javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Jumat, 22 Agustus 2014

Hutama Karya Akhirnya Garap Tol Trans Sumatera

ilustrasi
Jakarta -Proyek Tol Trans Sumatera akan mulai dibangun pada tahun ini oleh BUMN Hutama Karya (HK). Rencananya ada dua ruas tol yang akan groundbreaking di awal September 2014.

"Awal September 2014 ada dua ruas yang akan groundbreaking," kata Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Kementerian PPN/Bappenas Dedy S Priatna, di kantornya, Jakarta, Jumat (22/8/2014)

Ruas tersebut adalah Medan-Binjai dan Palembang-Indralaya. Dua ruas tersebut dianggap lebih layak untuk dibangun lebih cepat dari ruas tol lainnya. Kedua ruas ini juga sudah terbebas dari kendala lahan.

"Kenapa dua ruas ini, karena lahannya beres lebih dulu," sebutnya.

Pelaksana proyek sudah dipastikan jatuh ke tangan HK. Meskipun masih menunggu revisi Peraturan Presiden (Perpres) soal penugasan BUMN untuk pengusahaan jalan tol.

"Sudah pasti HK yang jalankan proyeknya," ujar Dedy.

Terkait dengan proyek ini, Menko Perekonomian Chairul Tanjung juga akan menemui semua gubernur wilayah Sumatera di Padang, Sumatera Barat. Koordinasi ditujukan agar proyek dapat berjalan tanpa hambatan.

"Jadi sekalian nanti ketemu seluruh gubernur, sekalian groundbreaking Tol Sumatera," tukasnya.

Awalnya, HK disebut-sebut akan mendapat penugasan oleh kementerian BUMN untuk menggarap proyek ini. Namun soal penugasan ini masih dirumuskan dalam perpres. 

Selain itu, proyek ini juga diminati oleh swasta termasuk investor asing seperti Khazanah Nasional Berhad dari Malaysia.

Program pembangunan jalan tol ini direncanakan berlangsung sampai 2025. Tol Trans Sumatera terdiri dari 23 ruas melewati 9 provinsi sepanjang 2.628 km dengan rincian koridor utama 1.833 km dan koridor pendukung 770 km serta ruas Batu Ampar-Muka Kuning-Bandara Hang Nadim 25 km.

sumber :

PU Tunggu Dana Pembebasan Lahan Jalan Tol

Masih butuh proses di Kementerian Keuangan.

Pembangunan jalan tol. [ilustrasi].(Antara/ Prasetyo Utomo)
VIVAnews - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Murjanto, Jumat 22 Agustus 2014, masih menunggu penyelesaian Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) dari Kementerian Keuangan. Upaya itu dilakukan agar dana untuk pembebasan lahan bisa segera diberikan kepada proyek jalan tol yang membutuhkan. 

Djoko berharap dana tersebut bisa cair setelah Lebaran, sehingga bisa langsung disalurkan. "Tapi, memang butuh proses di Kementerian Keuangan," ujar Djoko kepada VIVAnews.

Menurut Djoko, tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu dana tersebut turun. Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) juga telah diminta menggunakan dana perusahaan terlebih dahulu untuk pembebasan lahan. 

Dalam hal ini, BUJT pun sudah setuju. Sebab, mereka sudah mendapatkan kepastian dana sebesar Rp1,6 triliun tersebut akan segera dicairkan. Djoko mengatakan, anggaran ini memang sudah masuk ke dalam APBN-P. 

"BUJT sudah tahu kalau dana itu turun akan langsung kami salurkan," kata dia. 

Sebelumnya, total realisasi penyerapan dana pembebasan lahan melalui land capping hingga akhir 2013 mencapai Rp2,52 triliun dari alokasi DIPA yang direvisi sebesar Rp4,56 triliun. Dengan demikian, sisa dana land capping sebesar Rp2,04 triliun akan dioptimalkan. 

“Sisa dana land capping yang belum diberi, nanti kami akan minta lagi. Tapi, kami optimalkan dulu dana yang ada sekarang ini,” imbuh Djoko.

