javascript:void(0)

your direction from here


View tol semarang ungaran in a larger map
happy chinese New Year 2021

cari di blog ini

Jumat, 28 Juni 2013

Jasa Marga: Jalan Tol Ungaran-Bawen Tak Ambles


Jasa Marga berharap jalan tol itu bisa digunakan saat arus mudik.

Gerbang tol Semarang-Ungaran. (Antara/ R Rekotomo)


VIVAnews - PT Jasa Marga Tbk membantah jika jalan tol Ungaran-Bawen yang sedang dikerjakan saat ini ambles. Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga, Abdul Hadi, Jumat 28 Juni 2013, menegaskan, jalan tol tersebut masih dalam tahap penyelesaian dan juga pengecekan di seluruh titik.

"Bukan ambles, di tol tersebut memang sedang ada pengecekan kondisi jalan dalam masa penyelesaian dan di sana ada list apa saja yang harus dicek," kata Hadi ketika dihubungi VIVAnews di Jakarta.

Dalam pengecekan itu, Hadi mengungkapkan, ada jalan-jalan yang memang dibuka. Kemungkinan, ketika dibuka, ada pihak yang melihat jalan tol yang memang masih dalam proyek pemeliharaan tersebut seperti ambles.

Saat ini, proyek jalan tol sepanjang 11,9 kilometer itu, menurut Komisaris Utama PT Marga Lingkar Jakarta ini, dalam masa penyerahan kelayakan kepada Badan Pengatur Jalan Tol. Untuk itu pengecekan terhadap beberapa titik terus dilakukan.

"Itu hanya melihat di mana saja yang mesti diperbaiki," katanya.

Target perseroan, menurut Hadi, tetap bisa mengoperasikan jalan tol yang menjadi bagian dari jalan tol Semarang-Solo itu untuk membantu arus mudik tahun ini. Pekerja juga sedang berpacu dengan hujan yang mengganggu proses konstruksi.

"Saya sudah double check proyek itu dan masih optimistis. Kami tetap ingin Lebaran bisa digunakan agar bisa dipakai masyarakat yang mudik," katanya.

Sebelumnya diberitakan, jalan tol yang belum rampung ini mengalami ambles di kilometer 24+800. Amblesnya jalan tersebut memiliki panjang 10 meter dan lebar 4 meter yang berlokasi di lingkungan Ngobo, Bergas, Kabupaten Semarang. (sj)

sumber :
viva 

Tol Ambles Undang Perhatian Dewan


TINJAU LOKASI: Anggota Komisi D Hadi Santoso, ketika meninjau
ruas tol ungaran-bawen yang ambles di Km 24,9, Jumat (28/6).
(suaramerdeka.com / Eko Wahyu Budiyanto)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Amblesnya ruas tol Ungaran-Bawen mengundang perhatian kalangan dewan. Cuaca yang ekstrem ditengarai sebagai penyebab kejadian ini.

“Pada ruas ini memang rawan retak. Ketika curah hujan tinggi, maka kadar air juga akan tinggi. Akibatnya proses settlement (pemasatan/penurunan tanah) akan sangat besar,” jelas anggota komisi D DPRD Provinsi Jateng, Hadi Santoso ST MSi dalam keterangannya kepada wartawan, usai mengunjungi ruas tol Ungaran-Bawen di Km 24,9, Jumat (28/6).

Kepadatan tanah di lokasi ambles, menurut Hadi, kurang dari 96 persen. Penurunan tanah mencapai hingga 1,5 sentimeter.

“Bisa jadi karena lokasinya merupakan lahan urugan (cut and fill), sehingga faktor porositas tanah menyebabkan konstruksi sangat labil,” tegas politisi muda PKS tersebut.

Untung ambles ruas tol ini terjadi pada saat masa underconstruction sehingga bisa langsung diperbaiki. Walaupun diakui Hadi, secara teknis perlu upaya keras untuk menyelesaikannya Apalagi di tengah cuaca ekstrem yang melanda Semarang saat ini.

Pihaknya, menghimbau pihak kontraktor segera bertindak cepat. Salah satunya dengan dengan membuat drainase vertikal dan horizontal. Hal ini untuk mengurangi geseran atau pergerakan tanah, jelas Hadi yang juga merupakan alumnus teknik sipil dan lingkungan tersebut.

Di sisi lain, pria kelahiran Wonogiri ini, meminta Trans Marga Jateng bisa lebih waspada dan mengecek semua ruas, sehingga sebelum H-10 lebaran sudah siap dan aman dilalui kendaraan.
sumber :

Landasan Tol Ungaran-Bawen KM 24-800 Retak dan Amblas


DITUTUP TERPAL: Titik lokasi retak dan pembongkaran beton
landasan tol Ungaran-Bawen tepatnya di KM 24-800 ditutup terpal
untuk menghindari basah karena terkena air hujan.
(suaramerdeka.com / Ranin Agung)

UNGARAN, suaramerdeka.com - Meski belum dioperasikan secara resmi oleh PT Trans Marga Jateng (TMJ), jalan tol Ungaran-Bawen tepatnya di KM 24-800 mengalami retak memanjang bahkan di sekitar titik retakan juga terlihat sedikit amblas.

Oleh pekerja proyek, titik yang rusak tersebut langsung diperbaiki dengan cara membongkar beton cor sebelum memperbaharuinya kembali dengan cor baru.
concreete barrier retak

"Perbaikan sudah dilakukan sejak tiga hari lalu, hanya saja karena sering turun hujan pimpinan kami menginstruksikan untuk dihentikan sementara menunggu lokasi kering kembali," kata salah satu pekerja, Yasir (40) ketika ditemui di lokasi pekerjaan, Kamis (27/6).

