javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Senin, 23 Desember 2013

Ruas Tol Solo-Ngawi Terancam Ditender Ulang

"Mereka tidak melakukan pembangunan setelah groundbreaking September".
Mobil melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi II ruas Ungaran-Bawen. (Antara/ R Rekotomo)
VIVAnews - Pemerintah telah mengirimkan surat peringatan kepada PT Solo Ngawi Jaya yang merupakan pemegang konsesi untuk salah satu ruas Trans Jawa yakni Tol Solo-Ngawi.

Surat peringatan ini disampaikan karena badan usaha jalan tol yang sahamnya dimiliki oleh PT Thiess Contractors Indonesia tidak juga melakukan pembangunan setelah peletakan batu pertama dilakukan.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Achmad Gani Ghazaly, ketika ditemui di Jakarta, Senin 23 Desember 2013, mengungkapkan, proses peletakan batu pertama sudah dilakukan beberapa bulan lalu.

"Kami sudah cek mereka tidak melakukan pembangunan setelah groundbreaking pada September lalu," katanya.

BPJT, menurut Gani, sudah mengirimkan surat peringatan cedera janji kepada badan usaha jalan tol itu pada awal pekan lalu. Di dalam surat tersebut, menurut dia, pemerintah meminta penjelasan kenapa pekerjaan tidak juga dilakukan.

Gani menambahkan, dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), badan usaha jalan tol seharusnya bisa mendapatkan persetujuan kredit dari pemimpin sindikasi perbankan untuk pembiayaan jalan tol sepanjang 90 kilometer itu.

Namun, hingga saat ini, tuturnya, tidak ada kabar dari perusahaan, sedangkan di lapangan juga tidak ada pembangunan lebih lanjut. Gani menjelaskan, pemerintah akan memberikan waktu satu bulan agar badan usaha jalan tol itu menjelaskan keadaan yang terjadi.

Jika badan usaha jalan tol itu sudah memberikan alasannya, dia menambahkan, pemerintah akan melakukan evaluasi apakah kesalahan ini disebabkan oleh pemerintah, bank, ataupun badan usaha jalan tol.

"Intinya harus ada laporan yang masuk. Setelah ada laporan masuk, baru kami putuskan selanjutnya bagaimana," tuturnya.

Gani menambahkan, jika badan usaha jalan tol tidak mengirimkan surat mengenai alasan keterlambatan ini, dalam sebulan, pemerintah akan memutuskan cedera janji terhadap badan usaha jalan tol ini.

"Konsekuensinya, bisa saja kami tender ulang atau nanti akan dibangun oleh pemerintah," ungkapnya. (art) 
 
sumber :
viva 

Selasa, 17 Desember 2013

Pekan Depan, JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang Diuji Coba

Proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu - Tanah Abang
di kawasan Sudirman, Jakarta. (sumber: Antara)
Jakarta - Mulai pekan depan, uji coba jalan layang non-tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang akan dilakukan. Untuk pekan ini, pembersihan, pengaspalan dan pemasangan lampu jalan ditargetkan dapat selesai.

"Saat ini, tinggal pembersihan dan pembongkaran alat-alat gendry. Setelah bersih akan ada pengaspalan oleh Dinas PU. Untuk rencana ujicoba merupakan wewenang Dinas PU," kata Direktur Utama Istaka Karya Kasman Mohamad di Jakarta, Selasa (17/12).

Menurut Kasman, pembangunan jalan layang sudah 100 persen selesai. Namun sebelum diujicoba perlu tambahan penerangan serta fasilitas jalan raya lainnya.

Projeck Manager PT Istaka Karya Firman optimistis, pembersihan dan pengaspalan oleh Dinas PU tuntas pekan ini. Sehingga pekan depan jalan layang yang dibangun sejak 2010 silam itu sudah bisa diuji coba.

"Mungkin ujicoba selama sepekan. Selanjutnya peresmian penggunaan permanen pekan selanjutnya. Namun, semuanya bergantung pada Dinas PU," kata Firman.

Untuk mempercepat penyelesaian konstruksi jalan layang tersebut, PT Istaka Karya sudah mendatangkan alat penyangga berat dari Taiwan. Alat ini digunakan untuk mempercepat efektivitas pengerjaan.

Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Agus Priyono Jendro menjelaskan, selama ini pekerja di lapangan hanya bisa bekerja jelang tengah malam. Hal itu dilakukan untuk menghindari kemacetan di kawasan Sudirman.