Dari realisasi dana land capping 2013, sekitar Rp412,56 miliar diserap oleh proyek tol Depok-Antasari, disusul oleh tol Cinere-Jagorawi Rp205 miliar, dan tol Surabaya-Mojokerto Rp174,24 miliar. Sementara itu, sisanya diserap oleh tol Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2) Rp58,18 miliar, tol Semarang-Solo Rp32,72 miliar, tol Bogor Ring Road Rp29,14 miliar, tol Pejagaan-Pemalang Rp26,45 miliar, dan tol Gempol-Pasuruan Rp9,49 miliar. (art)

sumber :

Minggu, 10 Agustus 2014

TOL SEMARANG-SOLO : Tahapan Lelang Terganjal Pembebasan Tanah


Ilustrasi proyek tol (Dok/JIBI/Solopos)
SEMARANG—Proses pembebasan tanah milik warga di tiga kabupaten yang terkena proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Bawen-Solo belum mencapai 100% sehingga tahapan lelang belum dapat dimulai.
“Sejauh ini lelang belum bisa dilakukan karena pembebasan lahan di beberapa wilayah masih di bawah 75 persen,” kata Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng Ari Nugroho seperti dikutip Antara, Minggu (10/8/2014).

Terkait dengan hal tersebut, Ari mengharapkan pemerintah segera menyelesaikan proses pembebasan tanah yang terkena proyek jalan tol Bawen-Solo yang melewati Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Boyolali.


Ari mengaku tidak mengetahui secara pasti berapa persen yang tanah yang saat ini sudah dibebaskan di dua kabupaten dan satu kota itu.

“Selama pembebasan tanah belum selesai maka proses lelang dan pembangunan konstruksi belum dapat kami mulai pengerjaannya,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa pada jalan tol Bawen-Solo akan dibangun sepuluh jembatan dengan bentang di atas 100 meter, sedangkan yang di bawah bentang 100 meter lebih banyak lagi.


“Hal itu karena kondisi wilayah proyek jalan tol Bawen-Solo berupa lembah dan perbukitan,” katanya.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan proses pembebasan tanah milik warga yang terkena proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Bawen-Solo selesai pada akhir 2014 agar pengerjaannya dapat secepatnya dimulai. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

sumber :

Pembebasan Tanah Tol Bawen-Solo Belum 100%


Sejumlah mobil melintas di Jalan Tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen
yang telah diresmikan pengoperasiannya di Kabupaten Semarang, Jumat (4/4).
Jalan Tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen sepanjang 11,95 km ini
merupakan salah satu dari enam ruas tol yang akan dioperasikan pada tahun ini.
Investor Daily/ANTARA FOTO/R. Rekotomo/ss/ama/14
SEMARANG - Proses pembebasan tanah milik warga di tiga kabupaten yang terkena proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Bawen-Solo belum mencapai 100 persen sehingga tahapan lelang belum dapat dimulai.

"Sejauh ini lelang belum bisa dilakukan karena pembebasan lahan di beberapa wilayah masih di bawah 75 persen," kata Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng Ari Nugroho saat dihubungi melalui telepon di Semarang, Minggu (10/8).

Terkait dengan hal tersebut, Ari mengharapkan pemerintah segera menyelesaikan proses pembebasan tanah yang terkena proyek jalan tol Bawen-Solo yang melewati Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Boyolali.

Ari mengaku tidak mengetahui secara pasti berapa persen yang tanah yang saat ini sudah dibebaskan di dua kabupaten dan satu kota itu.

"Selama pembebasan tanah belum selesai maka proses lelang dan pembangunan konstruksi belum dapat kami mulai pengerjaannya," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa pada jalan tol Bawen-Solo akan dibangun sepuluh jembatan dengan bentang di atas 100 meter, sedangkan yang di bawah bentang 100 meter lebih banyak lagi.

"Hal itu karena kondisi wilayah proyek jalan tol Bawen-Solo berupa lembah dan perbukitan," katanya.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan proses pembebasan tanah milik warga yang terkena proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Bawen-Solo selesai pada akhir 2014 agar pengerjaannya dapat secepatnya dimulai.