Informasi yang dihimpun suaramerdeka.com menyebutkan, kerusakan landasan jalan tol terjadi karena adanya air hujan yang mengalir diantara celah beton dan bahu jalan yang berlapis aspal.

Untuk menghindari kerusakan semakin panjang, pekerja kemudian membongkar beton landasan setebal lebih kurang 40 sentimeter dengan panjang 10 meter dan lebar 4 meter.

Komisaris Utama PT TMJ, Danang Atmodjo saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengaku belum mengetahui perihal kerusakan landasan yang berlokasi di wilayah Beji, Ungaran Timur tersebut. Pihaknya berjanji secepatnya akan melakukan pengecekan di lapangan untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Lokasi tersebut masih dalam proses pengerjaan, kemungkinan masih ada perbaikan atau pemeliharan tetapi saya juga lupa siapa kontraktornya. Kalau tidak PT Waskita ya PT Pembangunan Perumahan, coba nanti saya cek dahulu detailnya," ujarnya.

Ditambahkan Danang, PT TMJ sudah melakukan berbagai kajian dan menyatakan jalan tol Semarang-Ungaran dan Ungaran-Bawen aman dilalui kendaraan kecil dan berat. ( Ranin Agung / CN37 / SMNetwork )

sumber :

Rabu, 26 Juni 2013

Ini Dua Jalan Terbaru yang akan Perlancar Arus Mudik 2013


ilustrasi

  Jakarta - Pemerintah telah menyiapkan operasi terpadu untuk untuk menghadapi arus Lebaran tahun ini. Setidaknya ada dua jalan yang siap menambah kapasitas jalan saat arus mudik mendatang.

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menyatakan dua proyek tersebut adalah ruas Tol Ungaran-Bawen sepanjang 11 Km dan Simpang Gentong (Jawa Tengah).

"Proyek baru di tahun ini hanya ada di Simpang Gentong dan ruas tol Ungaran-Bawen," ujarnya usai rapat koordinasi dengan Kemenhub dan Polri di Gedung Kemenhub, Rabu (26/6/2013)

Djoko menjelaskan pembenahan ruas jalan Simpang Gentong sudah dilakukan dari tahun lalu. Namun tahun ini sudah diperkirakan dapat berungsi optimal. "Simpang gentong kita harapkan tahun ini sudah berjalan lebih baik dari tahun lalu,"ujarnya.

Sementara itu untuk ruas jalan tol Ungaran-Bawen yang merupakan bagian dari jalan tol Semarang- Solo juga telah rampung beberapa waktu lalu. "Tol Ungaran-Bawen itu sudah rampung dan siap digunakan," sebut Djoko.

Sedangkan untuk ruas jalan yang belum selesai, menurut Djoko akan diupayakan sampai pada titik bisa dilalui. Sehingga sebelum H-5, semua pekerjaan akan ditinggalkan.

"Jadi jalan-jalan yang belum selesai kita ingin itu sebelum H-5 itu sudah selesai. Kalau belum itu kita paksakan untuk bisa dilalui saja sementara. Tapi tidak meninggalkan bekas atau malah menjadi halangan yang menyebabkan kemacetan," katanya.
 
sumber :

Jalan Rusak Tak Hanya Tanggung Jawab Bina Marga

ilustrasi
SEMARANG, suaramerdeka.com - Kadinas Bina Marga Jateng Bambang NK mengatakan banyaknya jalan rusak karena diakibatkan oleh curah hujan yang masih tinggi di wilayah Jateng. Namun, ia menegaskan itu bukan berarti menjadi alasan bagi Bina Marga untuk tidak memperbaiki jalan yang rusak.

Diungkapkan Bambang, banyak lokasi yang saat ini tengah menjadi perhatian Bina Marga. "Tidak hanya perbaikan, tapi sebagian juga pelebaran jalan," jelasnya dalam perbincangan bersama radioidola.FM, Rabu (26/6) pagi.

"Jalan tol Semarang-Solo-Bawen ditargetkan pada Lebaran nanti sudah bisa digunakan, dan pada tahun 2014 akan kembali dilanjutkan pengerjaannya. Selain itu Bina Marga saat ini juga tengah mengawasi beberapa ruas jalan seperti akses ke Bandara Ahmad Yani," imbuhnya.

Ia juga mengungkapkan ke depan Bina Marga akan mempunyai skala prioritas seperti produksi, "Saat ini yang menjadi perhatian pihak kami adalah jalan Pantura sepanjang 2 KM, mudah-mudaha akan segera baik," katanya.

Sementara, disinggung mengenai kerusakan jalan karena tonase kendaraan, Bambang menegaskan, "itu ada campur tangannya dengan kepolisian dan Dishubkominfo. Jadi bukan hanya tanggung jawab Bina Marga."

Seperti diketahui, jumlah kendaraan melebihi tonase yang sulit ditekan masih berdampak pada kerusakan jalan hingga mengakibatkan kerugian pemerintah daerah dan semua pihak yang membutuhkan sarana transportasi.

Suharto Abdul Majid, pengamat transportasi dari Sekolah tinggi manajemen transportasi Trisakti Jakarta mengatakan hal tersebut dikarenakan pihak terkait, seperti Dishubkominfo dan Satlantas lemah dalam pengawasan kebijakan di lapangan.

Ia mencontohkan petugas di jembatan timbang yang meloloskan kendaraan yang over tonase. "Karena beban muatan kendaraan yang berlebih inilah yang mengakibatkan jalan jadi cepat rusak," jelasnya dalam perbincangan dengan radioidola.FM, Rabu (26/6).
 
sumber :

Tanah Diserobot Jalan Tol, Petani Protes


Petani protes gara gara proyek Jalan Tol Solo-Kertosono menyerobot
tanahnya. Dok.Timlo.net/ Nanin
Boyolali — Puluhan petani di wilayah Kecamatan Ngemplak, Boyolali memprotes penyerobotan tanah oleh proyek jalan tol Solo-Kertosono. Selain itu, petani juga memprotes saluran irigasi rusak dan material proyek yang meluber ke areal pertanian. Kondisi ini mengakibatkan pemilik lahan tidak bisa menanaminya.