Dirinya berterimakasih kepada masyarakat yang dapat memahami kondisi kerja selama pembangunan jalan layang non tersebut. Pekerjaan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang terutama di atas jalan protokol Sudirman sangat jauh berbeda dengan paket lainnya.
sumber :

Senin, 16 Desember 2013

Pemerintah Mulai Lelang Jalan Tol Medan-Binjai

Investasi yang dibutuhkan untuk membangun jalan tol ini Rp1,2 triliun.


Pembangunan jalan tol. (Antara/ Indrianto Eko Suwarso)

VIVAnews - Badan Pengatur Jalan Tol berharap pada awal tahun depan sudah bisa melakukan tender untuk jalan tol Medan-Binjai. Tender ini dilakukan menyusul pembebasan tanah pada tahun depan diperkirakan mencapai lebih dari 75 persen .

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Achmad Gani Ghazali, kepada VIVAnews, Jumat 13 Desember 2013, mengungkapkan, saat ini memang pembebasan tanah masih nol persen.

"Tapi, kami sudah mendapatkan izin dari PTPN II yang mempunyai sebagian besar tanah," katanya.

Izin untuk jalan tol sepanjang 15,8 kilometer ini, menurut Gani, baru didapatkan secara lisan, dan tinggal menunggu izin tertulis. Dia memperkirakan biaya pengadaan tanah untuk ruas ini mencapai Rp259 miliar.

"Untuk biaya investasinya diperkirakan memerlukan Rp1,29 triliun," katanya.

Sementara itu, Kasubdit Pengadaan Tanah Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Herry Marzuki, mengatakan, direktoratnya sudah mengurus permasalahan tanah untuk tol ini sejak 2-3 tahun lalu.

Menurut dia, pembebasan tanah diharapkan selesai pada 2014, karena dari 15 kilometer panjang jalan tol ini, lahan sepanjang 12 kilometer adalah milik PTPN II. Dia menuturkan, PTPN sudah menyatakan minat mereka untuk berinvestasi di ruas jalan tol ini.

"PTPN mau ikut nimbrung. Jadi, pada triwulan pertama 2014, tanahnya sudah bebas 12 kilometer. Tinggal mengurus sisa 4 kilometer milik masyarakat," imbuhnya.

Herry menambahkan, untuk sisa tanah sepanjang 4 kilometer, halangannya tidak terlalu berat dan bisa diselesaikan kementerian sembari proses lelang berjalan. (art) 
sumber :
viva 

Tarif Tol Semarang-Solo Naik Mulai Rabu

Ilustrasi jalan tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah berencana menaikkan tarif tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) Rp 1.000–Rp 2.500 untuk setiap kendaraan mulai Rabu (18/12/2013) pukul 00.00 WIB. Bersamaan dengan itu, pemerintah juga menyesuaikan tarif tol Kanci-Pejagan di Jawa Barat.

Kepala Bidang Pengawasan dan Pemantauan BPJT, Abram Elsajaya sebagaimana dikutip laman resmi pemerintahm Setkab.go.id, mengatakan Menteri Pekerjaan Umum (PU) telah menandatangani Surat Keputusan No. 526/KPTS/M/2013 tentang Penyesuaian Tarif Tol Kanci-Pejagan serta SK No. 527/KPTS/M/2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Penyesuaian Tarif Tol Semarang–Solo Seksi I (Semarang Ungaran). “Penyesuaian dilakukan karena kedua ruas tol tersebut dinilai telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang disyaratkan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT),” kata Abram dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/12/2013) lalu.

Abram menyebutkan, seharusnya penyesuaian tarif tol ruas Kanci-Pejagan sudah dilakukan pada 25 Januari 2012 lalu. Namun, imbuhnya, penyesuaian tarif tol tertunda karena belum terpenuhinya SPM jalan tol sebagaimana disyaratkan. PT Semesta Marga Raya (SMR), kata Abram, terus berupaya melakukan perbaikan di lapangan dalam rangka pemenuhan SPM, dan setelah dilakukan evaluasi BPJT, saat ini Kanci-Pejagan telah memenuhi SPM sehingga ruas jalan tol sepanjang 35 km tersebut dapat dilakukan penyesuaian tarif tol.

