javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Rabu, 30 April 2014

Tol Ungaran-Bawen “Membahayakan” - Abutment Jembatan Lemah Ireng 1 Ambles

UNGARAN –Infrastruktur tol Ungaran-Bawen kembali bermasalah. Kali ini terjadi di sekitar KM 34+600, tepatnya di abutment atau pangkal jembatan Lemah Ireng 1. Bangunan bawah jembatan yang berfungsi sebagai pemikul beban jembatan tersebut ambles lantaran diduga ada pergerakan tanah berikut talud peno pangnya. 

Imbasnya, badan jalan tol sisi timur di sekitar pangkal jembatan ikut ambles hingga membentuk patahan. “Amblesnya diketahui sekitar tiga hari lalu,” tutur petugas pengelola jalan tol, Hartono saat ditemui di lokasi amblesnya badan jalan tol kemarin. Pantauan KORAN SINDO di lapangan, badan jalan yang ambles membentuk patahan tersebut melintang ke tengah jalan sejauh 3,2 meter. Sementara di bagian pinggir atau bahu jalan, amblesannya memanjang hampir 15 meter, dengan titik terdalam mencapai hampir satu meter. Adanya pergerakan tanah juga mengakibatkan retakan memanjang pada tanah urugan di sekitar amblesnya badan jalan. Selain itu, memicu ambrolnya talud pangkal jembatan dan membentuk patahan sepanjang hampir 10 meter. 

Adanya persoalan in frastruktur tersebut, terjadi penyempitan di lajur tol dari arah Ungaran menuju Bawen, khususnya jelang ujung selatan jembatan sepanjang 879 meter tersebut. PT Trans Marga Jateng (TMJ), selaku pengelola tol Semarang-Solo, telah memasang rambu-rambu peringatan kepada pengguna jalan tol sejak KM 34+200. Termasuk pemasangan pengaman berupa barrier serta traffic cone di sekitar lokasi badan jalan yang ambles. “Saat ini, baru penanganan darurat sebelum nanti dilakukan perbaikan permanen. 

Badan jalan yang ambles juga kami tutup (terpal) untuk menghindari dampak yang lebih parah akibat air hujan,” jelas Hartono. General Manajer Teknik dan Operasi PT TMJ Ari Irianto menambahkan, untuk meng amankan konstruksi tol, maka akan dipasang beton di rongga rongga yang kosong di bawah jalan yang ambles tersebut. Untuk jangka panjang, pihaknya akan memasang bore pile guna menguatkan konstruksi di daerah tersebut. “Pembangunan ini akan segera kami kerjakan. Kami sudah menyiapkan desainnya,” ujarnya. 

Pengamat konstruksi bangunan Robert Kodoatie menyatakan, cekungan air tanah yang ada di daerah Lemah Ireng itu mengakibatkan keretakan tanah, sehingga menyebabkan tanah ambles. “Salah satu solusinya adalah air yang berada di bawah fondasi harus segera dibuang, karena sangat membahayakan apabila sewaktu-waktu terjadi pengendapan air,” papar dosen Teknik Sipil Universitas Diponegoro (Undip) Semarang tersebut. Menurut Robert, jika cekungan air tanah itu dibiarkan terus menerus, maka keretakan keratakan jalan tol di berbagai titik akan terus terjadi. “Sehingga begitu ada air mengendap, langsung dibuang saja, tan - pa harus menunggu lama,” tandasnya. 

Namun, pembuangan cekungan air tanah itu akan mengakibatkan berkurangnya volume air sumur warga Ungaran. “Memang jalan tol di ruas itu lebih aman, tapi memunculkan persoalan baru, sumur-sumur warga akan berkurang. Untuk mengatasipasi itu perlu adanya koordinasi antara Pemkab Se - marang dengan PT TMJ,” kata dia. Ketua Komisi C DPRD Ka bu - paten Semarang Mas’ud Ridwan mendesak kontraktor dan PT TMJ segera mengevaluasi kon s - truksi jalan tol ruas Ungaran-Ba - wen, khususnya konstruksi yang dibuat di atas tanah urug - an. “Karena kasus amblesnya badan jalan ini berada di atas ta - nah urugan. 

Dan ini baru te - muan awal adanya persoalan konstruksi di atas tanah urug - an,” ujarnya. Bagi politisi PKB ini, dengan adanya evaluasi tersebut kasus yang sama diharapkan tidak lagi muncul di titik lain. “Ingat ini jalan bebas hambatan dan ke - mampuan konstruksi akan men jamin keselamatan dan ke - amanan para penggunanya,” tegas Mas’ud. Sedangkan anggota Komisi D DPRD Jawa Tengah Sri Prap - tono meminta, aspek ke se la - matan, kenyamanan, maupun keindahan di jalur tol Ungaran- Bawen mendapat perhatian yang serius. “Harus jadi skala prioritas,” tegasnya. Atas dari itu, semua langkah yang diambil tidak boleh sekadar didasarkan pada azas yang penting bisa se gera selesai. 

“Karena jika sekadar cepat selesai, belum tentu skala-skala prioritas itu terpenuhi,” tandas politisi PKS ini. Diketahui, permasalahan infrastruktur tol ruas Ungaran- Bawen sudah terjadi dua kali seusai diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto pada Jumat (4/4). Sebelumnya, terjadi longsor tanah berikut beton pe nu tup - nya di tebing pinggir tol di KM 36+400 atau tebing di wilayah Desa Kandangan, Kecamatan Bawen. Saat peresmian, Djoko Kirmanto mengingatkan, jalur tol Semarang-Solo ruas Ungar - an-Bawen perlu mendapat per - ha tian khusus. Sebab, kondisi geologi jalur sepanjang 11, 95 km itu dinyatakan tidak ber sa - habat.agus joko/amin fauzi

sumber :

Pendapatan Naik, Jasa Marga Reguk Untung


(Foto: Liputan6.com)
Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) membukukan laba bersih naik 16,71% menjadi Rp 376 miliar sepanjang tiga bulan pertama 2014. Hal ini didukung dari kenaikan pendapatan tol dan pendapatan usaha lainnya.

Berdasarkan keterangan yang diterbitkan, Rabu (30/4/2014), kenaikan laba bersih ini didukung dari peningkatan pendapatan tol dan pendapatan usaha lain non tol. Perusahaan pelat merah ini juga mampu menurunkan beban usaha.

Perseroan mengalami kenaikan pendapatan sebesar 11,02% menjadi Rp 1,52 triliun pada kuartal I 2014 dibandingkan periode sama pada 2013 sebesar Rp 1,37 triliun. Peningkatan itu disebabkan oleh kenaikan volume lalu lintas kendaraan yang mencapai 296 juta kendaraan pada kuartal I 2104.

Selain itu, kenaikan tarif pada 11 ruas tol yang dikelola perseroan pada Oktober 2013 juga mendorong kinerja PT Jasa Marga Tbk.
Pendapatan usaha lain Perseroan juga naik signifikan 63,25% menjadi Rp 93 miliar pada kuartal I 2014 dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 57 miliar. Sedangkan pendapatan konstruksi Perseroan mengalami penurunan sebesar 52% menjadi Rp 462 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 964 miliar.

Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga Tbk, David Wijayatno menuturkan, pendapatan konstruksi turun itu akibat berkurangnya aktivitas pembangunan proyek jalan tol baru karena sudah mendekati penyelesaian seperti pada Ruas Ungaran-Bawen, Bogor Outer Ring Road, dan JORR W2 Utara. Sedangkan Ruas Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa sudah selesai, dan dioperasikan sejak 2013.

Pada perdagangan saham Rabu (30/4/2014), saham JSMR naik tipis 0,85% ke level Rp 5.900 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sektiar 2.022 kali dengan nilai transaksi saham sekitar Rp 48,5 miliar.

Penyelesaian Proyek Jalan Tol Baru

Perseroan telah menambah jalan tol pada 4 April 2014. Melalui anak usahanya PT Trans Marga Jateng kembali meresmikan bagian dari proyek Jalan Tol Semarang-Solo yaitu seksi II Ruas Ungaran-Bawen sepanjang 12 KM.

Dengan dioperasikannya ruas tol Ungaran-Bawen diyakini akan menghemat waktu tempuh antara Bawen sampai dengan Semarang atau sebaliknya. Melalui jalan tol maka waktu tempuh diperlukan tidak sampai 30 menit.

Selain itu, Jasa Marga akan kembali meresmikan proyek jalan tol baru yang terletak di kawasan Jabotabek yaitu Proyek Jalan Tol Bogor Outer Ring Road Ruas Kedung Halang-Kedung Badak (2,1KM), dan jalan tol JORR W2 Utara sesksi Ciledug-Ulujami.

"Apabila kedua ruas itu nantinya dioperasikan maka akan sangat membantu mengurangi kepadatan lalu lintas di Bogor dan Jakarta," kata David.

Perseroan pun akan mengikuti tender proyek jalan tol ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi untuk terus menambah panjang jalan tol Perseroan.

"Kami optimis dapat memenangkan tender itu karena sampai batas waktu pengembalian berkas penawaran tender yaitu 16 April 2014, hanya konsorsium Jasa Marga beberapa BUMN lain yang menjadi satu-satunya peserta yang mengembalikan berkas penawaran secara lengkap," tutur David.

sumber :

Selasa, 29 April 2014

Awas, Tol Solo-Semarang di Bawen Km 34 Ambles sejak 27 April 2014.


 Baru Sebulan Dibuk Tol Semarang-Solo di Bawen Ambles
tribunjateng/puthut dwi putranto
TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Belum genap satu bulan dibuka dan dioperasionalkan, badan jalan tol Semarang-Solo (SS) ruas Ungaran-Bawen ambles.