Areal pertanian yang diserobot proyek jalan tol berada di Kecamatan Ngemplak, diantaranya Desa Donohudan, Sindon, Ngesrep, Pandeyan, dan Sawahan. Petani di lima desa tersebut saat ini tidak bisa mengelola tanah mereka akibat luberan material dan aktivitas pekerja proyek. Padahal lahan di sekitar proyek merupakan lahan produktif. Yang lebih disayangkan lagi, selama ini pihak pelaksana proyek belum pernah membicarakan hal itu.

“Petani sama sekali belum pernah diajak rembukan, tahu-tahu sudah seperti ini, kita sudah menyampaikan keluhan tapi tidak dipedulikan,kita rencananya mau lapor presiden,” ancam Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air Ngemplak, Samidi, saat melakukan tinjauan ke lokasi, Jumat (25/1).

Terkait dengan saluran irigasi yang terlalu sempit, dikhawatirkan nanti akan menganggu suplai air untuk mengairi areal persawahan. Saluran yang ada dinilai tidak sesuai ketentuan, dimana untuk ketentuan lebar saluran 1 meter dan pembuangan dibuat secara terbuka. Namun, kenyataan di lapangan, saluran irigasi kurang dari 1 meter dan pembuangan tertutup. Kondisi ini nantinya akan menyulitkan petani membersihkan endapan.

Sugeng Mulyono, petugas pembantu Koperbal PSDA wilayah Gandul menambahkan, kondisi irigasi tersebut akan merugikan petani. Hal ini karena jika gorong-gorong irigasi dibangun sempit dan tertutup, maka sulit untuk dibersihkan dan sangat mudah mampat.
 
sumber :

Senin, 24 Juni 2013

Jasa Marga Gratiskan Tol Ungaran-Bawen Saat Arus Mudik


Diperkirakan selesai pada H-7 dan langsung dioperasikan gratis.
Gerbang tol Ungaran. (Antara/ R Rekotomo)
VIVAnews - PT Jasa Marga Tbk akan menggratiskan ruas tol Ungaran-Bawen dalam arus mudik 2013 sebagai kontribusi perusahaan kepada masyarakat. Setelah lebaran, Jasa Marga akan menutup ruas tersebut untuk pengujian tarif.

Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman, Senin 24 Juni 2013, menjelaskan, pekerjaan fisik ruas tol Ungaran-Bawen akan selesai pada H-7 dan langsung dioperasikan tanpa dipungut tarif tol.

Adit menjelaskan, niat ini untuk membantu arus mudik terutama Semarang Selatan. Namun, niat Perusahaan masih harus menunggu izin dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Pengatur Jalan Tol.

Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga, Abdul Hadi, menjelaskan pembebasan lahan sudah 100 persen dan diharapkan konstruksi akan selesai pada H-7 di tengah anomali cuaca.

"Kita usahakan terus agar bisa menjadi hadiah untuk masyarakat saat mudik nanti," katanya.

Niat Jasa Marga ini sejalan dengan pernyataan Kepala BPJT, Achmad Gani Ghazali, yang menyatakan jalan tol ini akan dibuka pada lebaran tanpa dikenai tarif tol. Pasalnya, untuk memasang tarif jalan tol harus melewati evaluasi gabungan dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum. (adi) 

sumber :

Kamis, 20 Juni 2013

TOL SOKER : Jembatan Kabel, Point of Interest Kota Solo

BOYOLALI – Bangunan cabble stay (jembatan kabel) yang akan segera digarap PT Adhi Karya pada proyek Tol Solo-Kertosono di Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali diproyeksi menjadi point of interest (pusat perhatian) Kota Solo. Pasalnya, jembatan tersebut juga menjadi pintu gerbang jalan tol untuk keluar atau masuk Kota Solo.

Pelaksana proyek PT Adhi Karya, Budi Utomo, 32, ketika ditemui Solopos.com di lokasi proyek, Selasa (18/6/2013), mengatakan jembatan itu nanti akan menghubungkan antara bagian di sebelah selatan [dekat dengan Balaidesa Sawahan] yang rencananya akan difungsikan sebagai gerbang tol dengan tumpuan beton di sebelah utara. Selanjutnya, dari tumpuan tersebut akan dibangun jalan melingkar yang menyambung dengan jalan tol utama di bawah jembatan.

“Tak seperti gerbong tol pada umumnya yang hanya memiliki satu fungsi, keluar atau masuk. Gerbang tol yang nanti dibangun di selatan jembatan kabel berfungsi sebagai gerbang tol masuk dan gerbang tol keluar. Tak heran, jembatan kabel nanti akan menjadi point of interest Kota Solo,” terangnya.

Menurutnya, kendaraan dari luar kota yang menuju Solo akan melewati jalan melingkar pada tumpuan di sebelah utara Tol Soker. Kendaraan kemudian bergerak menuju gerbang tol di sebelah selatan melalui jembatan kabel. Sementara, kendaraan dari Solo yang akan keluar kota akan diarahkan melewati jalan cabang di sisi barat dan timur jembatan kabel menuju jalan tol utama.

“Jembatan itu nanti akan dipasangi lampu-lampu yang akan dinyalakan pada malam hari. Saya yakin, pemandangannya akan sangat indah. Jembatan itu juga akan jadi ikon Kota Solo meski berada di wilayah Boyolali,” terangnya.