Sedangkan penetapan tarif tol di ruas Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) yang dilakukan kali pertama pada 10 November 2011, sesuai dengan Keputusan Menteri PU No. 334/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Jalan Tol, Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor, dan Tarif Tol pada Jalan Tol Semarang – Solo Seksi I (Semarang – Ungaran).

Abram menjelaskan, besaran inflasi untuk penyesuaian tarif tol Ruas Jalan Tol Kanci – Pejagan pada periode 1 Januari 2010-31 Desember 2011 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan surat No. 06230.043 pada 26 Januari 2012 perihal Permohonan Data Inflasi Wilayah adalah 10,11 persen. Sedangkan penetapan tarif tol di ruas Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) yang dilakukan kali pertama pada 10 November 2011, sesuai dengan Keputusan Menteri PU No. 334/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Jalan Tol, Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor, dan Tarif Tol pada Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran).

Penyesuaian tarif tol yang berlaku setiap dua tahun sekali ini, lanjut Abram, sudah diatur dalam UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan serta Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang jalan tol yang kemudian diubah dengan PP No. 43 tahun 2013. Regulasi tersebut menyebutkan evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap dua tahun berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi.
Tarif Baru Ruas Tol Semarang-Ungaran
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
6.500
9.500
12.500
15.500
19.000
 Tarif Lama Ruas Tol Semarang-Ungaran
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
5.500
8.500
11.000
14.000
16.500
 Tarif Baru Ruas Tol Kanci-Pejagan
Asal
Perjalanan
Tujuan Perjalanan
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
Kanci
Pejagan
24.000
36.000
48.000
60.000
72.000
Kanci
Ciledug
13.000
19.000
25.500
32.000
38.500
Ciledug
Pejagan
11.000
16.500
22.500
28.000
33.500
Tarif Lama Ruas Tol Kanci-Pejagan
Asal
Perjalanan
Tujuan Perjalanan
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
Kanci
Pejagan
21.500
32.500
43.500
54.500
65.000
Kanci
Ciledug
11.500
17.500
23.000
29.000
35.000
Ciledug
Pejagan
10.000
15.000
20.500
25.500
30.500

 sumber :
solopos

Jumat, 13 Desember 2013

4 Penyebab jalan tol di Indonesia mangkrak puluhan tahun

pembangunan tol ulujami. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Tahun lalu, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melansir, setidaknya ada 24 proyek ruas tol yang tak kunjung diselesaikan atau mangkrak.

Untuk proyek Trans Jawa ada ruas tol Cikampek-Palimana, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Mantingan-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kertosono-Mojokerto, dan Surabaya-Mojokerto.

Di proyek JORR II, ada ruas tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran, Kunciran-Serpong, Serpong-Cinere, Cinere-Cimanggis, Cimanggis-Cibitung, Cibitung-Cilincing.

Ada pula tol Bogor-Antasari, Bogor Ring Road, Ciawi-Sukabumi, Gempol-Pandaan, Gempol Pasuruan, hingga Pasuruan-Probolinggo. Belum lagi tol Trans Sumatera yang sampai sekarang tidak jelas nasib dan kelanjutannya.

Pemerintah mengakui masih sangat membutuhkan bantuan investor buat memperbanyak proyek infrastruktur, khususnya jalan tol. Sebagai langkah konkret menggandeng swasta, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum menawarkan 3 proyek yang siap tender. Jalan tol yang siap dikerjakan dan butuh modal swasta segera adalah jalur Medan-Binjai, Manado-Bitung, dan Pandaan-Malang.

"Kami tawarkan ruas-ruas tol yang mempunyai kelayakan finansial marginal dengan volume lalu lintas awal yang rendah," kata Kepala BPJT Gani Ghazaly Akman di diskusi penjajakan minat pasar, Jakarta, Kamis (12/12).

Gani menjamin insentif pemerintah buat menggairahkan partisipasi swasta. Misalnya, ada dana akuisisi tanah, jaminan pemerintah, serta tersedia viability gap fund yang diberikan dua BUMN, yakni PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia dan PT Sarana Multi Infrastruktur.

Masalah proyek mangkrak sempat diutarakan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Dia mengakui, jika proyek infrastruktur vital ditenderkan, besar kemungkinan proyek tersebut terus mangkrak dan tidak akan selesai. Hatta punya pandangan sendiri soal mangkraknya proyek tol. Dia pernah menyebutkan ada proyek tol yang mangkrak hingga puluhan tahun karena tidak diserahkan ke BUMN.