Konstruksi jalan tol Bawen-Solo yang terbagi dalam tiga seksi serta sembilan paket pengerjaan.

Pada proyek pengerjaan jalan tol Bawen-Solo dengan panjang total 49,81 kilometer itu memerlukan pembebasan lahan sekitar 350 hektare yang berada di 47 desa dan 34 kecamatan.

Ruas jalan tol Bawen-Salatiga sepanjang 17,57 kilometer, Salatiga-Boyolali 24,5 kilometer, dan Boyolali-Kartasura 7,74 kilometer. (ID/ant/ths)

sumber :

Jumat, 08 Agustus 2014

Trans Marga Desak Pemerintah Bebaskan Lahan untuk Tol


Trans Marga mendesak pemerintah bebaskan lahan untuk tol.
\ Foto: Ilustrasi/Istimewa

SEMARANG - PT Trans Marga Jawa Tengah berharap pemerintah segera menyelesaikan pembebasan lahan untuk proyek tol Semarang-Solo ruas Bawen-Solo. Pembebasan lahan itu di tiga wilayah, yakni Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Boyolali.

Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jawa Tengah Ari Nugroho mengatakan, sejauh ini lelang belum bisa dilakukan karena belum ada wilayah yang pembebasan lahannya di atas 75%.

"Belum sampai (75%). Kami berharap pemerintah mensegerakan pembebasan lahan itu," katanya saat dihubungi Koran Sindo melalui telepon selulernya, Jumat (8/8/2014).

Pihaknya, sudah siap termasuk perencanaan desain dan teknik apa yang digunakan nanti dalam pembangunan ruas tol itu. Ari menyebut, desain itu sudah disiapkan sejak tiga tahun lalu.

"Jadi begini, yang penting lahan bebas dulu. Baru bisa lelang dan konstruksi. Kalau sampai lima tahun pun pembebasan lahan belum bisa, ya kami belum bisa mulai," ujar dia.

Dia mengaku tidak mengetahui secara pasti berapa persen lahan yang sudah dibebaskan di dua kabupaten dan satu kota itu. Terkait kontur wilayah, Ari menyebut di ruas Bawen-Solo memang kondisinya banyak lembah dan perbukitan.

"Nanti akan ada 10 jembatan di atas bentang 100 meter, yang di bawahnya (bentang 100 meter) lebih banyak," ucapnya.

Pembebasan tanah di dua kabupaten dan satu kota itu adalah lokasi proyek jalan tol Semarang-Solo ruas Bawen-Solo yang saat ini tengah digarap. Ruas tol sebelumnya, yakni Semarang-Bawen sepanjang 11,9 km sudah selesai dibangun dan dibuka.

Pemprov Jateng sendiri menargetkan pembebasan lahan selesai di 2014, lalu 2015 mulai pembangunan dan 2016 harapannya sudah bisa beroperasi.

Ruas tol Bawen-Solo sepanjang 49,81 km itu dibagi menjadi sembilan paket pengerjaan, dan tiga seksi. Tiap paket, dokumen dan tendernya sudah siap. Total lahan yang diperlukan 350 hektare, ada di 47 desa dan 34 kecamatan. 

Tol Bawen-Salatiga panjangnya 17,57 km, Salatiga-Boyolali 24,5 km dan Boyolali-Kartasura 7,74 km. Pembebasan lahannya diperkirakan menelan biaya Rp500 miliar.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebut pembebasan lahan terus dilakukan. Pihaknya juga terus memonitoring perkembangannya. Dia mengakui dari tiga wilayah yang akan dilintasi tol itu, Kabupaten Semarang masih tertinggal dalam pembebasan lahan.

"Masih proses negosiasi (di Kabupaten Semarang). Salatiga memang yang paling kecil (lahan yang dibutuhkan) jadi sudah cepat (pembebasan lahannya)," kata Ganjar.

Terkait pembangunannya, Ganjar menyebut akan bisa cepat. Pasalnya, akan dibangun pararel di tiap-tiap wilayah.

sumber :