Ia menambahkan, cabble stay untuk jalan tol kali pertama diaplikasikan di Tol Soker. Ia mengaku telah mendapat mandat langsung dari pimpinan PT Adhi Karya untuk mengerjakan proyek itu sesempurna mungkin.

Sebelumnya, PT Adhi Karya sebagai kontraktor pembuatan cabble stay pada proyek Tol Soker mulai menutup akses masuk tol di Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Selasa. Warga mendukung penutupan jalan tol karena jalan tersebut sering dimanfaatkan untuk balapan liar.
 
sumber :

Rabu, 19 Juni 2013

Jika Tak Selesai Saat Mudik, Tol Ungaran-Bawen Gratis

"Untuk uji coba saja, tanpa tarif. Hanya membantu arus mudik".

Ilustrasi jalan tol. (Antara/ R Rekotomo)

VIVAnews - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Ahmad Gani Ghazali, Rabu 19 Juni 2013, menyatakan faktor cuaca buruk seperti hujan yang tidak menentu bisa menghambat pekerjaan konstruksi jalan di beberapa titik proyek pembangunan tol Ungaran-Bawen di Jawa Tengah.

Pernyataan ini senada dengan Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Murjanto, pada pekan lalu bahwa hujan bisa merusak kondisi jalan pantura.

"Di sana itu kondisinya lagi pengerjaan tanah, hujan bisa sangat mengganggu," ujar Gani kepada VIVAnews.

Menurut Gani, jika hujan terjadi saat pengerjaan tanah, pekerjaan harus berhenti secara total.

Gani mencemaskan, hujan terus berlanjut hingga bulan puasa pada Juli dan Agustus mendatang. Apabila itu terjadi, salah satu ruas tol Trans Jawa ini tidak akan siap dipakai untuk melancarkan arus mudik Lebaran sebagaimana yang ditargetkan sebelumnya. Para pemudik diperkirakan hanya bisa melewati satu lajur.

"Bisa dipakai hanya yang ke arah Solo, sedangkan arah sebaliknya tidak bisa," kata Gani.

Apabila hanya satu jalur yang dibuka untuk umum pada saat arus mudik Lebaran, BPJT tidak akan mengenakan tarif alias gratis bagi para pemudik.

BPJT belum bisa memungut tarif sebelum jalan tol ini melalui evaluasi tim gabungan bersama Bina Marga dan Kementerian Perhubungan.

"Itu untuk uji coba saja, tanpa tarif. Nanti setelah Lebaran, jalan tolnya akan kami tutup lagi untuk diselesaikan. Ini hanya untuk membantu arus mudik," kata Gani.

Untuk perkembangan proyek tol Ungaran-Bawen, Gani melanjutkan, hingga saat ini pengerjaan seksi II sudah mencapai 89,46 persen. Tol sepanjang 11,9 kilometer itu merupakan bagian dari tol Semarang-Solo seksi II.

Sementara itu, tol Semarang-Solo, adalah bagian dari proyek jalan tol Trans Jawa dengan panjang 72,64 kilometer dan menelan investasi sebesar Rp6,21 triliun. (art) 

sumber :

Selasa, 18 Juni 2013

Tol Ungaran - Bawen Akan Dibuka Satu Lajur

Sejumlah pekerja menggunakan alat berat pada pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo
Seksi Ungaran-Bawen, di Kab. Semarang, Jateng, (29/10). ANTARA/R. Rekotomo

TEMPO.CO, Jakarta- Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Achmad Gani Ghazali mengatakan ruas tol Ungaran-Bawen akan dibuka untuk uji coba sebelum Lebaran. “Saat ini pekerjaan tanah sangat rentan terhadap air sehingga jika hujan harus berhenti, jadi sebelum Lebaran tidak mungkin selesai,” katanya di kantornya, Selasa, 18 Juni 2013.

Gani menambahkan uji coba ini dilakukan untuk membantu mengurangi kepadatan arus mudik “Akan dibuka satu lajur kearah Solo, mungkin akan ada dua jalur, mungkin hanya satu tergantung nanti selesainya bagaimana tapi yang pasti kita akan buka satu lajur,” ujarnya menambahkan. Hanya satu lajur yang dibuka disebabkan lajur arah Semarang belum selesai.

Menurut Gani, karena belum dilakukan uji kelaikan, ruas tol Ungaran-Bawen ini akan ditutup lagi setelah arus mudik dan arus balik selesai untuk dilakukan perbaikan. “Untuk operasionalnya masih lama karena selain akan dilakukan perbaikan setelah uji kelaikan, juga akan ada penetapan tarif.”

Juru Bicara PT Jasa Marga (Persero) Tbk David Wijayatno mengatakan dalam uji coba, pengguna tol tidak ditarik biaya, “Uji kelaikan juga akan dilaksanakan bersamaan dengan uji coba,” David melanjutkan.
Ruas tol Ungaran-Bawen merupakan seksi II dari Tol Semarang-Solo dan tidak ada kendala berarti dalam konstruksi jalan tol sepanjang 11 kilometer tersebut.. Sebelumnya, seksi I jalan tol Semarang-Ungaran sudah selesai dikerjakan dan sudah dioperasikan pada tahun 2012.Tol Semarang-Solo merupakan salah satu bagian dari mega proyek Trans Jawa dengan investasi sebesar Rp.6,01 triliun .

sumber :

TOL SOKER : Warga Kadipiro Gigit Jari, Fly Over Tol Batal Dikerjakan

ilustrasi (photo: soklin)
SOLO – 14 Keluarga di wilayah RW 028 Ngipang, Kadipiro terpaksa dicoret dari daftar penerima kompensasi ganti rugi pelebaran jalan proyek fly over tol Solo-Kertosono (Soker). Hal ini lantaran proyek pelebaran jalan batal dikerjakan.