"Ada tol 20 tahun mangkrak tidak dibangun bangun. Sekarang harus dibangun oleh BUMN. BUMN sekarang juga mengerjakan tol Trans Sumatera, itu harus BUMN," tegas Hatta.

Merdeka.com mencoba merangkum beberapa penyebab proyek infrastruktur berjalan lamban dan beberapa proyek mangkrak.
 

4 Penyebab jalan tol di Indonesia mangkrak puluhan tahun
ilustrasi

1. Pemerintah tidak jago rayu swasta

Merdeka.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional(PPN)/Bappenas memandang, mandegnya beberapa proyek jalan tol dengan swasta merupakan buah dari masalah yang lebih besar. Yakni belum mampunya pemerintah meyakinkan pemodal terkait pembebasan lahan dan kejelasan status pembiayaan negara.

Direktur Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bappenas Bastary Pandji Indra mengatakan, aturan buat melibatkan investor sebetulnya sudah lengkap. Tapi implementasi dalam meyakinkan pemodal sangat lemah.

"Semua kebutuhan peraturan bagaimana kita mengajak swasta sudah lengkap, tapi bagaimana implementasinya. Misalnya sekarang butuh 512 hari untuk membebaskan lahan," ujarnya di sela-sela diskusi penjajakan minat pasar untuk tiga ruas tol, di Jakarta, Kamis (12/12). 
 
4 Penyebab jalan tol di Indonesia mangkrak puluhan tahun
ilustrasi
2. Pembebasan lahan

Merdeka.com - BPJT Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan, hambatan paling besar dalam pembangunan proyek tol adalah pembebasan lahan. BPJT mencontohkan, pembebasan lahan ruas tol Manado-Bitung baru 35 persen, dan selama ini hanya mengandalkan APBD.

Buat jalur ke kawasan ekonomi khusus ini, Gani tak terlalu berharap banyak. Penawaran pada investor juga akan dibikin dengan skema cicilan. "Manado-Bitung sedang diupayakan bebas sampai 13,5 kilometer, baru kita lelang, sisanya sambil jalan," tutupnya. 
 


3. Mangkrak di meja presiden

Merdeka.com - Hutama Karya dan tiga BUMN karya lainnya menyatakan siap menggarap semua ruas tol Trans Sumatera. Sebagai tanda keseriusan, BUMN karya ini sampai membentuk dua anak usaha lagi.

Direktur Pengembangan Hutama Karya, Budi Rachmat Kurniawan bulan lalu mengatakan pembentukan anak usaha ini akan direalisasikan jika Perpres penunjukan pengelola jalan tol disahkan. Saat ini Perpres itu masih belum disahkan presiden.

"Ini efektif ketika Perpres sudah keluar, kami sudah siap semuanya. Tinggal tunggu Perpres saja," ujarnya.

Karena terus mangkrak, BPJT Kementerian Pekerjaan Umum bersiap melelang ruas tol Medan-Binjai pada swasta yang berminat. Jalur itu adalah rangkaian Trans Sumatera yang kabarnya bakal digarap oleh konsorsium BUMN pimpinan PT Hutama Karya.

Sampai sekarang, pembangunan tak berjalan, karena Hutama Karya menunggu peraturan presiden (perpres) terkait penugasan membangun jalan tol tersebut.

Kepala BPJT Gani Ghazaly Akman mengaku bukan tidak sabar menunggu perpres keluar. Tapi Hutama Karya, kata dia, baru ditugaskan jika memang tidak ada swasta berminat. Itu sebabnya, pelelangan ruas Medan-Binjai tetap akan digelar tahun depan. 


ilustrasi
4. Tak ada dana

Merdeka.com - Masalah dana dari pihak swasta juga menjadi penyebab mangkraknya beberapa proyek tol. Beberapa waktu lalu, Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) menyebutkan, banyak tol yang seharusnya digarap Grup Bakrie, ternyata mangkrak.

Dia menyebutkan, jalan tol Pejagan-Pemalang proses pembebasan lahannya terhenti. "Progres terakhir itu 29 persen, tapi itu terhenti awal tahun, nggak ada dananya. Mandek di pembiayaan," jelasnya.