Titik amblesnya badan jalan tol ini, berada di sekitar kilometer (KM) 34+600, tepatnya di bagian abutment (pangkal) jembatan Lemah Ireng 1. 

Badan jalan yang ambles membentuk patahan sepanjang hampir 15 meter serta lebar 3,2 meter dengan titik terdalam mencapai hampir satu meter. 

Akibatnya, terjadi penyempitan lajur tol dari arah Ungaran menuju Bawen, menjelang ujung (selatan) jembatan sepanjang 879 meter ini. 

Untuk penanganan PT Trans Marga Jateng (TMJ) telah memasang rambu- rambu peringatan kepada pengguna jalan tol sejak KM 34+200. 

Seorang petugas PT TMJ, Hartono, yang ditemui di lokasi, mengatakan, badan jalan tol lajur Ungaran - Bawen ini diketahui ambles sekitar tiga hari yang lalu. 

Saat ini, pihaknya telah melakukan langkah- langkah darurat sebelum dilakukan upaya perbaikan permanen terhadap badan jalan yang ambles ini. 

Selain itu juga memasang sejumlah rambu - rambu peringatan bagi para pengguna jalan tol ini. Termasuk pemasangan pengaman berupa barier serta traffic cone di lokasi badan jalan yang amblas. Pihaknya juga sudah menutup badan jalan yang amblas dengan terpal.

sumber :

Jumat, 25 April 2014

TOL SOLO-KERTOSONO : Merasa Terisolasi, Warga Tuntut Pembebasan Lahan


Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

Solopos.com, BOYOLALI–Pembangunan Jalan Tol Solo-Kertosono memaksa beberapa warga untuk angkat kaki dari tempat tinggalnya semula lantaran rumah dan tanah miliknya akan menjadi area jalan tol yang pengerjaannya saat ini memasuki tahap kedua.

Di RT 005/002 Dusun Lemah Abang, Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, menyisakan tiga rumah yang tidak tersentuh pembangunan jalan tol soker. Keadaan ini membuat pemilik rumah meminta P2T Kabupaten Boyolali untuk membebaskan lahan yang mereka miliki.


Menurut Ketua RT setempat, Sugito, tiga keluarga yang tertinggal merasa terisolir lantaran 17 warga lainnya pindah dari dusun yang berada sekitar satu kilometer dari jalan raya. “Nantinya dusun di sini akan terbelah dua karena pembangunan tol, di sebelah selatan tol ada rumah yang tersisa sedangkan di sini dua rumah yang sama sekali tidak menjadi bagian dari pembangunan tol,” jelas dia saat disambangi Espos, Rabu (23/4/2014) di kediamannya.

Lokasi yang jauh dari perkotaan serta tidak adanya akses jalan jika tol soker mulai beroperasi Sugito yakin akan memperoleh hak yang sama dengan warga lainnya. “Masa satu RT hanya ada tiga kepala keluarga saja? Sekarang saja suasana di dusun ini sudah sepi, apalagi besok,” terang dia.

Berdasarkan pantauan solopos.com, Dusun Lemah Abang hanya memiliki satu akses jalan kampung selebar tiga meter saja. Jalan tersebut hanya mampu dilewati satu mobil, sedangkan di sisi barat dusun yang terlihat hanya persawahan warga. Menengok ke sisi timur terdapat tempat pemakaman umum desa Brajan. Tak jauh dari pemakaman, terdapat jurang dan sungai di sebelah utara dusun. Sehingga dusun Lemah Abang memang jauh dari hiruk pikuk kota.

sumber :

Kamis, 24 April 2014

Lima Ribu Hektare Sawah Hilang untuk Jalan Tol


Proyek pembangunan tol Semarang-Solo sesi 2 Ungaran-Bawen. 
TEMPO/Budi Purwanto
TEMPO.CO, Surakarta - Pembangunan jalan tol yang menghubungkan dua kota terbesar di Indonesia, Jakarta dan Surabaya, berdampak menyusutnya lahan pertanian.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan proyek Jalan Tol Trans-Jawa membuat 5 ribu hektare lahan pertanian hilang. Lahan pertanian tersebut diubah menjadi jalan tol. “Itu baru lahan yang dilewati proyek tol. Pasti ada dampak lanjutannya,” katanya di Surakarta, Kamis, 24 April 2014.

Dia mengatakan setiap ruas jalan tol pasti memacu perekonomian daerah sekitarnya. Akibatnya, makin banyak lahan pertanian bersalin jirim menjadi permukiman ataupun kawasan industri. 

Dia memberi contoh jalan tol di Bandung. Di sekitar pintu keluar jalan tol di Cileunyi, kata dia, banyak berdiri kompleks perumahan. Dia memperkirakan di setiap gerbang jalan berbayar yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya itu juga akan ramai oleh perumahan. “Di tiap pintu keluar tol, sawah akan habis,” ucapnya.

Dia mengatakan, setiap tahun, laju konversi lahan pertanian mencapai 100 ribu hektare. Adapun pemerintah hanya bisa mencetak 40 ribu hektare sawah per tahun. “Masih defisit 60 ribu hektare sawah,” katanya.

Terbatasnya lahan membuat produksi beras Indonesia hanya 40 juta ton per tahun dengan tingkat konsumsi 34,5 juta ton per tahun. Menurut Suswono, stok beras memang masih surplus, tapi pas-pasan, “Sehingga kadang Bulog masih impor beras untuk menjaga ketahanan stok.”

Suswono meminta masyarakat yang punya lahan di pekarangannya ikut membantu ketahanan pangan. Misalnya, dengan menanam cabai, terung, tomat, atau pare. “Bisa juga ternak ikan atau kelinci,” katanya.

Dia memperkirakan, dengan adanya pemanfaatan lahan pekarangan tersebut, pengeluaran tiap rumah tangga berkurang Rp 150-750 ribu per bulan.

sumber :

Rabu, 23 April 2014

Baru 3 Minggu Beroperasi, Dinding Tebing Tol Ungaran-Bawen Longsor


kompas.com/ syahrul munirTalut tebing jalan tol Ungaran-Bawen longsor 
di km 36 400, desa Kandangan, Bawen.

BAWEN, KOMPAS.com — Dinding tebing jalan tol di jalur Ungaran-Bawen Km 36+400, tepatnya sisi kiri jalan menjelang gerbang pintu Tol Bawen, longsor. Tidak jelas sejak kapan longsor terjadi. Namun, berdasarkan pantauan Kompas.com, Rabu (23/4/2014) siang, sejumlah pekerja dan sebuah ekskavator tengah mengeruk material tanah yang sudah longsor dari dinding jalan tol yang baru beroperasi akhir Maret lalu itu. 

Untuk menandai pekerjaan di lokasi tersebut, petugas memasang sejumlah rubber cone sehingga arus lalu lintas relatif tetap lancar, meski seperempat lajur termakan aktivitas perbaikan tersebut. 

“Dari Ungaran lancar, tetapi saat mendekati gerbang Tol Bawen sedikit tersendat karena ada perbaikan tebing yang longsor. Harus pelan-pelan saat lewat di sana, karena hanya satu lajur yang digunakan. Setiap kali melintas di perbukitan itu yang sering saya khawatirkan ada kerikil atau batu yang jatuh mengenai mobil,” kata Hendro (40), warga Ambarawa yang mengaku setiap hari melintas di Tol Ungaran-Bawen. 

Menurut Sugiharto (45), warga Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, tanah di lokasi longsor tersebut memang tanah lempung sehingga tanahnya mudah longsor ketika terkena air. 

“Kalau tidak segera diperbaiki, nanti masuk kemarau tanah jadi kering dan ketika masuk musim hujan tanahnya terkena air hujan longsornya akan parah. Karena tanahnya jadi gembur,” kata Sugiharto yang ditemui tidak jauh dari lokasi tersebut. 

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak dari PT Trans Marga Jateng (TMJ) sebagai pengelola Tol Ungaran-Bawen yang bisa dikonfirmasi soal masalah ini.

sumber :

Jumat, 11 April 2014

TOL SOLO-SEMARANG : Gubernur Ganjar Pengin 2015 Tol Bawen-Solo Rampung


Jalan Tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen

Solopos.com, SEMARANG–Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mantergetkan pembangunan jalan tol ruas Bawen-Solo bisa rampung pada 2015.

Untuk itu, dia berharap proses pembebasan lahan Bawen-Solo yang merupakan tahap terakhir pembangunan jalan tol Semarang-Solo bisa selesai 2014.

”Kalau tahun ini [2014] pembebasan lahan bisa tuntas, maka tahun depan [2015] pembangunan Bawen-Solo rampung,” katanya di Semarang, Kamis (10/4/2014).

Seperti diketahui saat ini pembangunan jalan tol Semarang-Solo telah menyelesai seksi I Semarang-Ungaran sepanjang 11,3 km dan seksi II Ungaran-Bawen sepanjang 11,9 km. Jalan tol Ungaran-Bawen telah diresmikan operasionalnya oleh Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, Jumat (4/4).

Masih menyisakan seksi III Bawen-Salatiga sekitar 18,2 km, seksi IV Salatiga-Boyolali sekitar 22,8 km, dan seksi V Boyolali-Karanganyar sekitar 11,6 km.

Gubernur lebih lanjut menyatakan, pembebasan lahan merupakan salah satu kendala dalam pembangunan jalan bebas hambatan tersebut. Sebab, selain adanya penolakan warga terkiat ganti rugi, juga harga tanah dipermainkan para makelar dengan menaikkan harga penjualan sampai berlipat-lipat.

”Saya sudah berbicara dengan kepala daerah yang dilalui jalan tol Bawen-Solo untuk bisa segera menyelesaikan pembebasan lahan,” ungkap Ganjar.