Demikian disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Solo-Kertosono Waligi ketika dijumpai wartawan seusai pertemuan pembahasan tol di Kelurahan Kadipiro, Selasa (18/6/2013).

Waligi mengatakan ada perubahan detail engineering design (DED) dalam pelaksanaan proyek lanjutan pembangunan jalan tol. Rencana semula, lanjut Waligi, ada 16 bidang tanah milik warga yang terkena proyek pembangunan fly over di Ngipang. Tanah tersebut digunakan sebagai pelebaran jalan fly over. Namun terjadi perubahan DED, fly over batal dibangun sehingga warga yang sebelumnya tercatat menerima ganti rugi batal menerimanya.

“Dari 16 bidang tanah itu, ada dua bidang tanah yang sudah telanjur diberikan ke warga. Tapi nanti akan dihibahkan ke Pemkot,” terangnya.

Waligi mengatakan perubahan DED terjadi lantaran dana yang digunakan untuk proses pembangunan fly over, termasuk pembebasan tanah sangat tinggi. Pemerintah kemudian mengalihkan rencana pembangunan fly over menjadi proyek underpass yang kini sudah dibangun di kawasan Ngipang. Underpass tersebut sebagai jalur penghubung Ngemplak, Boyolali-Ngipang, Kadipiro.

“Underpass ini tidak sampai memakan lahan warga. Jadi anggaran lebih ringan,” tuturnya.

Waligi mengklaim saat ini proses pembebasan tanah dan bangunan yang terkena proyek tol berjalan mulus. Tinggal satu warga yang belum menyepakati nilai ganti rugi yang ditetapkan.
Disebutkannya, proses ganti rugi tol telah dibayarkan dua kali. Kini masih menunggu proses pencairan ganti rugi tahap III. Besaran ganti rugi terbagi dalam tiga kelompok, yakni kelompok I Rp850.000 per meter persegi, kelompok II senilai Rp930.000 per meter persegi dan kelompok III senilai Rp800.000 per meter persegi.

“Tinggal satu yang belum setuju, lainnya sudah oke tinggal tunggu pencairan,” katanya.

Perwakilan warga yang bakal terkena pelebaran jalan RT 008/ RW 028 Ngipang, Kadipiro, Qorub mengaku lega dengan dibatalkannya pembebasan tanah pelebaran jalan untuk proyek fly over tol Soker.

Dia menegaskan tetap meminta ganti rugi tanah dan bangunan Rp2 juta per meter persegi jika Pemerintah ngotot melaksanakan pelebaran jalan. Nilai tersebut di atas nilai tawaran yang selama ini diajukan tim, yakni Rp850.000 per meter persegi. Menurutnya, angka yang diajukan mempertimbangkan kondisi tanah berada tepat dipinggir jalan.

“Kami bersyukur akhirnya batal juga. Kalau memang mau dilebarkan ya penuhi tuntutan kami, Rp2 juta per meter,” pintanya.
 
sumber :

JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang : Sisa Ruas Tinggal Sepanjang 12 M


dahlan iskan
JAKARTA – Jika tidak ada bencana alam, pembangunan jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang segera rampung. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menargetkan, jalan layang sepanjang 3,44 kilometer itu akan siap dalam 28 hari ke depan.

”Kemacetan di kawasan ini diharapkan juga bisa terurai dengan dioperasikannya jalan ini. Ditargetkan dalam 28 hari selesai, jika tidak ada gangguan alam semisal hujan deras, dan gangguan besar lainnya,” ujar Dahlan Iskan saat meninjau langsung JLNT di perlintasan Karet, Jakarta Pusat, Senin (17/6).

Menurut Dahlan, pekerjaan pembangunan jalan itu menyisakan ruas sepanjang 12 meter saja. Sehingga, sangat sayang kalau tidak dilanjutkan hingga selesai, tekait masalah penghentian biaya pembangunan dari pemerintah provinsi DKI Jakarta.”Penghentian pembiayaan dari Pemprov DKI tidak masalah. Kita gunakan dulu uang milik perusahaan, yang penting pembangunannya selesai,” kata Dahlan.

Apalagi, lanjut dia, penghentian pembangunan JLNT sangat membahayakan. Jika terjadi getaran, seperti gempa bumi akan memengaruhi konstruksi. Bangunan proyek bisa bergeser, bahkan kemungkinan bisa roboh. Penyambungan harus dilakukan pada kedua sisi secara bersamaan. Tidak bisa satu per satu. ’’Untuk itulah tidak ada alasan lagi untuk tidak melanjutkan dan menyelesaikan proyek ini,” tegasnya.

Direktur Utama Istana Karya Kasman Muhammad, ditemui di tempat yang sama, menyatakan optimis bisa menyelesaikan penyambungan jembatan dalam 28 hari. ”Kami sudah perhitungkan, dan optimis bisa selesai dalam 28 hari,” tuturnya.

Senada dengan Dahlan, Kasman juga tidak mau memusingkan belum turunnya pembayaran dari Pemprov DKI Jakarta. Pihaknya, berusaha sebisa mungkin untuk menggunakan anggaran yang ada terlebih dahulu. ’’Masalah anggaran kami sudah atasi,’’ ucapnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudi Siahaan, menyatakan dukungannya pada keseriusan Menteri BUMN Dahlan Iskan menyelesaikan pembangunan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang. Ia yakin, dengan dukungan menteri BUMN, kontraktor pelaksana proyek bisa secepatnya menyelesaikan pembangunan.

’’Saya dukung langkah pak menteri yang mau datang mengecek langsung pembangunan, dan berinisiatif menyelesaikan proyek ini,” ucapnya.