Ruas tol Ciawi-Sukabumi juga terhenti sejak Agustus 2012 karena masalah yang sama. Sedikitnya ada 6 ruas tol yang seharusnya dikerjakan Grup Bakrie, terhenti karena masalah pendanaan. "Ciawi-Sukabumi, Pejagan- Pemalang, Batang-Semarang 1 dan 2, Pasuruan-Probolinggo, Cimanggis- Cibitung," ucapnya. 
 
sumber :

Rabu, 11 Desember 2013

Mulai 18 Desember, Tarif Tol Semarang-Solo dan Tol Kanci-Pejagan Naik Rp 1.000-Rp 2.500

Pintu Tol Banyumanik Ruas Tol Semarang Ungaran
Terhitung mulai 18 Desember 2013 pukul 00.00, pemerintah menyesuaikan tarif tol Kanci-Pejagan di Jawa Barat dan tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran), rata-rata Rp 1.000 – Rp 2.500 per kendaraan.

Kepala Bidang Pengawasan dan Pemantauan BPJT, Abram Elsajaya mengatakan, Menteri Pekerjaan Umum (PU) telah menandatangani Surat Keputusan No. 526/KPTS/M/2013 tentang Penyesuaian Tarif Tol Kanci-Pejagan serta SK No. 527/KPTS/M/2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Penyesuaian Tarif Tol Semarang – Solo Seksi I (Semarang Ungaran).

“Penyesuaian dilakukan karena kedua ruas tol tersebut dinilai telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang disyaratkan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT),” kata Abram dalam konperensi pers di Jakarta, Rabu (11/12).

Abram menyebutkan, seharusnya penyesuaian tarif tol ruas Kanci-Pejagan sudah dilakukan pada 25 Januari 2012 yang lalu. Namun penyesuaian tarif tol tertunda karena belum terpenuhinya SPM jalan tol sebagaimana disyaratkan.

PT Semesta Marga Raya (SMR), kata Abram, terus berupaya melakukan perbaikan di lapangan dalam rangka pemenuhan SPM, dan setelah dilakukan evaluasi BPJT, saat ini Kanci-Pejagan telah memenuhi SPM sehingga ruas jalan tol sepanjang 35 Km tersebut dapat dilakukan penyesuaian tarif tol.

Sedangkan penetapan tarif tol di ruas Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang – Ungaran) yang dilakukan pertama kali pada 10 November 2011, sesuai dengan Keputusan Menteri PU Nomor 334/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Jalan Tol, Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor, dan Tarif Tol pada Jalan Tol Semarang – Solo Seksi I (Semarang – Ungaran).

Abram menjelaskan, besaran inflasi untuk penyesuaian tarif tol Ruas Jalan Tol Kanci – Pejagan pada periode 1 Januari 2010 – 31 Desember 2011 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan surat Nomor 06230.043 pada 26 Januari 2012 perihal Permohonan Data Inflasi Wilayah adalah 10,11 persen.

Sedangkan penetapan tarif tol di ruas Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang – Ungaran) yang dilakukan pertama kali pada 10 November 2011, sesuai dengan Keputusan Menteri PU Nomor 334/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Jalan Tol, Pengoperasian, Golongan Jenis Kendaraan Bermotor, dan Tarif Tol pada Jalan Tol Semarang – Solo Seksi I (Semarang – Ungaran).

Penyesuaian tarif tol yang berlaku setiap dua tahun sekali ini, lanjut Abram, sudah diatur dalam UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan serta Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang jalan tol yang kemudian diubah dengan PP No. 43 tahun 2013. Regulasi tersebut menyebutkan evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap dua tahun berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi. (Puskom PU/ES)
Tarif Baru Ruas Tol Kanci-Pejagan
Asal
Perjalanan
Tujuan Perjalanan
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
Kanci
Pejagan
24.000
36.000
48.000
60.000
72.000
Kanci
Ciledug
13.000
19.000
25.500
32.000
38.500
Ciledug
Pejagan
11.000
16.500
22.500
28.000
33.500

Tarif Lama Ruas Tol Kanci-Pejagan
Asal
Perjalanan
Tujuan Perjalanan
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
Kanci
Pejagan
21.500
32.500
43.500
54.500
65.000
Kanci
Ciledug
11.500
17.500
23.000
29.000
35.000
Ciledug
Pejagan
10.000
15.000
20.500
25.500
30.500

Tarif Baru Ruas Tol Semarang-Ungaran
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
6.500
9.500
12.500
15.500
19.000

Tarif Lama Ruas Tol Semarang-Ungaran
Besarnya Tarif Tol (Rp)
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
5.500
8.500
11.000
14.000
16.500



Editor :
Soklin_Pojok Soklin


sumber :
sekretariskabinet

TMJ akan tambah SDM percepat tol Bawen-Solo

ilustrasi/ist
Sindonews.com - Manajer Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng (TMJ), Ari Nugroho mengatakan, pihaknya akan mengusulkan penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mempercepat pembebasan lahan jalan tol Bawen-Solo.

