara darurat. Saat ini kegiatan perbaikan jalan dalam skala besar di jalur Pantura sudah berhenti. Namun ia mengaku pada H-20 akan pembenahan kembali. 

Menurut Hanung, Dinas Bina Marga Jawa Tengah menargetkan pada H-10 semua jalan di Jawa Tengah bisa dilalui. Namun, ia tak memungkiri saat ini masih ada sejumlah titik jalan tertentu kurang sempurna. “Dengan kondisi itu kami akan pasang rambu. Kondisi jalan yang kurang sempurna itu karena rata-rata kontrak pengerjaan selesai bulan November,” katanya.

Anggota Komisi Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Muhammad Ichwan, meminta agar pemerintah mengantisipasi kepadatan jalan di Pantura Brebes sebagai efek berfungsinya jalan tol Cikampek-Palimanan. “Karena ada berbagai masalah ketika Jateng akan dilalui oleh 6,8 juta pemudik,” kata Ichwan.

Ichwan meminta agar pada H-15 semua pekerjaan jalan dihentikan sementara untuk mengindari kemacetan di jalan raya. “Alasan H-15 karena mudik sudah dimulai H-15,” katanya.

sumber :

Cegah Antrian Panjang, GTO Ungaran-Bawen Ditambah


Ruas tol Ungaran-Bawen. (foto: Kemen PUPR/dok)

Metrotvnews.com, Semarang: Ruas jalan tol Semarang - Solo Seksi II (Ungaran-Bawen) siap dilalui arus mudik dan balik lebaran. Jumlah unit Gerbang Tol Otomatis (GTO) akan ditambah agar waktu transaksi bisa dipercepat dan lama antrian kendaraan dapat dikurangi 

"Tahun lalu ada 82 ribu mobil yang melintas pada puncak arusnya. Ini jumlah GTO akan ditambah," kata Ketua Tim Pemantauan Arus Mudik wilayah Jawa Tengah, Adriananda, di gerbang tol Bawen, Jawa Tengah, Senin (22/6/2015).

Penambahan jumlah unit GTO akan dilakukan PT Jasa Marga selaku pengelola tol sepanjang 12 kilometer itu dengan Bank Mandiri selaku penyedia fasilitas e-Money. Transaksi dengan menggunakan kartu e-Money akan lebih singkat sebab petugas dan pengendara tidak perlu lagi membuang waktu untuk menghitung uang kembalian.

Penelurusan tim yang berawal dari Semarang hingga Purwokerto. Kemudian dilanjutkan ke jalur Purwokerto, Sumpiuh, Gombong, Kebumen, Purworejo, Magelang, Salatiga lalu kembali ke Semarang.

Secara umum di seluruh ruas jalan arteri di Jawa Tengah pekerjaan berat sudah tidak dilakukan pada H-30. Sedangkan pekerjaan yang masih berlangsung adalah penambahan rambu dan marka jalan untuk keamanan berkendara.

Jalur Lingkar Selatan Borokulon Purworejo diperkeras dengan beton. Perlintasan sebidang kereta Sumpyuh di wilayah Banyumas sedang berlangsung pekerjaan pengaspalan. 

"Sebelumnya PT KAI akan mengerjakannya, namun perkiraan waktu pengerjaan cukup lama maka kita kerjakan untuk mempercepat. Sehingga dapat melancarkan arus lalu lintas di persimpangan," ujar Adriananda.

sumber :

Senin, 15 Juni 2015

LEBARAN 2015 : Tol Belum Rampung, Jateng Upayakan Jalur Alternatif

Ilustrasi tol (JIBI/Solopos TV)

"Lebaran 2015 seperti tahun-tahun sebelumnya akan diwarnai dengan arus mudik"

SEMARANG—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan mengupayakan sejumlah jalur alternatif di wilayah yang belum tersambung dengan jalinan Tol Trans Jawa guna mengantisipasi lonjakan jumlah pemudik selama Lebaran 2015.


Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan pihaknya akan mendorong setiap kabupaten/kota di wilayahnya untuk menyediakan jalur alternatif bagi para pemudik. Langkah tersebut, jelasnya, dilakukan untuk mengurai tingginya volume kendaraan yang akan melalui jalan Tol Trans Jawa menyusul mulai dioperasionalkannya tol Cikampek-Palimanan.