Rudi mengaku memiliki pemikiran sama, bahwa JLNT segera rampung dan bisa dimanfaatkan masyarakat. ’’Intinya kami berharap masyarakat bisa segera menggunakan jalan layang ini,” tuturnya.

Sebelumnya, ada kabar proses pengerjaan proyek senilai hampir Rp 1 triliun tersebut tersendat selepas terjadinya peralihan kepemimpinan di lingkungan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Padahal, pengerjaan proyek tersebut seharusnya selesai pada akhir tahun lalu sesuai buku anggaran pemprov. (wok/rw)
 
sumber :

Dahlan Prihatin Istaka Karya


ilustrasi
JAKARTA – Menteri BUMN Dahlan Iskan yakin Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang selesai dikerjakan sebelum akhir Juni 2013. Sebab, proyek tersebut tinggal penyelesaian akhir karena penyambungan jalan layang yang persis berada di atas ruas Jl Jendral Sudirman sudah selesai dilakukan.

Dahlan bercerita, proyek yang dikerjakan oleh PT Istaka Karya itu dicoret anggarannya oleh Pemda DKI Jakarta, bulan lalu. Proyek pun sempat diminta dihentikan. Padahal pekerjaan tinggal sedikit lagi, yaitu penyambungan di atas Jl Sudirman.

Jika penyambungan selesai, jalan bisa digunakan oleh masyarakat yang setiap hari terlibat kemacetan luar biasa di sekitar Kuningan itu. ”Karena itu saya sampaikan kepada Istaka Karya, jalankan saja. Selesaikan proyek itu,” kata Dahlan, beberapa waktu lalu.

Dia meminta Istaka Karya mencari sumber pendanaan melalui cara-cara korporasi, tidak perlu menunggu dari Pemda DKI Jakarta. Kalau menunggu, jalan tidak akan selesai-selesai. ”Pokoknya, cari uang dengan cara yang saya tahu sangat sulit. Tetap laksanakan proyek itu,” perintah Dahlan.

Istaka Karya pun tetap mengerjakan proyek tersebut, dan kini penyambungan sudah selesai, dan tinggal finishing saja. ”Proyek penting seperti ini, yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak tidak boleh gagal. Meski ada hambatan, cari jalan keluarnya. Jangan sampai terbengkalai,” ujar Dahlan.

Dahlan sebenarnya prihatin dengan kondisi yang dialami Istaka Karya. BUMN di bidang karya ini, menurutnya, baru lolos dari kepailitan. Perseroan dapat lolos dari pailit dengan cara yang menyakitkan. ”Tapi baru akan berjalan, kena masalah lagi yaitu jalan layang nontol itu. Meski begitu, saya bangga Istaka Karya dapat menyelesaikannya,” ujar Dahlan.

Direktur Utama Istaka Karya, Kasman Muhammad mengatakan konstruksi fisik proyek senilai Rp 840 miliar tersebut sudah selesai. Namun demikian tidak tidak bisa memastikan kapan jalan itu dapat dioperasikan. ”Konstruksi fisiknya selesai, tetapi administratif mungkin lama. Karena menunggu keluarnya hasil audit BPKP dan Surat Keputusan (SK) multiyears dari Gubernur DKI terkait pembayaran proyek,” katanya.

Kasman mengatakan, hingga pertengahan Juni ini utang Pemprov DKI Jakarta pada perusahaannya sudah di atas Rp 30 miliar. Pembayaran yang belum ada kejelasannya ini memengaruhi beban perusahaan. ”Meski begitu, kami tetap berusaha menyelesaikan pekerjaan ini semaksimal mungkin. Mestinya di satu sisi audit berjalan, di sisi lainnya Pemprov tetap membayar pekerjaan yang telah kami lakukan,” kata Kasman. (dri)

sumber :
indopos 

Jumat, 14 Juni 2013

Tol Ungaran-Bawen Harus Diuji Coba Sebelum Lebaran


Ilustrasi (Foto ANTARA/Irsan Mulyadi)
Semarang, Antara Jateng - Pelaksana Tugas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah Rukma Setyabudi meminta agar dilakukan serangkaian uji coba terhadap jalan tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen sebelum mulai digunakan oleh masyarakat pada arus mudik Lebaran tahun 2013.

"Keselamatan pengguna jalan itu mutlak sehingga semua persiapannya harus benar-benar matang dan harus diuji coba lebih dulu," katanya di Semarang, Jumat.

Menurut dia, serangkaian uji coba harus dilakukan sebelumnya, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan serta dapat menimbulkan jatuh korban.

Ia juga meminta kepada pihak terkait untuk memasang rambu-rambu lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan menyiapkan akses keluar dari jalan tol.

"Paling tidak ada 'traffic light' dan melebarkan jalan penerima karena kalau tidak justru akan menimbulkan kemacetan di lokasi lain," ujarnya.

Rukma mengapresiasi dibangunnya jalan tol Semarang-Solo meskipun yang difungsikannya baru sebagian.

"Jalan tol Semarang-Solo mempunyai 'multiply effect' bagi perekonomian di Jawa Tengah dan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas," katanya.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Sasmito optimistis jika proyek jalan tol Ungaran-Bawen dapat difungsikan oleh masyarakat sebelum Lebaran, meskipun belum 100 persen.

"Kemungkinan baru akan difungsikan satu arah dua lajur dari arah Ungaran karena saya yakin proyek jalan tol itu belum bisa jadi saat Lebaran," ujarnya.

Menurut dia, proyek jalan tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen merupakan "prestige" bagi masing-masing kontraktor pelaksana sehingga yang bersangkutan akan berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaiannya.