"Jadi usul saya memang perlu penambahan SDM. Sehingga pembebasan bisa cepat selesai," kata dia, Rabu (11/12/2013).

Ari mengakui terkendalanya pembebasan lahan lantaran keterbatasan SDM. Di mana jumlah personil di lapangan yang melaksanakan pembebasan lahan tidak sebanding dengan luas lahan yang dibebaskan.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Sasmito menyatakan, pembangunan jalan tol memang terkendala pada pembebasan tanah. Semestinya pemerintah sudah memahami kendala tersebut, sehingga perlu menyiapkan payung hukum berupa UU menyangkut masalah tanah yang terkena pembangunan infrastruktur.

"Semestinya pemerintah pusat menyiapkan UU menyangkut masalah tanah yang terkena infrastruktur sebagai payung hukum. Sebab jalan tol itu program nasional jadi harus serius penanganannya," ujar Sasmito.

Sementara, pembebasan lahan jalan tol di Kota Salatiga hingga saat ini belum tuntas. Sejumlah warga terkena proyek (WTP) di Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga belum sepakat dengan harga ganti rugi yang ditetapkan tim appraisal.

Mereka menuntut adanya persamaan harga. Pasalnya, harga lahan mereka lebih rendah ketimbang harga lahan yang sama di daerah lain. Padahal, kondisi lahan mereka lebih bagus dari lahan yang dihargai lebih tinggi dari lahan mereka.

Salah seorang WTP, Cicik Anggoro menuturkan, ada perbedaan harga yang sangat mencolok antara harga tanah persawahan zona II di daerah Kauman Kidul dengan harga tanah sawah zona II di daerah Tingkir Tengah. Harga tanah sawah zona II di Kauman Kidul diharga senilai Rp200.000 per m2. Sementara harga sawah zono II di Tingkir Tengah dihargai Rp310.000 per m2.

Padahal, sambung Cicik, letak sawah zona II di daerah Kauman Kidul lebih dekat dengan jalan. Selain itu, kondisinya juga lebih bagus ketimbang sawah di daerah Tingkir Tengah.

"Anehnya, kenapa harga sawah zona II di Kauman Kidul lebih rendah ketimbang di Tingkir Tengah. Ini kan aneh dan secara logika jelas tidak masuk akal," tandasnya.
 
sumber :

Pembangunan jalan tol Bawen-Solo molor

ilustrasi : Peta Jaringan Proyek Tol Semarang Solo
Sindonews.com - Pembangunan fisik jalan tol Bawen-Solo molor dari jadwal yang sudah ditetapkan dalam perencanaan mega proyek tersebut. Karena pembebasan lahan hingga saat ini belum selesai.

Manajer Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng (TMJ), Ari Nugroho menjelaskan, sebenarnya pembebasan lahan jalan tol mulai dari Bawen hingga Solo selesai akhir Desember 2012. Namun hingga saat ini pembebasan lahan belum selesai, sehingga tahapan proses pembangunan jalan tol molor dari target.

"Sesuai perencanaan, pembebasan lahan selesai pada Desember 2012. Kemudian dilanjutkan dengan tender proyek pada Februari 2013 dan pembangunan fisik dilaksanakan pada 2014. Tapi karena hingga sekarang pembebasan lahan belum selesai, tender belum bisa dilaksanakan dan pengerjaan fisiknya molor," katanya, Rabu (11/12/2013).

Menurutnya, pembangunan fisik jalan tol Bawen-Solo akan dilaksanakan secara serentak. Namun, pekerjaan baru bisa dilaksanakan setelah lahan dibebaskan dan sudah ada pemenang tender atau penyedia jasa konstruksi (rekanan) pelaksana.

Dia mengatakan, sejauh ini pembebasan lahan jalan tol Bawen-Solo yang dilakukan Tim Pengadaan Tanah (TPT) Jateng dan Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kabupaten Semarang belum mencapai 75 persen. Sesuai peraturan, sebelum pembebasan lahan mencapai 75 persen, lelang tender belum bisa dilakukan.