Pasalnya, dengan beroperasi ruas tol tersebut, rangkaian tol di pulau Jawa sudah tersambung dari Merak, Banten, hingga Pejagan, Jateng. Sementara, tiga ruas tol dari Pejagan-Semarang dan ruas tol Semarang-Solo (seksi III,IV dan IV), serta Solo-Ngawai-Kertosono juga belum bisa difungsikan lantaran dalam tahap pengembangan, bahkan masih pembebasan lahan.

“Kami menyiapkan jalan alternatif agar nanti pada saat keluar pintu tol Pejagan [Tol Kanci-Pejagan] itu bisa lewat situ. Karena nanti itu berpotensi bottleneck. Di tiap-tiap kabupaten nanti kita minta carikan jalan-jalan alternatif untuk arus mduik,” ungkapnya, Jumat (12/6/2015).

Ganjar menuturkan langkah tersebut menjadi hal utama yang akan didorong pemkot dengan waktu persiapan yang relatif singkat. Untuk itu, sambungnya, pemprov akan membentuk tim untuk merealisasikan upaya penanganan arus lalu lintas mudik tersebut.

Terkait upaya penyediaan lahan di ruas tol Pejagan-Pemalang, Ganjar menuturkan pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mendorong progress penyediaan lahan.

“Kita bantu selesaikan [ruas Tol Pejagan-Pemalang] karena Bupatinya ada kesulitan. Menyisakan tiga rumah di situ, tetapi masih akan ada banyak persoalan, persoalan dalam arti [pembebasan lahan] itu belum tuntas beres,” ujarnya.

Seperti diketahui, dua dari empat seksi pengerjaan dalam pengembangan ruas Tol Pejagan-Pemalang dengan total panjang jalan mencapai 58 km rencananya baru difungsikan pada 2017. Seksi I dan II sebenaranya akan diopersionalkan secara darurat selama Lebaran 2015, namun masih terkendala penyediaan lahan yang menyisakan sekitar 0,5%.

Sementara itu, pemerintah masih akan melakukan sosialisasi ulang untuk proses pembebasan lahan proyek jalan tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang. Proses ulang itu dilakukan karena proses pembebasan lahan kedua ruas tersebut sudah lama terhenti setelah badan usaha jalan tol kedua ruas tersebut memiliki masalah pendanaan.

Proses penyediaan lahan lahan itu diyakini tuntas sesuai target, yaitu Juli 2015 dengan adanya surat penetapan lokasi untuk pembangunan kedua ruas tersebut dari Gubernur Jateng.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menuturkan sebenaranya jumlah penumpang angkutan jalan diperkirakan turun hingga 5% selama Lebaran 2015. Penurunan jumlah penumpang tersebut diharapkan akan beralih pada penggunaan moda transportasi massal lain.

Karena itu, dia mengatakan pihaknya memperkirakan peningkatan jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi udara dan laut, yakni masing-masing 3% dan sekitar 2%-3%. Namun, dia menyatakan penurunan itu dikhawatirkan justru beralih kepada pemantan transportasi darat pribadi.

Salah satu pemicu peningkatan animo masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi, sebutnya adalah keberadaan infrastruktur jalan tol yang jauh lebih panjang dan lebih baik pada tahun ini.

“Selama Lebaran 2015 lonjakan pengguna transportasi pribadi diperkirakan berkisar 5%-7%.”

Data hasil pantauan tim posko lapangan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di enam titik pemantauan arus lalu lintas menunjukan pertumbuhan mobil pribadi selama Lebaran tahun ini mencapai 5,80% atau menjadi 1,69 juta unit dibandingkan tahun lalu yang tercatat 1,59 juta unit. Jumlah sepeda motor bahkan diperkirakan lebih signifikan, yakni mencapai 7,77% menjadi 2,02 juta unit dari 1,88 juta unit pada tahun lalu.

sumber :

Minggu, 14 Juni 2015

Ada 9 Titik Macet dan 25 Pasar Tumpah di Mudik Lebaran

Kemenhub sudah antisipasi kemacetan saat musim mudik lebaran tahun ini.

ILUSTRASI

Dream - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia memprediksi pada musim Lebaran 2015, akan terdapat sembilan titik kemacetan di Pulau Jawa.