Untuk pembebasan lahan jalan tol Bawen-Solo, gubernur menyerahkan sepenuhnya kepada tim pembebasan tanah (TPT). ”Biar TPT yang menangani masalah pembebasan lahan untuk jalan tol,” tandasnya.

Dalam pembebasan lahan, imbuh Ganjar prinsipnya sebenarnya mudah, yakni masyarakat tidak dirugikan serta dibuatkan fasilitas umum pengganti. Ganjar menambahkan bila pembebasan lahan bisa rampung 2014, maka pekerjaan konstruksi jalan tol Bawen-Solo tidak memakan waktu lama.

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan tol, nantinya dilakukan secara bersamaan dengan melibatkan sejumlah kontraktor. ”Pekerjaan konstruksi dibagi dalam beberapa paket yang dikerjakan masing-masing kontraktor secara bersamaan sehingga cepat selesai,” ungkapnya.

sumber :

Kamis, 10 April 2014

Ganjar: Makelar jangan ikut campur pembebasan lahan tol


SBY tinjau Tol Semarang-Solo. ©Rumgapres/Abror Rizki
Merdeka.com - Pasca diresmikannya tol seksi II Semarang-Solo, Ungaran-Bawen, Kementerian PU dan Pemprov Jateng siap melanjutkan jalur Bawen-Solo. Namun, hingga kini konstruksi tol seksi III tersebut belum bisa dilakukan karena terganjal pembebasan lahan.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan pembebasan lahan Bawen-Solo yang saat ini masih berjalan agar cepat diselesaikan. Bahkan, Ganjar mengimbau kepada sejumlah pihak untuk mengawasi maraknya makelar tanah yang masuk ketika pembebasan lahan berlangsung.

"Saya sudah bicara dengan Bupati/Wali kota, makelar-makelar jangan sampai masuk, dan media bisa ikut mantau semua, tentang kelayakan harganya. Masak harganya bisa naik 300-400 persen," tegas Ganjar Pranowo di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (10/4).

Praktik makelar itu, lanjut Ganjar, sudah menjadi rahasia umum dan satu-satunya masalah utama pembebasan lahan tiap kali ada proyek yang dibangun oleh pemerintah.

"Wah pokoknya kalau mau dilewati ya otomatis naik, seperti hukum pasar saja. Makanya kalau bisa dikerjakan bersama kan bagus," katanya.

Meski masih terkendala lahan, namun Politisi PDIP itu optimis bahwa pembebasan lahan tol Bawen-Solo dapat selesai di tahun 2014.

"Kita sepakat dengan Bupati/Walikota tahun ini pembebasan selesai. Dan tahun depan bisa cepat konstruksinya, " imbuhnya.

Namun, daerah mana saja yang tanahnya belum terbebaskan, Ganjar belum mengetahui detail seluruhnya. Berdasarkan pengamatannya, Kabupaten Boyolali merupakan daerah yang masih punya banyak kendala pembebasan lahan.

"Saya tidak tahu persis ya, tapi kayaknya Boyolali, "timpalnya.

Pihaknya menyerahkan semuanya kepada tim pembebasan tanah (TPT) untuk menentukan metode yang tepat dalam rangka percepatan pembebasan lahan.

"Kita serahkan kepada tim (TPT). Prinsipnya simpel, masyarakat tidak rugi dan menerima. Yang kedua Fasum (fasilitas umum-red) dan Fasos (fasilitas sosial-red) nya terpenuhi, " bebernya.

Dengan kendala lahan tersebut, maka dimungkinkan pembangunan kontruksi tol bisa saja dibangun dua arah. Hal itu tergantung lahan mana saja yang sudah dibebaskan.

"Rencananya pembangunan di bagi beberapa ruas, nyambut gawene bareng, kontraktornya banyak, " katanya.

Diketahui, tol seksi II Ungaran-Bawen yang sudah mulai beroperasi sejak tanggal 5 April lalu, dalam masa sosialisasi masih digratiskan kepada masyarakat selama satu minggu.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sendiri telah menentukan tarif tol Ungaran-Bawen sebesar Rp 7000-7500 rupiah. Tarif tersebut akan mulai berlaku pasca satu minggu digratiskan

sumber :

Senin, 07 April 2014

Tol Trans Jawa Kunci Pertumbuhan Ekonomi


Ilustrasi. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Peresmian jalan tol Semarang–Solo seksi II (Ungaran–Bawen) pada akhir pekan lalu diharapkan semakin memicu pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan proyek-proyek serupa. Dibanding Negara lain, Malaysia, misalnya, pertumbuhan jalan di Indonesia sangat jauh tertinggal.

Padahal, jalan tol memberikan efek sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi. Di era mobilitas dan barang dan jasa sangat tinggi saat ini, jalan bebas hambatan jadi keniscayaan. Jaringan Tol Trans Jawa jangan dibiarkan berjalan lamban.

Tol Trans Jawa

Rute: Cikampek-Surabaya
Panjang: Sekitar 1.000 kilometer
Sisa pekerjaan: 642 km
Target operasi: 2014, kemudian direvisi akhir 2015

Pejagan-Pemalang

PT Pejagan Pemalang Toll Road (saat ini proses beralih ke investor lain)
Panjang: 57,5 kilometer
Biaya investasi: Rp5,51 triliun
Biaya Tanah: Rp371 miliar
Volume lalu lintas (kendaraan/hari): 15.773
Waktu pelaksanaan: 2011-2014
Mulai Operasi: 2014
Progres: Pembebasan lahan

Batang-Semarang

PT Marga Setia Puritama (saat ini proses beralih ke investor lain).
Panjang: 75 km
Biaya Investasi: Rp7,21 triliun
Biaya tanah: Rp 836 miliar
Volume Lalu lintas (kendaraan/hari): 14.827
Waktu pelaksanaan: 2011-2014
Mulai operasi: 2014
Progres: Pembebasan lahan

Solo-Ngawi

PT Solo Ngawi Jaya ( Anak usaha PT. Thies Contractors Indonesia, dari Australia)
Panjang: 90 km
Biaya Investasi: Rp5,14 triliun
Biaya tanah: Rp995 miliar
Volume lalu lintas: 9.842
Waktu Pelaksanaan: 2009-2014
Mulai operasi: 2014
Progres: Pekerjaan Konstruksi

Ngawi-Kertosono

PT Ngawi Kertosono Jaya (anak usaha PT Thies Contractors Indonesia, dari Australia)
Panjang: 87 km
Biaya Investasi: Rp3,48 triliun
Biaya tanah: Rp298 miliar
Volume lalu lintas: 5.325
Waktu Pelaksanaan: 2011-2014
Mulai operasi: 2014
Progres: Pembebasan lahan

Kertasono-Mojokerto

PT Marga Hanurata Intrinsic (sebagian besar sahamnya dimiliki anak usaha PT Astra Internasional Tbk, PT Astratel Nusantara, setelah menandatangani dokumen pengalihan atas 95 persen saham di MHI dan PT Natpac Graha Arthamas)
Panjang: 41 km
Biaya Investasi: Rp3,48 triliun
Biaya tanah: Rp298 miliar
Volume lalu lintas (kendaaran/hari): 18.570
Waktu Pelaksanaan: 2009-2014
Mulai operasi: 2014
Progres: Pembebasan lahan

Mojokerto-Surabaya

PT Marga Nujyasmo Agung (Konsorsium PT Jasa Marga Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, dan pengusaha Moeladi).
Panjang: 36 km
Biaya Investasi: Rp3,12 triliun
Biaya Tanah: Rp913 miliar
Volume Lalu lintas (kendaraan/hari): 22.002
Waktu Pelaksanaan: 2008-2014
Mulai Operasi: 2014
Progres: Pekerjaan Konstruksi

Cikampek-Palimanan

PT Lintas Marga Sedaya (konsorsium patungan Indonesia-Malaysia, antara PT Utama Sedaya dan Plus Expresswa).
Panjang: 39 km
Biaya investasi: Rp3,82 triliun
Biaya Tanah: Rp244 miliar
Volume lalu lintas (Kendaraan/hari): 15.566
Waktu Pelaksanaan: 2011-2014
Mulai Operasi: 2014
Progres: Pekerjaan Konstruksi

Pemalang-Batang

PT Pemalang Batang Toll Road (konsorsium PT Sumber Mitra Jaya, PT Langkah Hutama Perkasa, dan Countryside Investment corporation)
Panjang: 39 km
Biaya Investasi: Rp3,82 triliun
Biaya Tanah: Rp244 miliar
Volume Lalu Lintas: 15.566
Waktu Pelaksanaan: 2011-2014
Mulai beroperasi: 2014
Progres: Dua seksi beroperasi, tiga seksi pembebasan lahan

Semarang-Solo

PT Trans Marga Jateng (konsorsium PT Jasa Marga Tbk dengan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah dengan komposisi saham 60:40
Panjang: 73 km
Biaya investasi: Rp6,21 triliun
Biaya Tanah: Rp1,69 miliar
Volume lalu Lintas (kendaraan/hari): 27.190
Waktu pelaksanaan: 2010-2014
Mulai progres: 2014
Progres: Dua seksi beroperasi, tiga seksi pembebasan lahan

Perbandingan dengan Tetangga (pertumbuhan jalan)

Indonesia 70 km/tahun
Malaysia 700 km/tahun
China 7.000 km/tahun

Panjang Jalan di Indonesia (km)

2003: 357.959
2004: 372.928
2005: 391.008
2006: 406.569
2007: 421.535
2008: 437.759
2009: 476.337
2010: 487.314
2011: 492.398
2012: 501.969

Jumlah Kendaraan Bermotor

2003: 26.613.987
2004: 37.623.432
2005: 37.623.432
2006: 43.313.052
2007: 54.802.680
2008: 61.802.063
2009: 67.336.644
2010: 76.907.127
2011: 85.601.351
2012: 94.373.324

Pendanaan Tol Semarang-Solo

Total investasi: Rp6,2 triliun
Equity PT Trans Marga Jateng: Rp1,5 triliun

Sindikasi Perbankan:

Mandiri : Rp1,8 triliun 39,15%
BNI: Rp1,5 triliun 34,25%
BRI: Rp1,1 triliun 24,47 %
Jateng: Rp100 miliar 2,13 %

Megaproyek Tol Semarang-Solo

Seksi 1 (Tembalang- Ungaran) 16,3 km Beroperasi
Seksi 2 ( Ungaran-Bawen) 11,3 km Beroperasi
Seksi 3 (Bawen – Salatiga) 18,2 km Persiapan Konstruksi
Seksi4 ( Salatiga- Boyolali) 22,4 km Pembebasan Lahan
Seksi 5 ( Boyolali- Karanganyar) 11,1 km Pembebasan Lahan. (Koran SINDO//wdi) 
 
sumber :

Tol Ungaran-Bawen Belum Bisa Dilewati Mobil Berat


ilustrasi tol
SEMARANG — Tol Ungaran-Bawen sudah resmi dibuka sejak Jumat (4/4) lalu. Namun hingga kemarin belum juga dilewati mobil-mobil berat (truk dan tronton). Dari data jumlah kendaraan yang masuk, ruas tersebut masih didominasi kendaraan pribadi.