"Jadi kami baru akan melakukan lelang tender setelah pembebasan lahan mencapai 75 persen. Kalau saat ini dilelang kasihan kontraktor karena tidak bisa bekerja, sementara harga bahan bangunan naik," ucapnya.

Ari mengakui terkendalanya pembebasan lahan lantaran keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Jumlah personil di lapangan yang melaksanakan pembebasan lahan tidak sebanding dengan luas lahan yang dibebaskan.

Luas lahan total yang terkena pembangunan jalan tol Bawen-Solo mencapai 49.95 kilometer. "Lahan di Kabupaten Semarang yang terkena tol Bawen-Solo seluas 30 kilometer dan seluruhnya belum terbebaskan. Sedangkan di Kota Salatiga seluas 2 kilometer sudah dibebaskan dalam waktu empat bulan," beber Ari.
 
sumber :

Senin, 09 Desember 2013

Jalan Tol Ungaran-Bawen Dibuka Awal Januari 2014

Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Selesaikan Jalan Tol: Jembatan jalan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen kilometer
19-100, di Kelurahan Lemahireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jateng,
sudah selesai diperbaiki setelah retak beberapa pekan terakhir, Selasa (2/7/2013).
Jalan tol Semarang-Solo sesi II Ungaran-Bawen masih tersisa 1.000 meter pengerjaan
yakni 700 meter di Kelurahan Lemahireng dan 300 meter Kelurahan Kandangan.
Jalan tol tersebut ditargetkan selesai sebelum lebaran 2013.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kepala Dinas Bina Marga Jawa Tengah, Bambang Nugroho menyampaikan, jalan tol Ungaran-Bawen sampai saat ini tidak mungkin diselesaikan hingga akhir Desember 2013.

Bambang menilai, kemungkinan besar jalan tol yang memiliki panjang 11,9 kilometer itu diresmikan awal Januari 2014.

"Bulan ini saya rasa masih belum bisa. Kemungkinan awal Januari sudah selesai semuanya," jelas dia kepada Tribun Jateng, seusai sidang paripurna di Gedung Berlian, Jalan Pahlawan Semarang, Senin (9/12/2013).

Bambang mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan pengkajian keberadaan tower yang ada di bukit dekat jalan tol itu.

"Apakah berbahaya atau tidak. Sekarang kami masih melakukan pengkajian dan sejauh ini tower aman. Apalagi melihat kapasitas jalannya juga cukup," jelasnya.

Dia mengaku, jalan tol Ungaran-Bawen tersebut termasuk jalan bebas hambatan yang menggunakan teknologi tinggi.

"Jenis batuannya yang dilalui ini berbeda, sehingga jalan tol ini menggunakan high tech dan tidak ada jalan tol yang seperti ini di Indonesia," kata dia.

Proyek jalan tol yang saat ini sudah selesai sekitar 98 persen itu, kata dia, bakal mendapatkan uji coba dari Kementerian Perhubungan.

"Setelah kementerian masuk untuk uji coba, ya sudah bisa dibuka. Waktunya tidak lama, dulu waktu jalan tol Semarang-Ungaran juga cepat kok," kata dia. 
 
sumber :

Kamis, 05 Desember 2013

Tol Ungaran-Bawen Molor Lagi, Baru Rampung Februari 2014

ilustrasi
SEMARANG, suaramerdeka.com - Proyek Jalan Tol Semarang-Solo seksi II Ungaran-Bawen kembali molor. Diperkirakan pekerjaan baru rampung seluruhnya pada Februari 2014.

Direktur Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng Ari Nugroho mengatakan, molornya pekerjaan dikarenakan adanya longsor tebing dan tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) yang miring hampir ambruk di tebing Lemah Ireng, Ungaran, Kabupaten Semarang. "Jadi ya mundur, diprakirakan Februari 2014 baru selesai," katanya.

Untuk tower sutet saat ini sedang ditangani. PT PLN mengalihkan tegangan ke tower sementara dan mencopoti tower yang hampir ambruk tersebut. Hal itu dilakukan agar pekerjaan jalan tol dapat segera diteruskan. "Sudah dibuat tower sementara, yang permanen belum. Yang mau ambruk itu sedang dicopoti, tapi belum selesai," katanya.