Berdasarkan data Rencana Operasi Angkutan Lebaran 2015 Kemenhub, beberapa wilayah yang berpotensi besar memberikan hambatan lalu lintas para pemudik adalah Merak, Cikampek, Nagrek, Cirebon-Pejagan-Brebes, Ciregol, Sumpiuh, Akses Tol Semarang-Ungaran, Ambarawa dan Porong-Sidoarjo.

Selain itu, Kemenhub menambahkan, fenomena pasar tumpah juga masih akan jadi salah satu penyumbang besar kemacetan. Dari begitu banyak lokasi, ada 25 titik pasar tumpah yang diprediksi bakal meramaikan lalu lintas jalur Pantai Utara Jawa (Pantura).

Mulai dari Karawang hingga Cikampek, pasar tumpah tersebut antara lain, Pasar Johar Karawang, Pasar Cikampek, Pasar Simpang Mutiara, Pasar Simpang Tiga Cikampek, Pasar Sukamandi dan Pasar Ciasem.

Memasuki wilayah Pamanukan sampai Indramayu, beberapa titik pasar antara lain, Pasar Pusaka Negara, Pasar Sukra, Pasar Patrol, Pasar Eretan Wetan, Pasar Kandang Haur, Simpang Tiga Karang Sinom serta Simpang Tiga Jangga.

Sementara mulai dari Indramayu, Cirebon hingga ke ujung jalur Pantura di Losari, Jawa Tengah jumlah pasar tumpah yang diprediksi akan menyumbang kemacetan masih banyak. Diantaranya, Pasar Kertamaya, Pasar Tegal Gubug, Pasar Jamblang, Pasar Minggu, Pasar Plered dan Pasar Kue.

Selanjutnya masih ada Pasar Bangkir, Pasar Karangampel, Pasar Celancang, Pasar Mundu, Pasar Gebang, serta Pasar Losari.

Untuk menyiasatinya, Kemenhub bersama Korlantas Polri telah melakukan survei kondisi jalan sejak 5 Mei 2015. Kedua pihak terkait tersebut pun menjanjikan kondisi jalan akan lebih kondusif dari tahun sebelumnya.

Sebab, Kemenhub dan Polri menargetkan, armada pemeliharaan rutin sudah mulai beroperasi sejak H-50 Idul Fitri untuk melakukan beberapa pekerjaan. “Jalan bebas lubang, semua ruas teraspal tidak ada yang agregat, bermarka, bahu jalan rapi, median bersih, rambu-rambu cukup, serta kapasitas jalan tidak boleh berkurang dari kondisi semula,” tulis Kemenhub dalam Rencana Operasi Angkutan Lebaran 2015.

sumber :

Sabtu, 13 Juni 2015

Lebaran Ini Jokowi Minta Tarif Tol Turun 35 Persen


Jokowi
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers usai menerima Tim 9 Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Istana Merdeka, Jakarta, 25 Mei 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menurunkan tarif tol untuk Lebaran tahun ini. Jokowi mematok penurunan itu sebesar 25-35 persen.

"Saya perintahkan tarif tol diturunkan sebesar 25-35 persen mulai H-10 sampai H+5," kata Jokowi saat memberikan sambutan peresmian pengoperasian Jalan Tol Gempol-Pandaan di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat, 12 Juni 2015.

Menurut Jokowi, pertimbangan penurunan tarif tol adalah untuk memberi kemudahan kepada para pemudik. Selain itu, agar pendistribusian barang dan jasa lebih cepat serta menurunkan biaya logistik. 

Menanggapi permintaan Jokowi, Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman manyatakan tak ada masalah.

"Tidak apa-apa," ujar Adityawarman.

Disinggung apakah sudah dikoordinasikan dengannya, Adityawarman mengaku sudah pernah membicarakan hal itu bersama Rini dan Basuki.

"Tapi berapa besarannya dan berapa lamanya kan belum," ujar Adityawarman.

Dia mengatakan di dalam suasana Lebaran, ruas tol yang naik adalah ruas-ruas tertentu yang memang turun ketika arus mudik. Dia mencontohkan ruas jalan tol dalam kota. Menurut dia, penurunannya bisa mencapai 40-50 persen.