"Jika tidak selesai sesuai target maka namanya akan dipertaruhkan," katanya.
 
sumber :

25 Juli, Tol Ungaran- Bawen Dibuka

ilustrasi (foto:soklin)
SEMARANG–Pengelola jalan tol Semarang- Solo PT Trans Marga Jateng (TMJ) berencana membuka ruas tol seksi Ungaran- Bawen pada 25 Juli mendatang, sehingga bisa digunakan saat arus mudik dan balik lebaran.

Guna merealisasikan hal tersebut, saat ini dilakukan percepatan pengerjaan dengan penambahan alat berat. “Mulai 25 Juli, bisa diupayakan jalan ini dilewati,” ungkap pimpinan proyek tol Semarang-Solo Indriyono dalam tasyakuran selesainya pembangunan jembatan tol Lemahireng sepanjang 879 meter, kemarin.

Menurut dia, cuaca menjadi kendala dalam pembangunan jalan tol ini adalah cuaca. Hujan yang turun belakangan ini membuat pengerjaan tersendat. Sejauh ini, pengerjaan fisik tol Ungaran-Bawen sudah mencapai 89%. Alat-alat berat seperti pemecah batu, dump truck, dan ekskavator sudah ditambah agar lebih cepat selesai.

Gubernur Jateng Bibit Waluyo di sela-sela meninjau tol mengatakan, dari sisi waktu sebenarnya tidak ada masalah. Justru yang menjadi persoalan adalah cuaca karena hujan bisa turun sewaktu-waktu. “Ada sebidang tanah yang harus disingkirkan 1,5 kilometer, dengan ketebalan 50 meter, 30 meter, dan 15 meter, ini yang harus kerja keras,” kata Bibit.

Dengan dioperasikannya jalan tol Semarang-Bawen, diharapkan kemacetan yang biasa terjadi dari Srondol, Semarang hingga Bawen ini bisa terurai. Mantan Pangkostrad tersebut juga memperkirakan, akhir Juli separo dari pelebaran jalan bisa selesai, namun tidak bisa untuk dua lajur. “Sepenggal itu, kanan-kanan, dua lajur belum bisa,” jelasnya.

Pantauan KORAN SINDO di lapangan, lahan yang sebelumnya sempat menjadi sengketa di Lemahireng sama sekali belum dibeton. Kondisinya masih berupa tanah yang tidak rata, tapi sudah dikeruk untuk diratakan. Adapun di titik yang lain, rata-rata sudah dibeton. Di lokasi tersebut, terdapat sekitar lima backhoe pemecah batu yang beroperasi.

Adapun dump truck, lebih banyak yang diparkir akibat tanah di sepanjang lokasi yang berair, sehinga tidak bisa dilalui. Mulai dari Ungaran hingga PT Jati Kencana Beton (JKB), Klepu, sudah dua lajur. Setelah itu, ada yang satu lajur, dua lajur, bahkan ada yang masih bekas tanah yang sudah dikepras, tapi belum rata.

Sementara itu, konsultan jembatan Lemahireng, Edi Tri Handoko, dari PT Tata Guna Patria mengatakan, jembatan Lemahireng ini bisa bertahan dengan masa kerja 100 tahun. Pilar tertinggi jembatan tersebut 54 meter dan terendah 17 meter.

Terkait adanya lapisan tanah liat aluvial (clay soil valley) yang ada di kawasan Lemahireng, Edi menerangkan bahwa telah dilakukan pengecoran tanpa mengganggu lapisan tanah tersebut. “Jadi setelah dibor, langsung dicor. Jangan sampai kena air, kalau kena air tanah itu jadi ‘bubur’,” katanya.

Pimpinan proyek PT Adhi Karya Mahrus mengatakan, sejak awal yang dianggap krusial adalah jembatan Lemahireng. Namun pada akhirnya, jembatan ini bisa diselesaikan dan yang jadi persoalan sekarang adalah tanah. arif purniawan 
 
sumber :

Intensitas Hujan Tinggi Jadi Penyebab Terhambatnya Pembangunan Tol Ungaran-Bawen

ilustrasi
Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) masih melanjutkan pembangunan jalan Tol Ungaran-Bawen. Pemprov menargetkan jalan tersebut sudah bisa dilewati pada masa mudik dan balik Lebaran tahun ini karena saat ini proses pembangunan tol sudah mencapai 90 persen.

Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, Bambang Nugroho menyatakan masih ada sejumlah pekerjaan yang belum selesai dalam proses pembangunan jalan tol tersebut, di antaranya adalah pengeprasan bukit Nderekan.

Selain itu hal lain yang menyebabkan Penyelesaian pembangunan jalan tol adalah tingkat curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini di wilayah Semarang dan sekitarnya.

Dia beranggapan hal tersebut cukup menyulitkan para pekerja dalam mengoperasikan alat-alat berat. Namun, pihaknya yakin pekerjaan tetap akan dapat terselesaikan dalam sebulan mendatang, meskipun hanya satu jalur saja yang sudah bisa dioperasikan.

Diketahui, Pemerintah Jateng mengejar pembangunan Jalan Tol Ungaran-Bawen, sepanjang 11,9 km yang ditargetkan dapat beroperasi menjelang angkutan Lebaran pada awal Agustus mendatang dengan harapan dapat menunjang lalu lintas pemudik yang diperkirakan akan meningkat pada tahun ini.

(Gegap Imam Pribadi/MKS)
 
sumber :

Senin, 10 Juni 2013

Semen Indonesia- PT Pos-PTPN X Bersinergi

PT Semen Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menjalin sinergi dengan PT Pos Indonesia dan PT Perkebunan Nusantara X dalam pemanfaatan sumber daya yang dimiliki masing-masing badan usaha milik negara tersebut.