Hal itu terjadi karena portal di simpang susun Jatingaleh yang membatasi ketinggian kendaraan belum dilepas. Sehingga mobil berat belum bisa lewat. Data PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola jalan tol menyebut, sejak dibuka Jumat (4/4) lalu, antusiasme pemilik kendaraan roda empat untuk mencoba tol baru cukup tinggi.

Pada Sabtu (5/4), tercatat ada 27.058 kendaraan yang melintas di gerbang tol Banyumanik. Jumlah tersebut belum termasuk 231 kendaraan yang membayar memakai E Toll. Kendaraan yan masuk masih didominasi mobil pribadi.

Rinciannya, golongan I sebanyak 26.286 kendaraan, golongan II 659 kendaraan, golongan III 82 kendaraan, golongan IV 21 kendaraan, dan golongan V hanya 10 kendaraan. Di hari yang sama, kendaraan yan melintas di Gerbang tol Bawen mencapai 23.722 kendaraan.

Terdiri dari golonganI 22.986 kendaraan, golongan II 634 kendaraan, golongan III 73 kendaraan, golongan IV 17 kendaraan, dan golongan V 12 kendaraan. Direktur Teknik dan Operasional PT TMJ Ari Nugroho mengatakan pihaknya sudah mempersilahkan petugas kepolisian memasukkan kendaraan berat seperti bus dan truk masuk tol.

Terutama dari arah Bawen. Namun dari arah Semarang, masuknya kendaraan berat masih terkendala portal di simpang susun tol banyumanik yang belum dilepas. "Silahkan saja truk dan bus masuk tol. Portal di Banyumanik rencananya malam ini (tadi malam.red) dilepas," katanya.

Sebelumnya kendaraan berat dilarang masuk tol Semarang-Ungaran karena interchange di Ungaran yang masih sempit. Sebaliknya, portal pembatas ketinggian akan dipasang di interchange Ungaran karena akses di Jalan Letjen Suprapto cukup sempit.

Ari mengklaim tol cukup kuat dan interchange di Bawen cukup lebar sehingga bisa dilewati kendaraan berat. "Interchange di Bawen sangat memungkinkan dilewati kendaraan berat karena lebar jalan sama-sama 3,5 meter, hanya bahu jalannya lebih sempit. Kecepatan kendaraan disitu juga dibatasi 80 kilometer per jam," paparnya.

Guna mengatasi antrean panjang di gerbang tol Banyumanik, PT TMJ berencana memperlebar gerbang dari 9 lane menjadi 12 lane. Penambahan gardu di gerbang tol tersebut diharapkan selesai sebelum arus mudik lebaran nanti. Pemerintah sendiri sudah menetapkan besaran tarif tol Ungaran-Bawen.

Yaitu Rp 7.000 (golongan I), Rp 10.000 (golongan II), Rp 13.500 (golongan III), Rp 17.000(golongan IV), dan Rp 20.500 (golongan V). Menurut Ari, besaran tarif tersebut berdasarkan SK Menteri Pekerjaan Umum tertanggal 3 April 2014. Tarif tol Ungaran-Bawen akan mulai diberlakukan pada Kamis (10/4) pukul 00.00.

Terpisah Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Sasmito mendesak pengelola jalan tol melengkapi sarana-prasarana pendukung seperti lampu jalan, mobil patroli, ambulans, serta mempersiapkan rumah sakit rujukan bila terjadi kecelakaan. "Semua syarat tersebut harusnya sudah terpenuhi sejak tol dibuka," katanya. (ric/jpnn)

Tarif Tol Ungaran – Bawen

- Rp 7.000 (golongan I)

- Rp 10.000 (golongan II)

- Rp 13.500 (golongan III)

- Rp 17.000(golongan IV)

- Rp 20.500 (golongan V)
 
sumber :

Lapangan "Kodel Club" Salah Satu "Utang" Proyek Tol Ungaran-Bawen


KOMPAS/AMANDA PUTRISuasana SD Negeri Klepu 01 di Desa Klepu,
Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jumat (15/2/2013)
.
UNGARAN, KOMPAS.com - Warga Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah kembali menagih janji PT Trans Marga Jateng (TMJ) membangun fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) pengganti fasilitas yang terkena proyek jalan Tol Ungaran-Bawen. Salah satu fasilitas yang tergusur adalah lapangan sepakbola milik "Kodel Club". 

“Waktu dulu masih ada lapangan kami bisa tiap sore latihan tanpa biaya. Sekarang terpaksa ganti (latihan) futsal, itu pun harus urunan uang dengan teman-teman," kata Sugeng, salah satu anggota tim Kodel Club, Sabtu (5/4/2014). 

Sugeng mengatakan PT TMJ yang terikat perjanjian tukar guling malah hanya menyediakan tanah lapang di Desa Klepu. “Padahal yang kami butuhkan ini lapangan sepakbola dengan fasilitas minimal ada gawangnya, bukan tanah lapang," kata dia.

Janji PT TMJ

Tokoh pemuda desa setempat, Ari Munanto mengatakan proyek Seksi 2 dari Tol Semarang-Solo yang mulai beroperasi pada Jumat (4/4/2014) ini seharusnya tidak meninggalkan masalah. Namun, ujar dia, kenyataannya PT TMJ bahkan belum menyelesaikan kewajiban sarana pendukung bagi SD Klepu I dan lapangan sepakbola.

“Saat mediasi yang difasilitasi DPRD beberapa bulan lalu, TMJ menjanjikan penggantian fasos dan fasum yang terkena tol selesai pada Maret 2014. Kenyataannya, sampai diresmikan bangunan SD belum lengkap dan lapangan bola baru ada tanah lapang," ungkap Ari.

Warga Desa Klepu, kata Ari, sangat mengkhawatirkan pembukaan jalan tol ruas Ungaran- Bawen ini berarti fasum dan fasos yang dijanjikan PT TMJ bakal terabaikan. “Kami khawatir kalau TMJ sudah ngurus proyek Seksi III dan IV, urusan fasum dan fasos ini jadi telantar,” jelas Ari.

Gedung baru SD Klepu I yang dibangun PT TMJ sebagai ganti gedung lama yang tergusur proyek tol sudah digunakan untuk kegiatan sekolah. Bangunan dua lantai yang jadi satu komplek dengan bangunan TK Mekarsari ini juga sudah dilengkapi fasilitas halaman berlantai beton untuk kegiatan upacara. 

Hanya saja, pagar pembatas sekolah sampai sekarang belum terbangun meski di lokasi sudah ada tumpukan batu pondasi. “Pagar ini penting, selain sebagai pembatas juga bisa menjadi pengaman bagi para siswa. Sebab sekolah berada tak jauh dari jalan tol,” ujar Ari.

Warga lain desa ini, Sumiyati (49), menambahkan bahwa warga desanya melarang bangunan lama SD Klepu I dibongkar sampai semua janji PT TMJ terpenuhi. Dia pun mengatakan PT TMJ belum membangun akses jalan pengganti yang menghubungkan Klepu dan Macam Mati. Ketiadaan akses ini membuat jalan di depan bangunan lama SD Klepu I masih dipakai.

Padahal, jalan lama tersebut berada di tebing yang membatasi tepi jalan tol. Seharusnya, jalan tersebut terbebas dari aktivitas warga. “Selama bangunan SD yang baru belum dilengkapi dan belum dibuatkan jalan baru Klepu-Macan Mati, TMJ tak boleh membangun pagar pembatas tol maupun membongkar gedung SD yang lama,” tegas Sumiyati.

sumber :

Minggu, 06 April 2014

Jalan Tol Ungaran-Bawen Suguhkan Panorama Indah


Salah satu keindahan jalan tol Cipularang.
Bisnis.com, JAKARTA - Pemadangan nan cantik juga disuguhkan oleh jalan tol Ungaran-Bawen yang diresmikan Jumat (4/4/2014). Hamparan sawah, pepohonan rindang yang hijau, hingga gunung yang menjulang menjadi satu kesatuan yang sayang untuk dilewatkan.

Melewati jalan tol bukan hanya untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh, tetapi juga bisa juga untuk menikmati pemandangan yang indah. Misalnya tol Cipularang, yang disebut-sebut sebagai tol panoramik pertama di Indonesia karena menyuguhkan pemandangan alam yang bebas dan luas.