"Jadi dengan diskon ini tak ada pengaruh begitu besar pada kita. Kita harapkan justru dengan diskon ini orang makin banyak jalan-jalan," ujar Adityawarman.

sumber :

Tarif Tol Turun ketika Lebaran


Mulai Tengah Malam Tadi, Motor Gratis Lewat Suramadu

PANGKAS WAKTU: Gerbang tol Pandaan yang baru diresmikan 
Joko Widodo, Jumat (12/6). (Zubaidillah/Radar Bromo)

PASURUAN – Presiden Jokowi menyampaikan dua kejutan saat meresmikan jalur tol Gempol–Pandaan kemarin (12/6). Dalam rangka menyongsong Lebaran tahun ini, presiden memutuskan untuk menurunkan tarif tol 25–30 persen di seluruh Indonesia selama musim mudik Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 2015.

Kejutan berikutnya, Jokowi menggratiskan tarif motor yang melewati tol Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura terhitung sejak Sabtu (13/6) pukul 00.00 atau dini hari tadi.

Keputusan yang pro pengguna jalan tol itu, menurut Jokowi, tidak asal-asalan dibuat, melainkan sudah melalui pertimbangan matang. Antara lain, memudahkan para pemudik yang sebagian besar memanfaatkan jalan tol, mengurangi biaya logistik, serta menstabilkan harga kebutuhan bahan pokok.

’’Secara tidak langsung, tarif tol juga memengaruhi harga barang dan kebutuhan pokok lainnya. Setidaknya, dengan kebijakan ini, harga barang menjadi stabil dan tidak memberatkan masyarakat saat Lebaran,’’ bebernya.

Untuk realisasi, termasuk kalkulasi dan sebagainya, Jokowi menyerahkan kepada menteri terkait, khususnya menteri pekerjaan umum (PU) dan perumahan rakyat (pera).

Sementara itu, mengenai pembebasan tarif sepeda motor melewati tol Suramadu, Jokowi beralasan kebijakan tersebut akan mempermudah pergerakan masyarakat pengguna motor. ’’Saya sudah perintahkan membebaskan tarif tol golongan enam untuk kendaraan roda dua di jalan tol Jembatan Suramadu. Namun, untuk roda empat tidak,’’ ujarnya.

Saat ini, pengelola Jembatan Suramadu mengenakan tarif Rp 3.000 bagi pengendara motor dan Rp 30.000 untuk mobil. Jembatan Suramadu merupakan jembatan terpanjang di Indonesia, yakni 5.438 meter. Jembatan yang menghubungkan Surabaya dengan Bangkalan tersebut dibangun selama enam tahun, 2003–2009.

Gempol–Pandaan

Setelah memberikan sambutan yang diisi pengumuman yang mengejutkan, Jokowi meresmikan ruas tol Gempol–Pandaan dengan memencet tombol sirene.

Jawa Pos Radar Bromo melaporkan, hadir dalam peresmian selepas siang tersebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat M. Basuki Hadimulyo serta Menteri BUMN Rini Soemarno. Tampak pula dalam rombongan Gubernur Jatim Soekarwo, Direktur Utama PT Jasamarga Adityawarman, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, serta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Dalam sambutannya, Jokowi yang baru saja mantu sehari sebelumnya mengungkapkan kegembiraannya akan tuntasnya pembangunan tol tersebut. ’’Lega rasanya, akhirnya tol Gempol–Pandaan sudah rampung dan bisa diresmikan,’’ ujarnya.

Dia menyatakan, pengoperasian jalur bebas hambatan sepanjang 13,61 kilometer itu pasti akan membawa banyak manfaat. ’’Kegiatan ekonomi serta produktivitas rakyat juga akan meningkat. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi akan ikut naik,’’ katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga memuji skema pembangunan yang melibatkan banyak pihak. Bukan hanya BUMN, tetapi juga melibatkan swasta hingga pemerintah daerah. ’’Ini merupakan salah satu produk pembangunan yang bagus. Bukan hanya BUMN dan swasta, tetapi pemerintah daerah juga ikut ambil bagian,’’ jelas Jokowi.

Meski begitu, dia mengakui, selama pembangunan, banyak kendala yang dialami. Terutama soal pengadaan tanah. ’’Memang tidak segampang yang kita bayangkan bersama. Tentu tetap harus cepat dan tidak boleh lamban. Sebab, bagaimanapun, percepatan pembangunan harus dilakukan,’’ tegasnya.

Jokowi menambahkan, pembangunan ruas tol Gempol–Pandaan sangat terkait dengan megaproyek tol trans-Jawa yang menjadi salah satu prioritas pemerintah. Jalur bebas hambatan sepanjang 615 kilometer yang membelah Pulau Jawa tersebut diharapkan tuntas dan bisa beroperasi pada 2018.