Dengan mundurnya jadwal, maka pembukaan jalan tol Ungaran-Bawen belum diketahui. Kementerian Pekerjaan Umum telah menginformasikan bahwa jalan tol tersebut akan dibuka oleh Presiden Susilo bambang Yudhoyono. "Tapi masih belum tahu jadwal presiden, kami menunggu informasi selanjutnya," katanya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang ditemui menyatakan dirinya sudah ragu pekerjaan pembangunan bisa rampung akhir tahun 2013 sesuai target semula. "Kalau melihat kondisi di lapangan, saya ragu bisa rampung sesuai target, akhir tahun ini," katanya di Gedung Berlian DPRD Jateng, Rabu (4/12).

Gubernur meminta penanganan tower dilaksanakan secepat mungkin agar pekerjaan pembangunan tol dapat segara selesai. Menurut dia, progres pembangunan tol seksi Ungaran-Bawen ini sebenarnya tinggal menyisakan 150 meter, yakni di kawasan lokasi tower. "Tinggal menunggu itu sedikit, maka secepatnya harus diselesaikan," tandasnya.

Meski demikian, Ganjar menyatakan tetap akan berupaya melakukan percepatan penyelesaian jalan tol Ungaran-Bawen. "Pekan depan saya turun ke lapang dan mengundang pihak-pihak terkait pembangunan jalan tol Ungaran-Bawen, mencari solusi supaya pekerjaan tetap bisa rampung sesuai target," ungkap gubernur.
 
sumber :

TOL UNGARAN-BAWEN : Gubernur Ragu Tol Semarang-Solo II Rampung 2013


Sejumlah kendaraan melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi II 
ruas Ungaran-Bawen, di Kabupaten Semarang, Jateng, Kamis 
(15/8). Setelah difungsikan sementara selama arus mudik dan 
arus balik Lebaran, jalan tol sepanjang 11,95 kilometer itu 
akan ditutup kembali pada Sabtu (17/8) untuk kelanjutan 
penyelesaian pengerjaannya. (Dok/JIBI/Solopos/Antara)
 
Solopos.com, SEMARANG-Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo ragu pekerjaan pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi II Ungaran-Bawen bisa rampung sesuai target, akhir tahun 2013.

Keraguan ini, menurut Ganjar karena masih adanya beberapa kendala pekerjaan di lapangan yang belum bisa diselesaikan sampai sekarang.

”Kalau melihat kondisi di lapangan, saya ragu [tol Ungaran-Bawen] bisa rampung sesuai target, akhir tahun ini,” katanya kepada wartawan seusai menghadiri rapat paripurna penetapan APBD Jateng 2014 di Gedung Berlian, Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Rabu (4/12/2013).

Salah satu kendala yakni adanya tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) yang berada di tebing Lemah Ireng, Ungaran.
Tower Sutet itu kondisinya rawan roboh, sehingga perlu dilakukan upaya pemasangan pondasi atau paku untuk menahan supaya tidak roboh yang bisa membahayakan pengguna jalan tol.

Meski merasa ragu bisa rampung pada akhir 2013, Ganjar menyatakan tetap akan berupaya melakukan percepatan penyelesaian jalan tol Ungaran-Bawen.

”Pekan depan saya turun ke lapang dan mengundang pihak-pihak terkait pembangunan jalan tol Ungaran-Bawen, mencari solusi supaya pekerjaan tetap bisa rampung sesuai target,” ungkap gubernur.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan sebelumnya, juga memastikan jalan tol Ungaran-Bawen sepanjang 11, 73 km tersebut sudah berfungsi pada akhir tahun 2013.

Menurut Dahlan, dirinya telah meninjau langsung jalan bebas hambatan tersebut yang secara fisik sudah jadi. ”Tinggal dilakukan pengeprasan lereng gunung batu, tapi akhir tahun ini selesai,” kata dia.

Seperti diketahui, sesuai target, proyek jalan tol Ungaran-Bawen seharunya diserahterimakan dari kontraktor kepada PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola tol Semarang-Solo pada Oktober 2013.

Setelah itu, akan dilaporkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk dilakukan kajian kondisi jalan tol tersebut.
Bila Kementerian PU menyatakan baik, maka jalan tol Ungaran-Bawen bisa dioperasikan selambatnya pada Desember 2013.

Meski belum rampung pihak, TMJ pada pada Agustus lalu telah melakukan uji coba jalan tol Ungaran-Bawen selama 16 hari pada H-7 hingga H+7 Lebaran 2013. 
 
sumber :