Penandatanganan nota kesepahaman yang disaksikan Menteri BUMN Dahlan Iskan tersebut dilaksanakan usai kegiatan senam bersama di depan Wisma A Yani, PT Semen Indonesia, di Gresik, Jawa Timur, Ahad (9/6).

Selain senam bersama, juga digelar 'BUMN Innovation Expo 2013' yang diikuti 10 BUMN, yakni Semen Indonesia, Pos Indonesia, PGN, Petrokimia Gresik, PLN, PTPN XI dan XII, PAL, Telkom, dan Perhutani.

Hadir dalam kesempatan itu, Direktur Utama PT Semen Indonesia Dwi Soetjipto selaku tuan rumah, Dirut PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana dan Dirut PTPN X Subiyono, serta direksi dari sejumlah BUMN yang mengikuti pameran.

Sinergi PT Semen Indonesia dengan PTPN X dalam hal pemanfaatan lahan seluas 199 hektare di Kabupaten Bangkalan. Lahan nonproduktif milik BUMN semen tersebut akan digunakan PTPN X untuk pengembangan investasi, khususnya budidaya tanaman tebu.

"Tambahan lahan di Pulau Madura sangat penting untuk menopang terwujudnya ketahanan pangan, terutama produksi gula nasional. Sejak dua tahun terakhir, PTPN X telah mengembangkan lahan budidaya tebu di Madura," kata Dirut PTPN X Subiyono.

Sedangkan kerja sama Semen Indonesia dengan PT Pos Indonesia adalah dalam hal layanan pengiriman surat atau dokumen dan barang.

Menurut Dwi Soetjipto, seluruh kepentingan jasa pengiriman surat dan dokumen di lingkungan grup PT Semen Indonesia nantinya akan ditangani oleh PT Pos Indonesia, selain juga bersinergi dalam hal pemasaran melalui jaringan distribusi yang dimiliki BUMN jasa logistik tersebut.

"Biaya pengiriman logistik Semen Indonesia setiap tahun mencapai sekitar Rp1,5 triliun dan sebagian besar ditangani anak usaha sendiri. Nantinya, selain pengiriman surat atau dokumen, pengiriman barang (semen) ke sejumlah daerah bisa ditangani PT Pos," ujarnya.

Dwi Soetjipto berharap kerja sama atau sinergi ini mampu menghasikan nilai tambah yang lebih maksimal bagi bisnis BUMN dan juga perekonomian masyarakat. Ujung-ujungnya adalah penciptaan lapangan kerja baru dan pengentasan kemiskinan," katanya menambahkan.

Dirut PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana menambahkan pihaknya memiliki anak usaha baru dalam layanan pengiriman barang yakni PT Pos Logistik yang beroperasi sejak 2012.

"Kami memiliki sarana operasional dan distribusi logistik hingga ke seluruh daerah di Indonesia. Nantinya, kami juga siap menangani pengiriman semen kalau memang dipercaya," ujarnya. 
 
sumber :

Jumat, 07 Juni 2013

Jelang Lebaran, PU Perbaiki Arus Lalin untuk Mudik

ilustrasi : perbaikan tol kanci-pejagan (foto:soklin)
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berencana memperbaiki sejumlah ruas jalan yang akan dilalui arus mudik menjelang Lebaran 2013. Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak, mengatakan, perbaikan jalan terutama dilakukan di jalur Jawa dan Sumatera hingga H-10 Lebaran.

“Saya kemarin dengan Wamenhub Bambang Susantono sudah mulai dari Jakarta menuju Semarang. Kita lihat misalnya di Jawa Barat ada 7 jembatan harus diganti. Sebelum Lebaran sudah harus selesai," tutur kata Hermanto di Jakarta, Kamis (6/6).

Menurut Hermanto terdapat titik kemacetan di jalur Pantai Utura (Pantura) terutama ditemui di exit Tol Kanci – Pejagan yang harus diurai dengan manajemen lalu lintas tertentu. Pasalnya, adanya perlintasan kereta api Tanjung, Brebes, Jateng, menyebabkan laju kendaraan terhambat. Pemudik yang hendak menuju Jawa Tengah saat keluar dari exit tol Kanci-Pejagan kata dia, akan diarahkan ke jalur alternatif lewat Kota Slawi.

“Mungkin akan kami cocokkan supaya enggak konflik karena ada juga rel ganda di situ. Dari belok kanan masuk, jadi masuknya dari Slawi. Dari Slawi mungkin akan mengurangi konflik dan bisa masuk,” lanjut Hermanto.

Hermanto menjelaskan titik kemacetan bisa jadi di wilayah Simpang Jomin, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat menuju jalur Pantura arah Jawa Tengah. Kemacetan terjadi karena tingginya arus kendaraan keluar masuk Tol Cikampek. Untuk mengurai kemacetan di jalur itu, lanjutnya, sedang dibangun tol Cikampek-Cirebon.

"Untuk mengurangi beban lalu lintas sementara menjelang arus mudik di sekitar Simpang Jomin ini, pengendara sepeda motor akan diarahkan melalui jalur alternatif hingga keluar Ciasem," ungkapnya.

Hermanto berharap jalan layang (fly over) Kali Banteng di jalur Pantura Kota Semarang juga sudah bisa digunakan sebelum Lebaran. Demikian pula jalan tol Semarang-Solo seksi II jalur Ungaran-Bawen sepanjang 11,9 kilometer.

“Intinya di Jawa saya rasa kemarin sudah tinggal sedikit (perbaikan jalur). Di Sumatera ada beberapa yang sedang penanganan sekarang ini tapi tetap minus 10 Lebaran," pungkas Hermanto. (flo/jpnn)
sumber :
jpnn