Sementara itu, setelah diresmikan kemarin, mulai pukul 00.00 tadi, jalur tol Gempol–Pandaan langsung diuji coba. Uji coba tersebut diperkirakan berlangsung hingga 17 Juni mendatang. ’’Setelah diresmikan, langsung diuji coba selama enam hari,’’ ujar Dirut PT Jasamarga Pandaan Tol Setiyono.

Selama uji coba, pengendara yang melintasi jalur tol yang melewati tiga kecamatan, yaitu Pandaan, Beji, dan Gempol, tersebut tidak dikenai tarif alias gratis. Kendati demikian, pengelola tetap memberikan kartu kepada pengendara saat memasuki gerbang tol. ’’Saat uji coba, hanya gratis di jalur tol Gempol–Pandaan. Selebihnya, jika lanjut Gempol–Kejapanan atau sebaliknya, tetap bayar sesuai dengan tarif,’’ terang alumnus ITS Surabaya tersebut.

View Indah

Selain bisa memangkas waktu 15–20 menit, jalur tol Gempol–Pandaan bakal memanjakan para pengguna dengan view eksotis berupa keindahan kawasan pegunungan Arjuno-Welirang-Penanggungan dan kawasan Tretes dari jalur tol setempat.

Kondisi medan jalan bebas hambatan sepanjang 13,61 km tersebut juga naik turun khas kawasan pegunungan. Namun, permukaan jalan dijamin sangat kuat karena menggunakan rigid pavement atau semacam cor. ’’Pemandangannya cukup menawan. Apalagi saat sore melintas di tol ini. Terlihat jelas panorama Gunung Penanggungan, Welirang, dan Arjuno yang sangat indah dipadukan dengan matahari terbenam,’’ beber Setiyono.

Ada beberapa pemandangan menarik selain pegunungan. Di antaranya, saat melintas di Desa Randupitu atau Km 53, baik dari arah Pandaan maupun Gempol, sepanjang hampir 1 kilometer, pengguna tol bakal berada di tengah-tengah tebing atau bagaikan membelah tebing dengan ketinggian 25–30 meter.

’’Potensi jalur beragam. Datar, naik, dan turun. Secara keseluruhan, dari Gempol hingga Pandaan, potensi ketinggian jalan 5 persen naik. Sisanya menurun dan datar,’’ jelas Setiyono.

Surabaya–Malang

Setiyono memaparkan, proyek tol Gempol–Pandaan dengan investasi hingga Rp 1,4 triliun itu merupakan bagian dari rencana pembangunan jalan bebas hambatan Surabaya–Malang. Megaproyek tersebut sejatinya digagas sejak 1970 oleh pemerintah yang berupa pembuatan prastudi kelayakannya.

Sebagai koridor antara dua kota besar di Jatim, Surabaya-Malang, jalan tol akan berperan strategis dalam pengembangan wilayah Jatim. Sebab, jalan tol tersebut bisa menghubungkan pusat-pusat kegiatan ekonomi seperti pelabuhan, kawasan industri, dan perdagangan. Juga, menghubungkan kawasan perkebunan, pertanian, serta pariwisata di wilayah Surabaya, Kabupaten Pasuruan, dan Malang Raya. (zal/aad/mie/c5/kim)

sumber :

Jumat, 12 Juni 2015

Jokowi: Tol Pulau Jawa Tersambung Tahun 2018



Pengerjaan proyek pembangunan ruas jalan tol Cikampek-Palimanan, 
Jawa Barat, (23/5). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,PASURUAN--Pemerintah Republik Indonesia optimistis jalan bebas hambatan atau tol yang ada di Pulau Jawa tersambung pada tahun 2018, menyusul sebagian jalan tol sudah dibangun tahun 2015.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian BUMN terkait dengan realisasi tersambungnya Tol Jawa tersebut.

"Tadi pagi saya sudah berkoordinasi dengan Kementerian PU dan juga Kementerian BUMN, mereka sanggup kalau Tol Jawa tersebut akan tersambung pada tahun 2018 mendatang," katanya, saat peresmian Tol Gempol-Pandaan di Pasuruan, Jawa Timur.

Presiden menuturkan, pihaknya sangat senang terkait dengan pembangunan jalan tersebut karena pemegang sahamnya terdiri dari beberapa perusahaan ada yang swasta, BUMN, dan juga dari daerah setempat.