Selain itu, tol sepanjang 54 km tersebut juga memiliki jembatan panjang yakni jembatan Cipada dengan bentang sepanjang 600 meter, terpanjang sejarah pembangunan jalan bebas hambatan. Sayangnya, kedua fakta mengenai tol Cipularang tersebut akan disaingi oleh tol Semarang-Solo seksi II yakni ruas Ungaran-Bawen.

Pasalnya, pemadangan nan cantik juga disuguhkan oleh tol yang baru saja diresmikan Jumat (4/4/2014). Dapat dipastikan sepanjang melintasi tol ini anda akan dibuat tersenyum puas karena dapat menikmati permadani hijau, apalagi saat melintasi jembatan Lemah Ireng.

Hamparan sawah, pepohonan rindang yang hijau, hingga gunung yang menjulang menjadi satu kesatuan yang sayang untuk dilewatkan. Jembatan Lemah Ireng yang memiliki bentang sepanjang 800 meter, mengalahkan jembatan Cipada, menjadi daya tarik lain dari tol ini.

Dengan panjang yang dimilikinya tersebut, jembatan Lemah Ireng akan menjadi jembatan darat terpanjang di indonesia. Yang jelas, tol sepanjang 11,95 km itu, akan menghemat waktu tempuh dari Bawen ke Ungaran yang berjarak 11 km, dari sebelumnya 1 jam (melalui jalan nasional) menjadi 15 menit.

sumber :

Jumat, 04 April 2014

Ganjar Lega Tol Semarang Solo Diresmikan

Bisnis.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku lega karena jalan tol Semarang-Solo seksi II jalur Ungaran-Bawen sudah dibuka untuk masyarakat mulai Jumat (4/4/2014).

"Ya lumayan (lega, red), satu tahap 'plong', tinggal tahap yang lain mesti dibereskan," katanya di Bawen, Kabupaten Semarang.

Hal tersebut disampaikan Ganjar usai mendampingi Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meresmikan pengoperasian jalan tol Semarang-Solo seksi II jalur Ungaran-Bawen.

Politisi PDI Perjuangan itu mengungkapkan proses pembebasan lahan yang terkena proyek jalan tol Semarang-Solo jalur selanjutnya atau jalur Bawen-Salatiga-Boyolali-Solo, masih terus berjalan.

"Pembebasan lahan masih proses, sudah ada perencanaan dan sudah ada timnya, sekarang tinggal kecepatan untuk pembebasan itu sebab kalau tidak cepat nanti harga tanah naik sehingga makin sulit lagi," ujarnya.

Terkait dengan antisipasi adanya praktik mafia tanah dalam proses pembebasan lahan jalan tol tahap selanjutnya, Ganjar berencana berkoordinasi dengan pihak terkait.

"Untuk kepentingan bersama maka akan lebih baik kalau kita bisa duduk bersama untuk mengantisipasi mafia tanah," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mengajak awak media untuk ikut mengontrol kelayakan harga pembebasan lahan milik masyarakat.

Jalan tol Ungaran-Bawen sepanjang 11,9 kilometer mendesak segera dioperasikan untuk umum karena arus lalu lintas di jalur utama Semarang-Solo sudah terlalu padat sehingga sering menimbulkan kemacetan, terutama pada akhir pekan dan liburan.

Setelah diresmikan oleh Menteri PU, jalan tol Ungaran-Bawen bisa langsung dilewati kendaraan pribadi dan akan digratiskan selama satu minggu, namun setelah itu pengguna jalan tol akan dikenai tarif tol.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, tarif jalan tol Ungaran-Bawen untuk kendaraan golongan I sebesar Rp7.000, kendaraan golongan II Rp10.000, kendaraan golongan III Rp13.500, kendaraan golongan IV Rp17.000, dan kendaraan golongan V Rp20.500.
 
sumber :

Galeri Foto : Peresmian Jalan Tol Ungaran Bawen


Sejumlah mobil melintas di Gerbang Tol Bawen yang telah diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri PU Djoko Kirmanto, di Kabupaten Semarang, Jumat (4/4). Jalan Tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen sepanjang 11,95 km ini merupakan salah satu dari enam ruas tol yang akan dioperasikan Jasa Marga pada tahun ini. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)



Menteri PU Djoko Kirmanto (ketiga kanan) bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kanan) dan Dirut Jasa Marga Adityawarman (kedua kanan) mendengarkan penjelasan tentang proyek Jalan Tol Semarang-Solo dari Direktur Trans Marga Jateng Djajat Sudrajat (keempat kanan), pada peresmian pengoperasian Jalan Tol Semarang-Solo seksi II ruas Ungaran-Bawen, di Kabupaten Semarang, Jumat (4/4). Jalan Tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen sepanjang 11,95 km ini merupakan salah satu dari enam ruas tol yang akan dioperasikan Jasa Marga pada tahun ini. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Menteri PU Djoko Kirmanto (tengah) bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kanan) dan Dirut Jasa Marga Adityawarman (kiri) berada di dekat loket pembayaran jalan tol pada peresmian pengoperasian Jalan Tol Semarang-Solo seksi II ruas Ungaran-Bawen, di Kabupaten Semarang, Jumat (4/4). Jalan Tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen sepanjang 11,95 km ini merupakan salah satu dari enam ruas tol yang akan dioperasikan Jasa Marga pada tahun ini. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)

Sejumlah mobil melintas di Jalan Tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen yang telah diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri PU Djoko Kirmanto, di Kabupaten Semarang, Jumat (4/4). Jalan Tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen sepanjang 11,95 km ini merupakan salah satu dari enam ruas tol yang akan dioperasikan Jasa Marga pada tahun ini. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)




Jalan Tol Semarang-Solo Seksi II yaitu Ungaran-Bawen telah diresmikan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, Jumat (4/4/2014). Menurut Djoko, untuk seksi III, IV, dan V saat ini masih belum memiliki kelayakan yang memadai.
Jalan Tol Semarang-Solo terbagi dalam lima seksi yaitu seksi I Semarang-Ungaran (11 km), seksi II Ungaran-Bawen (11,95 km), Kemudian seksi III Bawen-Salatiga (17,29 km), Seksi IV Salatiga Boyolali (24,31 km), dan Seksi V Boyolali-Solo (8,41 km).   detik


 Di seksi II Ungaran-Bawen (11,95 km) diresmikan hari ini dan memasuki tahap uji coba.
detik




Djoko mengatakan PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah berkomitmen dan mengupayakan percepatan pembangunan Tol Semarang-Solo sepanjang 72,64 km tersebut. 
 
 

Peresmian tol Ungaran-bawen di tandai pemotongan pita oleh Menteri PU Djoko Kirmanto (tengah) didampingi Ganjar Pranowo, Mantan Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Dirut Jasa Marga Adityawarman, Dirut PT TMJ Djadjat Sudrajat, dan Dirut PT Sarana Pembangunan Jateng Krisdiani Syamsi.
detik


Untuk Pengguna jalan tol ini belum dikenakan tarif yang selama 7 hari mendatang.

sumber :

Resmi beroperasi, ruas tol Ungaran-Bawen gratis 7 hari


Jalan Tol Semarang. ©2013 Merdeka.com/Istimewa
Merdeka.com - Hari ini, jalan tol Semarang-Solo seksi II ruas Ungaran-Bawen sepanjang 12 kilometer secara resmi dibuka. Para pengguna bisa melalui ruas ini tanpa pungutan biaya atau gratis selama seminggu ke depan.

"Seksi II Ungaran sepanjang 12 kilometer merupakan bagian dari tol Semarang-Solo dengan total 76 kilometer siap dioperasikan. Awal pengerjaan 2010 pengadaan tanah, kemudian konstruksi dilakukan awal 2012. Meski dengan tipografi, geografi dan demografi berat, semua hambatan dapat selesaikan bersama," tegas Direktur Trans Jasa Marga (PT. TMJ) Jateng Djadjat Sudrajat dalam sambutannya, di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (4/4).

Jalan tol yang sudah dapat izin kelayakan operasi dari Kementerian PU per tanggal 2 April 2014 itu merupakan jenis tol dengan tipe panoramik. Sepanjang ruasnya terdapat pemandangan seperti perbukitan, tebing, hutan dan kawasan perumahan.

"Tol seksi II seperti seksi I dengan memiliki pemandangan cukup baik dan akan diusulkan tol panoramik berwawasan lingkungan. Dilengkapi dengan pembayaran E-Tol Card. Serta fasilitas GTO yang bisa digunakan bersama," ungkapnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam sambutannya menyatakan terwujudnya jalan tol tak lepas dari peran dua Gubernur Jateng sebelumnya.

"Pak Mardiyanto mengide dan Pak Bibit mengeksekusi dengan tangan dingin. Teman-teman dari birokrasi, steak holder saya banyak sekali yang juga terlibat. Saya terima kasih, terutama kepada seluruh rakyat Jawa Tengah yang tanahnya diikhlaskan untuk kepentingan bangsa bersama ini," tegasnya.

Ganjar Pranowo bercerita bahwa dirinya sudah mendapatkan keluhan dan laporan dari masyarakat pengguna jalan yang meminta jalan tol Semarang-Solo Ruas II Bawen agar segera dibuka.

"Saya pengennya dibuka Minggu lalu. Long weekend-nya macet parah. Mereka (masyarakat) pingin dibuka cepat-cepat Minggu lalu. Hari ini di Sosmed sudah bisa dibaca, bahwa malam ini jalan tol Semarang-solo bisa dilalui dengan gratis selama tujuh hari," cetusnya.

Dibukanya tol Ungaran-Bawen ini selain dapat mengurangi kemacetan juga bisa lebih meningkatkan kemajuan ekonomi dan pendapatan di Jawa Tengah. Ganjar meyakinkan jika jalan tol Semarang-Solo sudah sempurna maka perjalanan menuju ke Solo yang biasanya ditempuh 2,5 jam bisa dipersingkat menjadi satu jam saja.