"Dengan adanya peresmian jalan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas rakyat akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Kepala Negara mengemukakan, pertumbuhan ekonomi di dunia ini ditopang oleh dua hal stabilitas, masing-masing stabilitas politik dan keamanan serta juga inftastruktur.

"Ini merupakan hal yang fundamental dan diharapkan bisa cepat dilakukan supaya pergerakan masyarakat dan juga barang bisa lebih cepat," tukasnya

sumber :

Jasa Marga (JSMR) Akuisisi Saham Konsesi Tol Solo-Ngawi-Kertosono



Ilustrasi jalan tol
Antarafoto

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten pelat merah PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mengakuisisi saham dua perusahaan pemegang konsesi ruas tol Sawi-Mantingan-Ngawi sepanjang 90,10 kilometer dan Ngawi-Kertosono sepanjang 87,02 Km.

David Wijayatno, Sekretaris Perusahaan Jasa Marga, mengatakan perseroan telah menandatangani akta jual beli pengambilalihan saham miilik PT Thiess Contractors Indonesia dan PT Ferino Putra. Keduanya pemegang saham PT Solo Ngawi Jaya dan PT Ngawi Kertosono Jaya.

"SNJ merupakan pemegang konsesi jalan Tol Solo-Mantingan-Ngawi, sedangkan NKJ merupakan pemegang konsesi Tol Ngawi-Kertosono," ungkapnya dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, Jumat (12/6/2015).

Emiten berkode saham JSMR tersebut telah membeli sebanyak 10,79 juta saham SNJ yang dimiliki Thiess dengan harga saham yang disepakati sebesar Rp237,71 miliar. Perseroan juga membeli 568.349 lembar saham SNJ yang dimiliki FP dengan harga Rp12,51 miliar.

Sementara itu, pengelola jalan tol badan usaha milik negara (BUMN) itu juga telah membeli 2,06 juta saham NKJ yang dimiliki Thiess dengan harga yang disepakati mencapai Rp12,51 miliar. Perseroan juga membeli 108.681 saham NKJ yang dimiliki FP dengan harga yang disepakati Rp658,5 juta.

Secara keseluruhan, JSMR merogoh kocek Rp263,39 miliar untuk pembelian saham perusahaan pemegang konsesi dua ruas tol tersebut. Jumlah saham JSMR pada NKJ menjadi 2,17 juta saham atau 60% dari seluruh saham NKJ.

Dia mengatakan, jalan Tol Solo-Mantingan-Ngawi dan Ngawi-Kertosono, yang konsesinya dipegang oleh SNJ dan NKJ tersebut, merupakan bagian dari jaringan jalan Tol Trans Jawa. Ruas ini terhubung dengan Tol Semarang-Solo yang masih dalam tahap pembangunan.

"Dengan pengambilalihan saham ini dan membangun kedua ruas jalan tol tersebut, Jasa Marga mempunyai maksud dan tujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kapasitaas jaringan jalan dalam melayani lalu lintas di koridor Trans Jawa," paparnya.

Perseroan juga ingin meningkatkan produktivitas melalui pengurangan biaya distribusi dan menyediakan akses ke pasar regional maupun internasional.

Hingga kuartal I/2015, Jasa Marga mengantongi laba bersih Rp329,66 miliar, turun 12,23% dibandingkan dengan Rp376,27 miliar pada periode sama 2014. JSMR juga membukukan penurunan pendapatan sebesar 5,1% menjadi Rp1,97 triliun dari Rp2,07 triliun pada periode sama 2014.

Dari jumlah pendapatan tersebut, perusahaan mengalami penurunan pendapatan sebesar 57,79% dalam pendapatan konstruksi menjadi Rp195 miliar pada kuartal I/2015 dibandingkan dengan Rp462 miliar pada periode yang sama 2014.

Sebaliknya, perusahaan membukukan pendapatan tol sebesar Rp1,65 triliun pada kuartal I/2015 atau meningkat 8,73% dibandingkan dengan Rp1,52 triliun pada periode sama 2014. Perseroan juga mencatatkan pendapatan usaha lainnya sebesar Rp119 miliar per 31 Maret 2015 atau tumbuh 27% dibandingkan dengan Rp93 miliar pada periode yang sama 2014.

sumber :