"Tol hubungkan kota-kota besar di Jawa Tengah. Kita sudah hitung sampai di Solo bisa satu jam. Kita akan bersaing PT. KAI untuk mengaktifkan kembali jalur-jalur. Percepatan ini untuk mendorong percepatan ekonomi," pungkasnya.

Pembukaan ruas tol ini dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto. Hadir dalam acara peresmian diantaranya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Mantan Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman, Direktur Utama PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah Krisdiani Syamsi dan Kapolda Jateng Irjen Noer Ali.
 
sumber :

Tol Semarang-Solo Punya Jembatan Terpanjang dan Pemandangan Indah


Jembatan Tol Terpanjang di Lemah Ireng

Semarang -Jalan Tol Semarang-Solo memiliki daya tarik pemandangan alam, selain bisa menghemat waktu tempuh kedua kota di Jawa Tengah tersebut. Daya tarik tersebut antaralain pemandangan alam yang indah dan jembatan tol terpanjang yang lokasinya di daerah Lemah Ireng.

Direktur Trans Marga Jateng Djadjat Sudrajat mengatakan dari seksi I dan II jalan tol Semarang-Solo yang sudah dioperasikan, pihaknya akan mengusulkan agar tol tersebut menjadi tol panoramik.

"Seperti seksi I, pada seksi II ini dengan pemandangan yang cukup baik, akan diusulkan menjadi tol panoramik dengan wawasan lingkungan," kata Djadjat dalam sambutannya di peresmian Tol Semarang-Bawen, Jawa Tengah, Jumat (4/4/2014).

Direktur Teknis dan Operasional PT Trans Marga Jateng, Ari Nugroho menambahkan ruas tol Semarang-Solo memiliki pemandangan yang indah dengan beberapa gunung yang bisa terlihat seperti Gunung Ungaran, Merbabu, dan Merapi.

"Yang dimaksud view bagus, kebetulan daerah ini jarang sekali memotong perkampungan walau ada. Jadi kanan kiri view Gunung Ungaran, Merapi dan Merbabu," ujarnya.

Untuk menjaga keindahan pemandangan sepanjang tol, lanjut Ari, maka pihaknya akan mengurangi pemasangan iklan. Nantinya pemasangan iklan hanya boleh dilakukan di jembatan penyeberangan orang sepanjang tol Semarang-Solo.

"Mengurangi iklan yang merusak, iklan di jembatan penyeberangan orang, biar tidak merusak view. Nanti terjadi di sepanjang tol Semarang-Solo," ucap Ari.

Jalan Tol Semarang-Solo terbagi dalam lima seksi yaitu seksi I Semarang-Ungaran (11 km) sudah dioperasikan 10 November 2011, seksi II Ungaran-Bawen (11,95 km) yang dioperasikan hari ini (4/4) dan pernah dibuka sementara tanggal 31 Juli 2013 lalu karena menjelang arus mudik. Kemudian seksi III Bawen-Salatiga (17,29 km), Seksi IV Salatiga Boyolali (24,31 km), dan Seksi V Boyolali-Solo (8,41 km) masih tahap pembebasan lahan

Di ruas Tol Ungaran-Bawen, terdapat jembatan Lemah Ireng yang mempunyai bentang 899 meter yang menjadi jembatan darat terpanjang di Indonesia. Jika cuaca cerah, maka panorama alam yang indah bisa dilihat oleh pengguna tol berupa bentangan hutan hijau, perbukitan, dan gunung.
sumber :

Tol Ungaran-Bawen Dilengkapi Jembatan 899 meter


ilustrasi
TEMPO.CO, Jakarta – Jalan tol Ungaran-Bawen mulai beroperasi pada Jumat, 4 April 2014. Menurut Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga, David Wijayatno, jalan tol ini dilengkapi jembatan yang cukup panjang. “Jembatan itu terpanjang kedua di Indonesia setelah Jembatan Cipada di Tol Cipularang,” kata dia dalam acara peresmian Tol Ungaran-Bawen. 

Jembatan tersebut berada di titik Lemahgempal. Jembatan sepanjang 899 meter itu berada di atas jurang dan menghubungkan beberapa bukit. Menurut David, jembatan dan Jalan Tol Ungaran-Bawen mampu menghemat waktu tempuh Semarang-Solo, dari 4 jam menjadi 2 jam. “Selama ini, jalur dua kota ini sering terhambat macet.”

Jalan Tol Ungaran-Bawen merupakan bagian dari proyek besar Jalan Tol Semarang-Solo senilai Rp 6,01 triliun. Ruas Bawen-Ungaran merupakan seksi II dari lima tahapan pembangunan tol Semarang-Solo. (Baca : ).

Secara keseluruhan, jalan tol Semarang-Solo terdiri dari lima seksi yakni Seksi I Semarang-Ungaran 11 kilometer, Ungaran-Bawen 11,95 kilometer, seksi III Bawen-Salatiga 17,29 kilometer, seksi IV Salatiga-Boyolali 24,31 kilometer, dan seksi V Boyolali-Solo 8,41 kilometer.

Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, menargetkan pembangunan jalan tol Semarang-Solo rampung pada 2014. “Hingga saat ini sisanya masih menunggu pembebasan lahan, setelah bebas langsung diselesaikan,” katanya.

Saat ini jalan tol Semarang-Solo baru rampung hingga seksi I dan II yakni ruas Semarang-Ungaran dan Ungaran-Bawen. Masih ada tiga seksi yang belum selesai yakni seksi III Bawen-Salatiga, Seksi IV Salatiga Boyolali, dan Seksi V Boyolali-Solo.
 
sumber :

Jalan Tol Semarang-Solo Ditargetkan Rampung Tahun Ini

Pemandangan dari atas ruas jalan Tol Semarang-Solo yang melintasi desa
Lemah Ireng, Kabupaten Semarang. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menargetkan pembangunan jalan tol Semarang-Solo rampung pada 2014. "Hingga saat ini sisanya masih menunggu pembebasan lahan. Setelah bebas langsung diselesaikan," kata Djoko setelah meresmikan jalan tol Semarang-Solo seksi II (Ungaran-Bawen), Jumat, 4 April 2014.

Saat ini jalan tol Semarang-Solo baru rampung hingga seksi I dan II, yakni ruas Semarang-Ungaran dan Ungaran-Bawen. Masih ada tiga seksi yang belum selesai, yakni seksi III Bawen-Salatiga, Seksi IV Salatiga-Boyolali, dan Seksi V Boyolali-Solo.

Djoko menjamin, setelah pembebasan lahan selesai, investor bisa segera mengajukan tender pengerjaan. Kementerian Pekerjaan Umum telah menambahkan dana Rp 927 miliar untuk pembebasan lahan. Dana tersebut akan didukung pengembalian dari PT Trans Marga Jateng sebesar Rp 247,5 miliar serta land capping Rp 867 miliar dari anggaran negara.

Selain di jalan Semarang-Solo, Kementerian Pekerjaan Umum juga terganjal pembebasan lahan untuk tiga ruas jalan tol lainnya, yakni Pejagan-Pemalang, Batang-Semarang, dan Ngawi-Kertosono. Ruas jalan tol tersebut bagian dari sepuluh ruas jalan tol trans-Jawa.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan jalan tol Semarang-Solo menambah sarana infrastruktur di wilayahnya. Ganjar menjamin kehadiran jalan tol tersebut akan berdampak positif terhadap perekonomian Jawa Tengah. "Keluhan kemacetan di akhir pekan sudah tak ada lagi," katanya. 
 
sumber :

Menteri PU Minta Pembebasan Tanah Tol Bawen-Solo Dipercepat

foto : antara
SEMARANG, suaramerdeka.com - Jalan Tol Ungaran-Bawen resmi dibuka Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Jumat (4/4). Jalan sepanjang 12 kilometer ini merupakan bagian dari Jalan Tol Semarang-Solo seksi satu Semarang-Bawen.

Djoko Kirmanto mengatakan, fokus pekerjaan kini beralih ke percepatan Jalan Tol Semarang-Solo seksi II Bawen-Solo. Ia meminta kerjasama Pemperintah pusat, provinsi dan kabupaten kota untuk mempercepat penyelesaian pembebasan tanah. "Semakin lama pembebasan tanahnya, harga tanah semakin naik dan pembangunan jalan tol semakin tidak visible," katanya.

Ganjar Pranowo dalam sambutannya mengucapkan terimakasih pada mantan Gubernur Mardiyanto dan Bibit Waluyo yang turut berjasa mendorong pembangunan jalan tol. Selanjutnya, koordinasi dengan bupati walikota harus segera dilaksanakan untuk memastikan pembebasan lahan di seksi Bawen-Solo.

Ganjar meminta para kepala daerah untuk mengurus pembebasan sebaik-baiknya, terutama mencegah permainan oleh para makelar tanah. "Makelar tanah jangan sampai masuk, kalau naik 300-400 persen kan tidak layak," katanya.

Kepada suaramerdeka.com, Bibit mengaku senang jalan tol sudah tersambung hingga Bawen. Namun kerja keras masih menanti untuk bisa menyambungkan hingga Solo sepanjang 72,64 kilometer. Bibit mengingatkan upaya pembebasan tanah dilaksanakan dengan sosialisasi dan pendekatan yang baik.

"Orang-orang menghargai tanahnya sendiri, tidak sesuai harga umum. Tapi saya yakin semakin hari rakyat semakin sadar bahwa ini kepentingan kita semua, tanpa ini Jawa Tengah tidak maju," katanya.

Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng Ari Nugroho mengatakan untuk pengerjaan seksi Bawen-Solo, menurutnya, yang paling berat di Bawen-Boyolali. Sebab topografinya sama dengan Semarang-Bawen yakni berbukit dan melewati lembah sehingga akan banyak jembatan dengan bentang diatas 100 meter. Sedangkan Boyolali-Solo yang relatif datar.

"Jalan tol ini akan jadi tol panoramic, artinya tidak akan ada iklan atau billboard di sepanjang jalan, kecuali di Jembatan penyeberangan. Iklan hanya akan merusak pemandangan dan mengurangi fokus driver," tandasnya. 
 
sumber :

Tol Ungaran-Bawen Dibuka, Cuma 15 Menit Tarif Rp 7 Ribu

Gerbang Tol Bawen (Foto : Antara)
SEMARANG suaramerdeka.com - Jalan tol Semarang-Solo seksi Ungaran-Bawen resmi dibuka Jumat (4/4). Selama masa uji coba satu minggu, warga dapat melewati jalan sepanjang 12 kilometer itu secara gratis.

Dengan pembukaan tol ini, diharapkan akan mengurangi kemacetan di pusat kota Kabupaten Semarang dan pertigaan Bawen. Jarak tempuh melalui tol pun lebih cepat karena hanya memakan waktu sekitar 15 menit.

Pada gerbang tol Bawen sudah tercantum tarif tol Ungaran-Bawen berdasarkan Kepmen PU No 177/KPTS/M/2014. Tarif kendaraan golongan I Rp 7.000, golongan II Rp 10.000, golongan III Rp 13.500, golongan IV Rp 17.000, dan golongan V Rp 20.500.

Dengan demikian, jalan tol seksi I Semarang-Bawen resmi tersambung. Jalur sepanjang 23,3 kilometer itu dapat ditempuh dalam waktu hanya 30 menit.

Dengan tarif Ungaran-Semarang Rp 6.500, maka untuk menggunakan tol Semarang-Bawen dan sebaliknya, pengemudi harus merogoh Rp 13.500. Jika ditambah tol dalam kota ke arah Jatingaleh, misalnya, totalnya menjadi Rp 15.500.

Tol Ungaran-Bawen diresmikan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Mantan Gubernur Jateng Bibit Waluyo turut diundang atas kerja kerasnya dalam pembebasan tanah yang dulu sempat alot. 
 
sumber :

Bank Mandiri Dukung Sindikasi Rp4,7 Triliun untuk Tol Semarang-Solo

Bank Mandiri menjadi pemimpin dalam sindikasi itu.

Gedung Bank Mandiri di Jalan Thamrin, Jakarta.
(VIVAnews/Adri Irianto)
VIVAnews - Dalam rangka mendukung upaya pengembangan infrastruktur Indonesia, Bank Mandiri menyalurkan kredit sindikasi bersama BNI, BRI dan Bank Jateng senilai Rp4,7 triliun, untuk pembangunan ruas tol Semarang-Solo.

Pada sindikasi untuk ruas tol yang dikerjakan PT Trans Marga Jateng itu, Bank Mandiri menjadi pemimpin sindikasi dengan porsi kredit yang disalurkan sebesar Rp1,8 triliun atau 39,15% dari nilai kredit.

Sementara itu, BNI menyalurkan Rp1,6 triliun (34,25%), BRI Rp1,1 triliun (24,47%) dan Bank Jateng sebesar Rp100 Miliar (2,13%).

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, Fransisca Nelwan Mok mengatakan, penyaluran kredit sindikasi tersebut, merupakan salah satu upaya Bank Mandiri untuk meningkatkan peran aktif dalam pengembangan infrastruktur di Tanah Air.

“Infrastruktur merupakan salah satu komponen utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Untuk itu, kami berharap ruas tol yang dibiayai sindikasi perbankan ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, terutama di wilayah Jawa Tengah,” kata Fransisca seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jumat 4 April 2014.

Jalan tol, lanjut Fransisca, merupakan sarana yang dapat mempercepat arus pergerakan barang dan jasa, sehingga proses perdagangan dapat terlaksana secara efektif dan efisien karena waktu tempuh yang semakin cepat. Dengan begitu, transaksi ekonomi yang terjadi pun dapat bertambah banyak.

Menurutnya, kredit berjangka waktu 15 tahun tersebut digunakan untuk pembangunan ruas tol sepanjang 75,67 km.

Adapun ruas tol Semarang – Ungaran telah beroperasi, sementara Ungaran-Bawen juga telah dapat dilalui saat ini setelah diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, serta disaksikan jajaran direksi bank sindikasi.

Dia memaparkan hingga saat ini, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit senilai Rp10,9 triliun untuk mendukung pembangunan jalan tol.

Dari jumlah tersebut, sebesar Rp7,4 triliun dialokasikan untuk pembangunan 7 ruas tol di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, Rp1,8 triliun untuk membangun satu ruas tol di Jawa Tengah, Rp1,2 triliun untuk membangun dua ruas tol di Jawa Timur dan sebesar Rp445 milyar dialokasikan untuk mendukung pembangunan jalan tol melewati laut di Bali.

Sementara itu, untuk mempercepat transaksi pembayaran tol pada ruas Semarang-Bawen, pengguna jalan tol dapat menggunakan kartu e-money Bank Mandiri.

Kartu prabayar tersebut juga dapat digunakan untuk pembayaran di 14 ruas tol di Indonesia serta dapat juga digunakan untuk membayar parkir, membeli tiket Transjakarta, Trans Jogja dan Batik Solo Trans, membeli bahan bakar minyak, transaksi di restaurant, gerai-gerai retail dan arena rekreasi.

“Pemberian kredit pembangunan jalan tol dan penyediaan fasilitas pembayaran tol menggunakan kartu e-money Bank Mandiri ini kami harapkan dapat mengoptimalkan mobilisasi masyarakat, barang dan jasa,” ujar Fransisca. (eh)

sumber :

Menteri PU resmikan tol Ungaran-Bawen

Tol Semarang-Solo seksi II ruas Ungaran-Bawen di Desa Lemah Ireng,
Kabupaten Semarang, Jateng, pada foto awal Januari 2014
(arsip/NTARA FOTO/R. Rekotomo)
Bawen, Semarang (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, meresmikan pengoperasian Jalan Tol Semarang-Solo seksi II Ungaran-Bawen sepanjang 11,95 kilometer yang merupakan salah satu seksi dari proyek jalan tol Semarang-Solo sepanjang 72,78 kilometer.

"Selain pengadaan tanah, salah satu kendala lain yang telah diselesaikan dalam pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo adalah kondisi geologi," kata Djoko, dalam sambutannya saat meresmikan tol Ungaran-Bawen di Gerbang Tol Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat.

Djoko menjelaskan, kondisi geologi yang dilewati oleh jalan tol tersebut dapat dikatakan tidak bersahabat, sehingga dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan memerlukan kekhususan.

"Kami berharap, setelah jalan tol ini beroperasi, PT. Trans Marga Jateng selalu melakukan monitoring dan evaluasi, khususnya untuk hal-hal yang memiliki kekhususnya tersebut," ucap Djoko.

Tol Ungaran-Bawen tersebut merupakan salah satu bagian dari 10 ruas tol Trans Jawa yakni ruas Semarang-Solo yang memiliki panjang keseluruhan 72,64 km dan terdiri dari 5 seksi.

Tarif tol yang dikenakan untuk Semarang-Ungaran sebesar Rp6.500, Ungaran-Bawen Rp7.000, dan Semarang-Bawen Rp13.500.

Dari 10 ruas tol Trans Jawa masih terdapat empat ruas jalan tol yang sedang dalam tahap pembebasan lahan yaitu Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang dan Ngawi-Kertosono, Jatim.

Total investasi yang diperlukan untuk pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo sebesar Rp6,2 triliun, yang berasal dari "equity" PT Trans Marga Jateng dan Pinjaman dari Sindikasi Perbankan. Equity PT Trans Marga Jateng berasal dari setoran modal para pemegang saham, yaitu PT Jasa Marga sebesar 60 persen dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah sebesar 40 persen.

Sedangkan pinjaman dari sindikasi perbankan yang terdiri dari Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank Jateng kurang lebih senilai Rp4,7 Triliun.

Untuk mendukung pengadaan tanah, pemerintah telah mengalokasikan dana BLU sebesar Rp927 miliar dan telah dikembalikan oleh PT Trans Marga Jateng sebesar Rp247,5 miliar, serta dana dukungan (land capping) sebesar Rp867 Miliar yang berasal dari APBN.

Jalan Tol Semarang-Solo terbagi menjadi lima seksi, yaitu seksi I Semarang-Ungaran sepanjang 11,00 kilometer dan telah beroperasi sejak 10 November 2011.

Seksi II Ungaran-Bawen sepanjang 11,95 km, seksi III Bawen-Salatiga sepanjang 17,29 kilometer, seksi IV Salatiga-Boyolali sepanjang 24,13 kilometer, dan seksi V Boyolali-Solo sepanjang 8,41 Km.

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum, ada kurun waktu 2010 sampai 2014, telah dibangun jalan tol sepanjang 206,04 kilometer, di antaranya pada ruas Kanci-Pejagan, Semarang-Ungaran, Nusa Dua-Benoa, JORR W1 (Kebon Jeruk-Penjaringan), Cinere-Jagorawi, Surabaya-Mojokerto, Bogor Ring Road, dan JORR W2 (Segmen Kebon Jeruk-Ciledug).

sumber :

Resmi Dibuka, Tol Ungaran - Bawen Gratis Seminggu

Selama sepekan ke depan tarif tol ruas tol ini dibebaskan.

Pembangunan jalan tol Semarang - Solo.
(Antara/ Prasetyo Utomo)
VIVAnews – Pemerintah secara resmi mengumumkan pengoperasian Jalan Tol Semarang – Solo Seksi II (Ungaran – Bawen) pada hari ini, Jumat 4 April 2014. Peresmian ini dilaksanakan di Gerbang Tol Bawen, Semarang.

Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, dalam siaran persnya, mengungkapkan bahwa sejak resmi dibuka pada hari ini hingga sepekan ke depan merupakan masa sosialisasi pengoperasian jalan tol. Selama sepekan itu, tarif tol dibebaskan dari biaya.

"Selama masa sosialisasi, kendaraan yang melintas di Seksi Ungaran-Bawen tidak dikenakan biaya selama satu minggu," ujar Djoko.

Ia mengaku bahwa salah satu hal yang menjadi kendala untuk penyelesaian tol Semarang - Solo secara keseluruhan adalah kondisi geologi yang dapat dikatakan tidak bersahabat. Sehingga, dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan memerlukan kekhususan.

"Kami berharap, setelah jalan tol ini beroperasi, PT Trans Marga Jateng selalu melakukan monitoring dan evaluasi," kata Djoko.

Ruas Semarang-Solo memiliki panjang 72,64 km dan terdiri dari 5 seksi dengan total investasi yang dibutuhkan sebesar Rp6,2 tirliun. Untuk seksi II ini terdiri dari empat paket pekerjaan dan mempunyai panjang 11,95 km.

Dana pembangunan berasal dari ekuitas PT Trans Marga Jateng dan pinjaman dari sindikasi perbankan.

Ekuits Trans Marga Jateng berasal dari setoran modal para pemegang saham, yaitu PT Jasa Marga sebesar 60 persen dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah sebesar 40 persen. Sedangkan pinjaman dari sindikasi perbankan yang terdiri dari Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Jateng sekitar Rp4,7 triliun.

Jalan tol Semarang – Solo terbagi menjadi lima seksi, yaitu :
1. Seksi I (Semarang – Ungaran) sepanjang 11,00 km telah beroperasi sejak 10 November 2011;
2. Seksi II (Ungaran – Bawen) sepanjang 11,95 km, yang hari mulai beroperasi;
3. Seksi III (Bawen – Salatiga) sepanjang 17,29 km;
4. Seksi IV (Salatiga - Boyolali) sepanjang 24,13 km; dan
5. Seksi V (Boyolali – Solo) sepanjang 8,41 km.

Seksi III, IV dan V akan dimulai pembangunannya setelah pengadaan tanah selesai dilaksanakan. (asp) 
 
sumber :
viva 

Tol Ruas Semarang-Solo Seksi II Resmi Operasi


Tol tersebut akan memberikan manfaat bagi pengembangan kawasan.


foto : antara

VIVAnews - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meresmikan pengoperasian Jalan Tol Semarang – Solo Seksi II (Ungaran – Bawen) pada hari ini, Jumat 4 April 2014. Peresmian ini dilaksanakan di Gerbang Tol Bawen, Semarang.

Djoko yakin bahwa Jalan Tol Semarang – Solo akan memberikan manfaat bagi pengembangan kawasan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan mendukung pertumbuhan kawasan.

"Dengan selesainya pembangunan jalan Tol Semarang – Solo Seksi II (Ungaran-Bawen), berarti kita telah berhasil mengatasi kendala yang ada, terutama kendala terkait pengadaan tanah," katanya.

Menteri PU berharap, dengan pengoperasian Jalan Tol Semarang – Solo Seksi II (Ungaran – Bawen) dan ketersediaan dana Badan Layanan Umum (BLU) serta dana land capping (dukungan), akan mendorong penyelesaian tanah untuk Seksi berikutnya menjadi lebih cepat sehingga pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo secara utuh dapat segera terealisasi.

Selain pengadaan tanah, kata Djoko, salah satu kendala lain yang diselesaikan dalam pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo adalah kondisi geologi. Kondisi geologi yang dilewati oleh jalan tol ini dapat dikatakan tidak bersahabat, sehingga dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan memerlukan kekhususan.

"Kami berharap, setelah jalan tol ini beroperasi, PT Trans Marga Jateng selalu melakukan monitoring dan evaluasi, khususnya untuk hal-hal yang memiliki kekhususnya tersebut," ujarnya.

Selain itu, Djoko mengungkapkan bahwa Jalan Tol Semarang – Solo mempunyai keunikan tersendiri, di mana untuk Seksi III, IV, dan V saat ini belum memiliki kelayakan yang memadai. Namun, PT Jasa Marga Tbk telah berkomitmen akan melakukan segala upaya dalam rangka percepatan pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo, mengingat pentingnya jalan tol ini.

"Untuk itu, pemerintah sangat mengapresiasi komitmen dari Jasa Marga tersebut," tambah Djoko.

Jalan tol yang diresmikan hari ini merupakan salah satu bagian dari 10 ruas tol Trans Jawa yaitu ruas Semarang-Solo yang memiliki panjang keseluruhan 72,64 kilometer dan terdiri dari lima seksi. Untuk seksi II ini terdiri dari empat paket pekerjaan dan mempunyai panjang 11,95 km.

Pemerintah telah mengalokasikan dana BLU sebesar Rp927 miliar dan telah dikembalikan PT Trans Marga Jateng sebesar Rp247,5 miliar, serta dana land capping sebesar Rp867 miliar yang berasal dari APBN.

Selanjutnya, dari 10 ruas tol Trans Jawa masih terdapat empat ruas jalan tol yang sedang dalam tahap pembebasan lahan yaitu Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, dan Ngawi Kertosono. (eh) 
 
sumber :
viva 

Jalan Tol Ungaran-Bawen Diresmikan Hari Ini

JIBI


Bisnis.com, SEMARANG – Jalan Tol Semarang-Solo seksi Ungaran-Bawen akan diresmikan hari ini, Jumat (4/4/2014). Dengan demikian, ruas tol sepanjang 11,9 km tersebut fungsional.

Rencananya peresmian tersebut akan langsung dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto pada pukul 14:00 WIB.

Dengan dibukanya jalan tol tersebut, maka, ruas tol Semarang-Solo telah beroperasi dua seksi yakni Semarang-Ungaran dan Ungaran-Bawen. Kemudian, tinggal menunggu tiga seksi selanjutnya untuk beroperasi secara penuh.

Seperti tol lainnya yang baru beroperasi, tol yang dioperasikan oleh PT Trans Marga Jateng akan dibebaskan tarif selama sepekan.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan mengirim tim prakelaikan fungsi jalan tol Ungaran-Bawen pada pekan ini guna mempercepat pengoperasian jalan bebas hambatan tersebut. Tim ini akan menginformasikan berbagai kekurangan dan penyelesaian proyek tersebut.

Kepala BPJT Achmad Gani Ghazali menuturkan, tim tersebut terdiri atas Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Puslitbang Kementerian PU, dan lainnya. “Tim ini akan bekerja hingga akhir bulan atau Maret mendatang. Namun, tim ini tidak bisa memberikan laporan secara formal,” ujarnya.

Menurut dia, uji kelaikan jalan tol tersebut seharusnya mulai bekerja setelah dilakukan serah terima pekerjaan dari kontraktor kepada pemilik konsesi tol tersebut. “Namun, kami lihat hanya tinggal 200 meter yang belum selesai. Jadi, kami percepat agar proses perbaikan sekaligus,” katanya.

Berdasarkan rencana BPJT, proyek ini baru bisa dioperasikan pada April 2014. Namun, bila PT Trans Marga Jateng selaku pemilik konsesi tol ini bisa mempercepat penyelesaian konstruksi itu, tentu akan lebih baik. “Toh, itu juga akan mempercepat pengembalian investasi mereka,” katanya.

BPJT juga akan memulai pembahasan besaran tarif untuk ruas tol tersebut. Besaran tarif akan dihitung berdasarkan tingkat lintas harian rata-rata dan investasi yang telah dikucurkan oleh investor. “Ini mudah. Setelah diketahui tarifnya, tinggal usulkan ke Menteri Pekerjaan Umum dan disahkan,” kata dia.

Di tempat terpisah, Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono mengatakan, jalan tol Semarang-Solo seksi II jalur Ungaran-Bawen sepanjang 11,9 kilometer dijadwalkan akan mulai beroperasi akhir Maret 2014 setelah sempat mengalami beberapa kali penundaan akibat masalah teknis.

Dia menjelaskan, kendala penyelesaian proyek jalan tol Ungaran-Bawen berupa pemindahan tower saluran udara tegangan tinggi (SUTT) yang rawan roboh karena ada tanah longsor di sekitarnya. "Sekarang permasalahan itu sudah selesai diperbaiki dan secara keseluruhan proyek jalan tol Ungaran-Bawen sudah siap. Kami usul agar jalan tol ini diresmikan Presiden," katanya.

Sri menambahkan, jalan tol Semarang-Solo ruas Bawen-Solo sedang dalam proses pembebasan lahan milik warga yang terkena proyek. Rata-rata untuk pembebasan lahan sudah di atas 80% dan jalan tol Semarang-Solo secara keseluruhan ditargetkan selesai pada 2015.

Di sisi lain, Gani mengungkapkan, pihaknya tidak bisa menerjunkan tim prakelaikan jalan tol untuk menguji kesiapan tol Bogor Ring Road (BORR) seksi 2A, menyusul belum ada hal yang bisa dinilai. “Di sana itu dibangun melayang, tapi belum diaspal, jadi belum bisa dinilai dari sisi kesesatan, IRRI, rambu, kesiapan operasi, dan lainnya,” kata dia.

Namun begitu, dia berharap proses pengerjaan jalan tol di Kota Hujan itu bisa segera diselesaikan paling cepat pada akhir Maret ataupun pada April. “Mudah-mudahn bisa bersamaan dengan tol Ungaran-Bawen, kan lebih cepat lebih efisien,” ujarnya.
 
sumber :